Unconditional Love (JongChan AGM Story)

 

Oneshot of Chaptered AGM

Author : Rimahyunki

Genre : Romance

Rating: G, PG 15

Length: Drabble ? Terlalu pendek untuk disebut Oneshot

Main Cast : Kim Jonghyun – Ahn Richan

 

Annyeonghasseo !

Aku datang kembali dengan oneshot AGM ^^

FF ini terselesaikan atas inspirasi yang terlintas begitu sajaa ! Judul dan isi dari cerita ini terinspirasi dari cerpen bahasa inggris yang aku dapet di sekolah , dan juga pemberitaan operasi kaki jonghyun beberapa hari yang lalu.

Haapy reading ~

15 Januari 2011

“Aaah” Aku meringis kesakitan setiap mencoba menggerakkan kaki-ku mengikuti alunan lagu lucifer. Sudah 4 bulan lebih ini aku tidak diperbolehkan menari karena cedera di engkel kaki kiri-ku yang masih belum sembuh. Hah ! Sebenarnya aku sangat tidak menyukai kondisi ini. Karena keadaan kaki-ku, aku jadi tidak bisa bebas mengikuti aktivitas bersama keempat member lain.

“kau tidak usah memaksakan diri..” seru Songdam noona yang daritadi melihatiku dari sofa tempatnya duduk.

“Lebih baik kau istirahat saja.. Dua hari lagi kau akan menjalani operasi engkel kan?” lanjutnya lagi, masih tak lepas dari buku tebal yang ia baca.

“Noona, aku sedikit takut”

Kuhempaskan tubuhku di sebelah yeoja berambut sebahu yang kupanggil noona itu. Ia tak menjawab pertanyaanku dan malah tersenyum melihat bukunya. Aish memang ada yang lucu dari perkataanku ?

“Kau ini sudah 20 tahun, bukan anak kecil berumur 12 tahun”

“Tapi ini adalah operasi engkel pertamaku noona. Bagaimana jika tidak berjalan lancar?” jawabku cemas. Ini memang pertama kalinya aku melakukan operasi yang cukup besar. Jadi wajar saja jika ada sedikit kekhawatiran yang menyelimutiku sekarang.

Songdam noona menutup bukunya lalu meletakkan di meja. Ia memandangku lalu tersenyum simpul.

“Kau tidak perlu cemas begitu dongsaeng-ku sayang. Kami akan selalu mendampingimu. Sudahlah~ kau harus bersiap-siap ! 2 hari lagi kau akan menjalani operasi”

Ia menepuk pundakku lalu beranjak dari sofa menuju ke dapur.

“Ah atau kau mau aku menelepon Richan?”

“Andwaee ! Lebih baik  besok saja saat aku sudah di rumah sakit” Songdam noona hanya mengangguk setuju tanpa bertanya lebih lanjut. Aku rasa ia tau jika aku tidak ingin membuat Richan cemas, atau mengganggu kegiatan kuliahnya.

Ia memang pernah bercerita jika selama beberapa hari ini, sebagian besar dosen sedang memberikan tugas dan beberapa quiz.

~~~

16 Januari 2010

16.00 KST

“Baiklah tuan Kim, lebih baik anda istirahat dulu sampai besok pagi pelaksanaan operasi” ujar seorang perawat berambut pendek yang mengantarku ke kamar inapku.

Besok pagi? Kenapa begitu cepat sekali?

Ah sudahlah. Lebih cepat lebih baik kan !

“Noona, kau sudah menelepon Richan? Kenapa ia tidak datang juga?” tanyaku cemas begitu Songdam noona dan eomma masuk ke kamarku.

“Sudah.. aku sudah berulang kali menelepon dan mengiriminya sms. Tapi handphone-nya tidak aktif”

Ah baiklah, Sepertinya aku hanya akan ditemani oleh keluargaku menjalani operasi engkel-ku ini. Tanpa member maupun Richan. Benar-benar sesuai rencana SME , tidak ada yang tau akan operasiku ini.

“Jjong, lebih baik kau istirahat sampai besok pagi. Aku dengar dari dokter, operasimu akan dimulai jam 8 pagi”

Aku hanya mengangguk menjawab perintah umma. Kututup tubuhku dengan selimut berwarna putih dan mulai memejamkan mata-ku. “Hoahm” sepertinya efek obat tidur itu sudah bekerja …

****

22.00 KST

Richan poV-

Aku berjalan terseok ke tempat tidur karena rasanya seluruh tubuhku akan remuk dan hancur berkeping-keping.  Astaga ! Kenapa aku jadi berlebihan seperti ini? Ini pasti efek dari kelelahanku yang menumpuk selama 2 hari ini.

“Richan.ah awas pintu !”

BUKK

“Geulrin.ah kenapa kau baru mengatakannya sekarang?”

Kupijat kening-ku yang berdenyut karena benturan dengan pintu tadi. Aish ! Sakit sekali ternyata !

Kuhempaskan tubuhku  ke kasur sesampainya aku di kamar yang amat kurindukan.

Sudah dua hari ini aku tidak tidur di kamar, karena selalu ketiduran di sofa saat sedang mengerjakan semua tugas sastra. Itu-pun hanya tertidur 1 jam , setelah itu aku harus pergi ke kampus untuk presentasi.

Sepertinya sekarang saatnya aku untuk tidur dan beristirahat karena hari-hari berat itu telah terlewat !

“Richan unnie handphone-mu tertinggal” Heerin menepuk pundakku yang sedang telungkup di kasur.

Ah benar juga! Pantas saja aku merasa ada sesuatu yang tertinggal.

Heerin meletakkan benda yang terbungkus silikon bewarna pink itu di meja kecil sebelah kasurku.

Ah aku baru ingat, jika sudah dua hari ini Jonghyun tidak menghubungiku sama sekali! Sebenarnya kemana dia? Jujur saja aku sudah tak pernah mengetahui kegiatan dan aktivitasnya dengan member Shinee lainnya.

Kucoba meraih handphone-ku di meja yang ternyata layarnya bewarna hitam. Aigoo aku lupa belum menyalakannya sejak kemarin !

KLIK

Mataku begitu berat ketika lampu di layar monitor-ku menyala. Rasa-rasanya aku … “hoahmm”

~~~

17 Januari 2011

07.00 KST

“Richan.ah richan.ah !” Minhyo menepuk pipi Richan yang tertidur sambil memegang handphone yang daritadi tidak berhenti berdering.

“Mmmm” perlahan Richan membuka matanya berat dan melihat Minhyo sedang berdiri lalu mengambil handphone Richan dari genggamannya.

“Handphone-mu terus berbunyi daritadi pagi”

Richan yang masih setengah sadar mengecheck panggilan masuk dan inbox pesannya. Wajahnya yang semula kusut dan acak-acakan langsung berubah membulat begitu membaca salah satu SMS dari kakak iparnya, Songdam.

07.07 KST

“Aigoo 53 menit lagi !”

Richan langsung bangkit dari tempat tidur dan membasuh mukanya di wastafel kamar. Tanpa babibu, yeoja bergolongan darah O Itu berlari keluar kamar dan membanting pintu.

“Richan.ah mau kemana kau?” tanya

Minyoung dari balik layar monitor laptop apple miliknya.

“Rumah sakit!”

“Tapi.. Tapi.. Richan.ah..”

perkataan Geulrin terputus begitu Richan sudah membanting pintu apartemen dan berlari keluar tanpa menyadari penampilannya.

~~~

@ Hospital

07.30 KST

“Hwaiting Kim Jonghyun !”

seru Songdam berusaha menyemangati adik laki-laki satu-satunya itu. Jonghyun hanya tersenyum mendengar setiap ucapan umma, appa dan noona-nya yang selalu memberi semangat untuknya. Begitu juga keempat member Shinee yang memberikan semangat melalui telepon semalam sebelumnya. Mereka berempat memang tidak bisa mendampingi Jonghyun karena disibukkan oleh jadwal dan aktivitas masing-masing.

Walaupun semua orang sudah memberikan semangat dan dukungan untuk namja berbibir sexy itu , tetap saja ada rasa cemas yang menghantuinya.

KLEK

Jonghyun dan ketiga orang yang  berada di kamar vip itu menoleh bersamaan ke arah pintu yang terbuka.

Jonghyun membelalakkan kedua matanya begitu melihat orang yang membuka pintu kamarnya adalah yeoja berambut panjang yang sangat ia nantikan.

“Richan.ah?”

“Baiklah.. sepertinya appa, umma dan noona-mu harus memberikan kesempatan untuk kalian berdua”

ketiga orang yang adalah keluarga kandung Jonghyun itupun keluar kamar untuk memberikan waktu pada Richan dan Jonghyun.

“Aigoo Kenapa kau baru datang sekarang? Kenapa handphone-mu tidak aktif? Kau sudah tidak peduli lagi padaku hah?…”

Jonghyun menghentikan ucapannya begitu Richan menutup mulut Jonghyun dengan jari telunjuknya.

“Jika aku tidak peduli lagi padamu, aku tidak akan pergi kesini dengan masih mengenakan baju piyama”

Jonghyun menatap Richan dari atas sampai bawah. Bukan hanya baju piyama bewarna pink yang ia pakai, sandal kelinci yang biasa ia pakai di dalam kamar juga masih menghiasi kedua kakinya. Jonghyun mengangguk mengerti begitu melihat yeoja yang berstatus sebagai istrinya itu berpenampilan seperti orang baru bangun tidur.

“Kenapa kantung matamu besar sekali? Kau kurang tidur?” Jonghyun menyentuh bagian bawah mata Richan yang membentuk kantung mata yang cukup besar.

Richan balik menggenggam tangan Jonghyun yang menyentuh wajahnya, “Tidak penting.. Sekarang aku yang bertanya padamu , kenapa kau tidak memberitahu ini padaku ?”

Jonghyun mengalihkan pandangannya berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan yeoja yang duduk di sebelahnya.

“Sebenarnya keputusan ini sedikit mendadak, dan aku tidak mau mengganggumu yang akhir-akhir ini sedang sibuk. Banyak hal yang lebih penting daripada hanya mengurusiku”

“Aigo tuan Kim. Apakah menurutmu kau tidak penting untukku?”

Richan menautkan kedua alisnya meminta penjelasan.

Suasana di dalam kamar bernomor 9A itu menjadi hening ketika keduanya sama-sama hanyut dalam diam. Kali ini bukan hanya Jonghyun yang cemas menghadapi operasi engkel-nya, Richan yang baru mengetahui  hal itu juga ikut khawatir menemani namja berambut coklat di sebelahnya.

“Richan.ah~ bagaimana jika seandainya operasinya gagal dan aku tidak bisa lagi menari.. Bagaimana jika aku ca..cat?”

Jonghyun menunduk lesu setiap memikirkan semua kemungkinan buruk yang terjadi. Salah satu hal yang ia takutkan adalah jika operasinya gagal dan malah membuatnya tidak bisa berjalan lagi. Semua bayangan aneh menghantui pikirannya, ketakutannya untuk kehilangan karirnya, kehilangan teman dan kehilangan semua orang yang dicintainya, termasuk Ahn Richan.

“Aku mencintaimu bukan karena kau sempurna.. Walaupun kau tidak bisa berjalan , buta atau cacat sekalipun . Kau tetap Kim Jonghyun ! Dan aku mencintai Kim Jonghyun-ku , tuan Kim yang mempunyai banyak kekurangan, tetapi sempurna di mataku”

tutur yeoja berpipi chubby itu, lalu menyunggingkan sebuah senyuman tulus.

“Kau tau? Hampir saja aku meleleh mendengar perkataanmu barusan”

Richan terkekeh pelan mendengarkan ucapan Jonghyun.

Keduanya saling melihat satu sama lain, sebelum sesuatu mendorong mereka untuk lebih dekat.

“Aku membutuhkan kekuatan lebih untuk menghadapi operasi”

Tanpa basa-basi, Jonghyun merengkuh wajah Richan mendekat. Namja berambut coklat itu mendaratkan sebuah ciuman di bibir tipis Richan. Yeoja yang mengenakan piyama polos pink itu membelalakkan matanya begitu menerima kejutan yang sudah lama tak ia rasakan. Mereka berdua berciuman untuk beberapa lama, sebuah ciuman yang lembut dan manis.

“Ehem! Maaf tuan Kim, anda harus dipindahkan ke ruang operasi sekarang”

Jonghyun dan Richan langsung melepaskan ciuman mereka mendengar suara perawat yang entah sejak kapan sudah berdiri di depan mereka berdua.

~~~

09.00 KST

“Richan.ah, sebaiknya kamu tunggu di ruang inap Jonghyun tadi”

“Songdam benar.. Umma liat kau begitu lelah sekali, lebih baik kau menunggu disana sekaligus istirahat”

Richan hanya mengangguk mengerti menerima nasihat dari kakak ipar dan ibu mertuanya itu. Karena sejak Jonghyun masuk ke ruang operasi, Richan hanya duduk dan selalu menyangga kepalanya.

Setelah berpamitan dengan siaboeji, sieomoni dan juga onnie-nya, Richan beranjak dari kursinya menuju kamar inap 9A tadi.

Ia mengintip ruang operasi sebentar sebelum kembali ke kamar inap Jonghyun.

‘I’ll always love you, eventhough you are the most unperfect one in the world’

BUKK

Richan duduk di sofa sebelah tempat tidur sambil terus berdoa untuk kelancaran operasi Jonghyun.

Sementara itu Jonghyun sedang tidak sadar karena pengaruh bius yang diberikan dokter.

“Kau itu sudah tidak berguna lagi Kim Jonghyun ! Sebaiknya kau tidak usah menganggapku sebagai istrimu lagi, ara?”

“Tapi Richan.ah kau sudah berjanji padaku untuk menemaniku apapun kondisiku”

“Hah? Aku tidak ingat kapan aku pernah mengatakan hal itu”

“Lebih baik kita bercerai saja tuan Kim!”

“Shireo !”

Jonghyun berteriak begitu terbangun dari tidurnya.

11.00 KST

Ia menghela napas lega begitu tau jika semua itu hanyalah sebuah mimpi buruk.

Senyuman manis mengembang dari sudut bibir Jonghyun melihat seorang yeoja sedang tertidur disamping kasurnya.

Dielusnya rambut yeoja itu lembut, bermaksud untuk tidak membangunkannya.

“Ah Jonghyun .. Kau sudah sadar?”

“Bagaimana tidurmu Nyonya Kim? Apakah kau memimpikanku?”

Richan tersenyum lalu menggeser kursinya lebih dekat ke sebelah wajah Jonghyun.

“Aku bermimpi jika namja di depanku ini meragukan cintaku untuknya”

Jonghyun tertawa pelan mendengar jawaban yeoja yang tampaknya sedang menggodanya itu.

“Semuanya lancar?”

“Anhiyo.. Tapi teramat sangat lancar !”

Untuk yang kesekian kalinya namja berumur 20 tahun itu menghembuskan nafas begitu lega. Akhirnya apa yang ia takutkan bisa terlewati dengan baik.

“Richan.ah, aku punya sesuatu untukmu, ambilah di bawah bantal”

Richan bangkit dari kursinya lalu telapak tangannya merogoh bantal di bawah kepala Jonghyun. Setangkai mawar merah kesukaan Richan yang dibungkus plastik dengan rapi. Walaupun berada di bawah bantal, benda itu tetap terlihat segar dan berbau wangi khas mawar.

“Walaupun kau  berduri dan tidak seharum melati. Aku akan tetap menjagamu, karena Ahn Richan adalah mawar untukku”

Richan tersenyum lalu meletakkan bunga mawar tadi di atas meja.

“Dan Jonghyun seperti sandal kelinci yang ku kenakan sekarang. Walaupun sudah kusam dan tidak sebagus dulu, aku tidak akan membiarkannya rusak. Aku akan menjaganya seperti aku menjaga Kim Jonghyun”

Mereka berdua saling melempar senyuman mendengar pernyataan gombal masing-masing. Pernyataan yang menyiratkan jika keduanya akan selalu memiliki satu sama lain, walaupun banyak kekurangan dari mereka.

“Nyonya Kim”

“Ya, tuan Kim?”

“Kau masih ingat kan jika aku berhasil menjalani operasi secara lancar maka kau akan memberiku sebuah ciuman? Sekarang aku tagih hutangmu”

ujar Jonghyun seraya mengerlingkan sebelah matanya. Beberapa hari tidak bertemu maupun berkomunikasi, benar-benar membuat mereka tidak pernah punya kesempatan untuk bermesraan ataupun hanya sekedar mengobrol. Richan mendengus kesal karena ternyata Jonghyun tidak melupakan janjinya itu.

Dengan cepat yeoja itu mengecup hidung namja yang terbaring di tempat tidur.

Tapi kondisinya yang sedang terbaring, tidak membuatnya menjadi orang yang begitu saja melewatkan kesempatan. Saat Richan akan melepaskan kecupannya, Jonghyun memeluk tubuh yeoja itu dan menariknya lebih dalam….

A feeling of love is a part of human’s life. This life must be meaningless without love. With love, we live together with our family friends and other people in peace. Love even makes someone survive in a difficult life. However, sometimes love can make someone blind and uncontrolled. We also find the cases that someone’s love is conditional . But actually the true love is an unconditional love .

 

Hyaa, selesai sudah FF singkat nan geje ini.. Mohon dimaklum jika cerita ini sungguh mengecewakan *bow* bikinnya aja cuma beberapa jam, jadi serba instant gitu deh.

Oh ya! Maaf sebelumnya kalo ceritanya JongChan lagi JongChan lagi.. Author kan JongChan shipper /plakk

Tapi tenanglah~~ dan dimohon tidak protes karena aku lagi memikirkan proyek oneshot buat KeyRin ama YoungHo kok ! Lagi susah cari konfliknya aja ^-^

Oke deh, sekian dari aku buat drabble AGM yang gak panjang dan gak jelas ini. Silahkan meninggalkan komentar untuk memberi tanggapan terhadap cerita !

Kamsahamnida :))

57 responses to “Unconditional Love (JongChan AGM Story)

  1. hya~
    jjongChan mang selalu hot dlem stiap keadaan..
    kekeke.
    richan bru bgun tdr lngsng bru2 k rs.
    syng bngt dy ma jjong..
    d tnggu crita lain’y..

  2. JongChan~~
    Aku malah SANGAT setuju kalau author bikin kebanyakan episode khusus couple ini ^^
    tapi terserah authornya aja, deh.

    author~~
    daebak! d^^b

  3. astagaaaaa ….
    jongchan lagi ..
    aaaaa aku suka .. suka banget couple merekaaaa .
    aaa jjong nyosor aja tuh/PLAKK
    tapii author , bikin couple yang lain juga yaaa ,
    good job author !
    hwaiting 😉

  4. aku baru bs buka internet makanya baru baca ma ngasih komen..
    richan itu setia bgt y..
    jjong terlalu penakut bwt ngasih tau richan padahal richan kn setia bgt..
    so sweet bgt..

  5. hahaha.. jjongnya napsu bner.. hahaha.. gapapa deh.. tetep ska kok ama jjong.. hahaha.. gomapta ya Ffnya

  6. Pingback: Should I Regret to Love You (YoungHo AGM Story) « FFindo·

Leave a reply to citratacibana Cancel reply