[Twoshots] My Lovely Young Sir

Title : My Lovely Young Sir

Author : shinbitokiicecream (shinbi)

Cast: Amber Liu (fx), Kim Jonghyun (SHINee)

Rating: PG-15

Length : Twoshots

Genre : Romance


Aku berdiri di depan sebuah pertokoan besar dimana para orang kaya membuang semua uangnya untuk memuaskan hati mereka. Aku melihat ke sekeliling tempat itu sambil mengawasi keadaan sekitar. Sesekali aku melihat ke dalam untuk melihat apa yang dilakukan tuanku saat ini. Sampai akhirnya, aku mendapati seseorang berusaha mengambil kartu kredit di saku belakang celana tuanku. Aku segera bergerak dan memegang tangan orang itu. Tidak segan-segan aku memelintir tangan orang itu dan menjegal kakinya. Setelah itu aku merebut kartu kredit di tangan pencuri itu dan mengembalikan kartu kredit tersebut ke tangan tuanku. Aku segera memencet tombol on pada komunikatorku dan berbicara dengan headset menempel di telingaku.

“Cepat kemari! Ada yang berusaha mencuri kartu kredit tuan muda. Urus dia!” kataku singkat kemudian memencet tombol off pada komunikatorku kembali. Tak lama kemudian datanglah beberapa orang berjas dan berbadan besar menghampiri kami dan mengambil alih pencuri itu dari tanganku.

“Good job, Amber. Ayo pergi!” kata tuan muda Jonghyun sambil berjalan kembali. Aku pun berjalan mengikuti tuan muda Jonghyun dan meninggalkan para bodyguard yang mengurusi pencuri itu.

Namaku Amber Liu, aku adalah kepala pengawal keluarga Kim. Lebih tepatnya untuk tuan muda Jonghyun. Karena masing-masing keluarga Kim memiliki pengawal pribadi sendiri. Ayahku adalah pengawal pribadi tuan besar Kim yang sudah dipercaya selama bertahun-tahun. Awalnya memang meragukan seorang perempuan sepertiku bisa menjadi pengawal pribadi seorang laki-laki. Tapi karena kemampuan bela diriku yang tidak kalah dari seorang laki-laki, aku bisa mengikuti ayahku untuk bekerja pada keluarga Kim. Keluarga Kim juga sangat baik pada keluargaku. Karena itulah walaupun kami sebatas antara pengawal dan majikan, kami sudah seperti keluarga. Aku mengenal tuan muda Jonghyun mulai dari kami berdua sama-sama masih kecil. Saat itu aku tidak punya siapa-siapa lagi selain ayah. Sampai akhirnya aku dan ayahku tinggal bersama keluarga Kim. Tuan muda Jonghyun sering mengajakku bermain dan sangat bisa menjagaku meskipun kami berdua sama-sama masih kecil. Karena itulah, ini saatnya membalas semua kebaikan tuan muda Jonghyun padaku dan gantian aku yang menjaganya sekarang. Dan sepertinya aku juga harus menjaga hatiku sendiri yang perlahan-lahan mulai menyukai sosok tuan muda Jonghyun.

“Bagaimana? Menurutmu ini cocok untukku?” tanya tuan muda Jonghyun sambil memamerkan blazer yang baru dipilihnya padaku.

“Apapun bagus untukmu, Jonghyun-ssi.” Jawabku.

“Aish kau ini kenapa? Aku kan sudah bilang berkali-kali padamu jangan panggil aku dengan embel-embel ssi. Kita sudah saling mengenal cukup lama.” Aku hanya bisa menahan tawa mendengar keluhannya yang seperti ini untuk ke 1000 kalinya.

“Nanti kalau ketahuan tuan besar dan ayahku…” Belum sempat menyelesaikan alasanku, tuan muda Jonghyun segera memutus perkataanku.

“Bisa-bisa kau dipecat? Iya? Kalau kau masih menggunakan embel-embel ssi di belakang namaku, aku yang akan memecatmu.”  Kali ini ancaman tuan muda Jonghyun lebih kejam dari biasanya. Biasanya ia hanya akan melontarkan ancaman kecil seperti tidak memperbolehkanku untuk makan atau harus menjaganya semalaman tanpa tidur. Tapi kali ini…

“Kalau dipecat ya jangan…”

“Makanya… Cepat bayarkan ini!” Jonghyun cemberut sambil menyodorkan blazer yang baru dipilihnya bersama kartu kreditnya.

“Ne..” aku menahan tawa melihat wajahnya seperti itu dan segera membayarkan belanjaannya ke kasir.

Tiba-tiba ponselku bergetar. Ayahku yang menelepon. Aku segera mengangkat telepon dari ayahku.

“yoboseyo?”

“Neo eodiya?”

“Aku sedang menemani tuan muda berbelanja. Appa dimana?”

“Aku dan tuan besar sedang dalam perjalanan pulang ke Seoul. Kami baru keluar dari bandara. Ajak tuan muda cepat pulang ya? Tuan besar ingin berbicara sesuatu padanya.”

“Ne appa. Hati-hati ya…”

“Ne….”

Aku segera kembali pada tuan muda Jonghyun dengan belanjaannya yang sudah kubayarkan ke kasir.

“Kita harus segera pulang. Kata ayahku tuan besar akan sampai di rumah sebentar lagi. Katanya beliau ingin membicarakan sesuatu denganmu.”

“Tumben. Ya sudahlah.” Tiba-tiba Jonghyun menarik tanganku.

“Eh eh tu.. em… Jonghyun, jangan tarik-tarik seperti ini.” Kataku sambil menepuk2 bahu Jonghyun.

“Sudahlah, kau bilang kita harus bergegas.” Jawab Jonghyun acuh sambil terus menyeretku.

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

Sesampainya di rumah kediaman keluarga Kim, kami semua berkumpul di ruang tengah termasuk aku yang berdiri di samping Jonghyun dan ayahku yang berdiri di samping tuan besar.

“Jadi, ada apa ayah?” Jonghyun memulai pembicaraan.

“Jonghyun anakku, kau sudah besar. Apa kau tidak kesepian?”

“Tidak, kan ada Amber yang selalu bersamaku.” Jawab Jonghyun singkat. Tuan Kim segera melemparkan pandangannya padaku. Aku hanya bisa menunduk.

“Maksud ayahmu, selama ini kau tidak pernah mengenalkan seorang yeoja pada kami. Selain Amber tentunya.” Sambung nyonya Kim.

“Memangnya kenapa? Ada masalah?” tanya Jonghyun dengan santai.

“Kalau kau tidak cepat mencari pendamping hidupmu, kami yang akan menentukannya untukmu.” Kata tuan Kim.

“Mwoo? Ayolah ayah… Aku kan masih muda. Itu urusan nanti.”

“Baiklah kalau kau menganggapnya itu urusan nanti, berarti kami yang akan mencarikannya untukmu.”

“Mwoo?? Kenapa kalian begitu ngotot mencarikanku seorang pendamping? Aku baik-baik saja seperti ini. Kalau sudah saatnya, pasti aku akan mencari!” nada bicara Jonghyun mulai meninggi.

“Kami juga harus tahu latar belakang yeoja yang kau pilih nantinya. Kau adalah penerus satu-satunya kekayaan keluarga Kim, Jonghyun.” Sahut nyonya Kim.

“Sebenarnya ayah sudah punya calon yang pantas untukmu. Sebentar lagi kau akan ku pertemukan dengan anak teman ayah. Kau tidak boleh menolak.” Sambung tuan Kim.

“Tapi… aisshh!!” Jonghyun yang terlihat sangat frustasi beranjak dari tempat duduknya dan masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu.

“Saya permisi.” Aku membungkuk pada semuanya kemudian meninggalkan ruangan tersebut dan menghampiri Jonghyun.

Kuketuk pintu kamar Jonghyun,”Tuan muda, ini aku. Tolong bukakan pintunya.” Tidak ada jawaban.

“Jonghyun-ssi, tolong bukakan pintunya.” Tetap tidak ada jawaban. Aish aku benar-benar khawatir kalau ia sampai melakukan hal macam-macam di dalam.

Aku mengetuk lagi dan lebih melirihkan suaraku,”Jonghyun, cepat buka pintunya. Jonghyun, aku kan sudah tidak memanggilmu dengan embel-embel tuan muda atau ssi lagi. Aku mohon, bukakan pintunya. Jangan berulah macam-macam di dalam.”

Tidak berapa lama kemudian, terdengar suara kunci dibuka. Jonghyun membukakan pintu kamarnya dan membiarkanku masuk. Ia kembali duduk di tempat tidurnya sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Aku menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

“Kau menangis? Masa’ laki-laki menangis?”

“Siapa yang menangis?!” bentaknya dengan wajah sangat marah.

Aku terkejut ia membentakku,”Mian…” kataku dengan suara melirih.

“Aish..mian aku tidak bermaksud membentakmu seperti itu.” Suara Jonghyun melunak ia mengacak2 rambutnya.

“Amber… otteo….”

“Memangnya kenapa kau menolak keinginan orang tuamu? Tidak ada salahnya kan? Apalagi kalau ternyata yeoja yang akan dikenalkan padamu itu sangat cantik dan dari kalangan keluarga berada.” Haish kenapa aku harus mengucapkan kata-kata seperti ini. Harusnya aku malah senang Jonghyun menolak keinginan orang tuanya itu. Amber babo.

“Aish Amber… Aku tidak mau. Itu kan tradisi jaman bahulak anak dijodohkan orang tua seperti itu. Aku ingin mencari yeoja yang benar-benar aku cintai. Dan…”

“Ya kan tidak ada salahnya kalau hanya bertemu saja. Nanti kalau kau sudah menemukan yeoja yang benar-benar kau cintai, kau bisa menolak perjodohan itu dengan alasan kau sudah ada yeoja yang pas.”

Jonghyun tiba-tiba memetikkan jarinya dengan mata berbinar-binar. “Arrasseo!!!” pekiknya. Tiba-tiba ia mendekatkan wajahnya ke wajahku. “Ngomong-ngomong kalau diperhatikan kau itu sebenarnya cantik lo.”

“M-m-mwoo? Maksudmu apa berkata seperti itu?” kuakui wajahku memanas setelah Jonghyun mengatakan hal itu.

“Bagaimana kalau kau yang menjadi yeojaku sementara?” tawarnya sambil menaikkan kedua alisnya.

Kata-kata Jonghyun barusan membuatku ternganga sekaligus hampir membuat kedua bola mataku meloncat keluar.

“Kau gila? Semua orang tahu kalau aku hanyalah pengawal pribadimu. Bagaimana kau bisa berbohong di depan calonmu dengan cara seperti ini?”

“Kau tidak perlu menampakkan diri saat pertemuan itu. Nanti kau baru keluar saat aku akan memperkenalkanmu pada yeoja yang akan dikenalkan padaku.”

“Jonghyun, jebal. Kalau aku tidak terlihat bersamamu sedetik saja, aku bisa dipecat oleh tuan besar.”

“Itu bisa diatur. Sudahlah…”

“Geundae, Jonghyun…”

“Gomawo Amber…” kata Jonghyun sambil memelukku tiba-tiba. Aish…anak ini….

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

Keesokan harinya….

“Amber…” seseorang menggedor pintu kamarku dengan heboh. Aku segera membukakan pintu kamarku. Dan ternyata siapa lagi kalau bukan Jonghyun yang berdiri dibalik pintu kamarku.

“Ada apa? Kau mau ditemani…” sebelum menyelesaikan kata-kataku, Jonghyun langsung menarikku dengan semena-mena.

“Hei, mau kemana?” Jonghyun tidak menggubris pertanyaanku dan tetap menyeretku sampai masuk ke mobil.

“Jalan, Pak.” Kata Jonghyun pada pak sopir setelah kami berdua memasuki mobil.

“Jonghyun, sebenarnya kita mau kemana? Aku belum memasang komunikatorku.”

“Sudahlah, nanti kau akan tahu sendiri.” Jawabnya singkat lalu kembali hening.

Beberapa saat kemudian, kami sampai di sebuah tempat dimana orang-orang merawat kecantikannya, dimana lagi kalau bukan di salon.

“Mwoo? Kau mau ke salon kenapa tidak bilang dari tadi? Aku kan…” lagi-lagi sebelum sempat menyelesaikan kata-kataku, Jonghyun menarikku masuk ke dalam salon. Setelah itu ia mendudukkanku di salah satu kursi salon dengan paksa.

“Make over, please.” Kata Jonghyun singkat pada pegawai salon.

“Mwoo? Maksudmu apa?”

“Ku tunggu kau di lobi.” Kata Jonghyun singkat lalu meninggalkanku bersama pegawai salon. Untung saja pegawai salonnya tidak banci. Kalau banci, sudah ku sikat dengan bela diriku. *kalimat tidak penting, abaikan reader =D*

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

Beberapa saat kemudian aku terbangun dan baru sadar kalau aku masih berada di salon itu. Dan setelah membuka mata dengan lebar, hampir saja bola mataku loncat untuk yang kedua kalinya karena semburat warna-warni make up mencoreng wajahku dan ikat rambutku yang menghilang membuat rambutku tergerai dengan bebas.

“Mwoo? Apa yang kau lakukan padaku? Kau tidak tahu kalau aku pimpinan pengawal pribadi tuan muda itu?! Kalau tuan besar mengetahuiku dalam keadaan seperti ini…” sebelum menyelesaikan amarahku pada si pegawai salon tiba-tiba Jonghyun memotong pembicaraanku.

“Tidak akan ada yang marah dengan penampilanmu yang seperti itu.”

Aku membalikkan badanku dan menatap Jonghyun.

“Geundae, Jonghyun-ssi….”

Mata Jonghyun terbelalak melihatku. Sudah kuduga ia akan shock melihat pengawal pribadinya seperti ini. Ia perlahan mendekat ke arahku.

“Kenapa menatapku seperti itu? Kau tidak suka kan aku seperti ini? Makanya jangan macam-macam pakai mengajakku ke salon segala.” Bisikku padanya.

Ia hanya diam lalu menawarkan salah satu tangannya padaku.

“Mwoo? Apa maksudmu?”

Tidak tahan melihatku yang terlalu lama membiarkan tangannya, Jonghyun mengenggam tanganku lebih lembut dari biasanya. Lalu ia mengajakku berjalan kembali ke mobilnya.

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

Beberapa menit kemudian, kami sampai di rumah.

“Gawat, sepertinya teman ayah sudah datang.” Gumam Jonghyun.

“Jadi hari ini tuan muda akan dikenalkan dengan calon tuan?” tanyaku dengan sopan mengingat di dalam mobil itu ada pak sopir.

Jonghyun mengangguk. Kemudian ia keluar dari mobil dan aku pun mengikutiku. Ia menghampiriku dan berbisik padaku,”Kau jangan menampakkan diri sampai aku yang menghampirimu ke kamarmu.”

“Tapi tuan besar dan ayahku akan bertanya-tanya kalau aku tidak ada di sampingmu.”

“Itu urusan gampang. Jebal, bantulah aku.” Jonghyun tiba-tiba menggenggam tanganku.

“Mwoo?? Apa2an kau. Orang2 bisa melihat kita.” Kataku sambil melepaskan genggamannya. Dan bisa kupastikan wajahku memerah saat ini.

“Baiklah, sampai bertemu lagi…” Jonghyun mendekatkan wajahnya ke telingaku, “cantik…” kemudian ia segera menjauhkan wajahnya dari telingaku dan berjalan masuk. Astaga… itu benar-benar membuat jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Haissshhh… Kim Jonghyun…. >.<

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

TBC dulu…

Jeongmal gomawo yang udah mau nyempetin baca+comment di sini… (^v^)

Segala bentuk comment,, author terima dengan senang hati…

*bow berkali2 ke semuanya*

*hug chingu semuanya pake namjanya chingu masing2*

Nantikan akhir dari cerita ini,, kekeke…..

21 responses to “[Twoshots] My Lovely Young Sir

Leave a comment