Love at Midnight [part 3]

Author : Keychand (@keychand)

Cast : Kim Jonghyun, Jung Saera (covered by victoria f(x) ), Yong Junhyung

Genre : Romance, Sad, Angst, Fluff

Length : On Going

Rate : PG+15

Language : Indonesia, English, Little bit Korean

N.B : Warning! Unbeta-ed, bad grammar and vocab! -__-

Backsound song : So Goodbye – Jonghyun SHINee

Love at Midnight [part 1part 2]

 

“Everyone has a right to love. Loving someone is a good thing, and we can’t prohibit that.”

 

[Love at Midnight]

 

“oh, jinjja! Ya, Jung Saera, pick up my call! Geez!!” teriakan menggema diruang tengah rumah berukuran sedang dengan arsitektur modern-futuristik.

Jonghyun mengacak rambutnya dengan frustasi, iPhone yang digenggamnya dilempar kesudut sofa, dan tubuhnya dibantingkan ke sofa hingga tertidur telentang.

“It’s been a week, and you didn’t come to pub, you not answer my message, and not pick up my call, where are you Jung Saera!”

Jonghyun terus berteriak frustasi, kedua telapak tangannya mengusap wajahnya berkali-kali, menutupi wajah putus asa yang tampak jelas diwajahnya.

Kertas-kertas catatan kuliahnya berserakan dimana-mana, maket yang ada diatas meja tergeletak begitu saja tanpa tersentuh sama sekali. Pensil dengan berbagai ukuran ketebalan berserakan diatasnya, dengan serpihan bekas serutan yang mengotori maket setengah rampung itu.

“should I come to your apartment? Yeah, I should! I can’t let something’s bad happened to you. If you didn’t come to me, I’ll come to you!”

Jonghyun bangkit dengan terburu-buru, menginjak kertas yang berserakan dilantai tanpa peduli akan rusak atau tidak. Tangannya menyambar jaket yang tersampir di pagar tangga, mengambil kunci mobil yang tergeletak di meja dapur dan segera meninggalkan rumah yang hanya ia tinggali seorang diri.

Mobil sport itu segera meninggalkan halaman rumah Jonghyun menuju pub tempat Saera bekerja. Dengan kecepatan tinggi, mobil Jonghyun sampai disana dalam waktu singkat. Ia segera menghampiri bos Saera, laki-laki bertubuh tambun dengan kumis tipis menghias wajahnya yang bulat.

“I need to talk with you!”

“Saera isn’t come tonight!”

“I know, I want her address.”

“that’s my employee’s privacy, dude. I can’t—“ ucapan laki-laki itu terhenti saat Jonghyun mengeluarkan beberapa lembar uang dalam nominal yang besar dari dompet berbahan kulit miliknya.

“give me the address!”

“wow, you really want to spent your night with her, hm?! How lucky she is!”

Laki-laki itu melirik Jonghyun yang nampak tak sabaran, beralih menatap lembaran uang yang disodorkan Jonghyun.

“Allright, wait a minute, I’ll bring it for you!” Dengan gerakan cepat laki-laki itu merebut uang ditangan Jonghyun, berbalik masuk ke ruang kerjanya.

Tak lama, ia kembali dengan membawa secarik kertas kecil ditangannya, kembali menghampiri Jonghyun yang segera berdiri, semakin menampakkan ketidak-sabarannya.

“here is the address. I hope you can meet her, I don’t know where she is when not coming here..”

“thanks!”

Jonghyun merebut kertas kecil itu dan berlari keluar pub, masuk kedalam mobilnya dibalik kemudi. Matanya segera membaca alamat yang tertulis disana, beberapa saat kemudian matanya berubah menjadi lebih bersemangat, senyum kecil terukir dibibirnya.

“I’ll come to you, Saera-ya. Please wait for me!”

Jonghyun memasukkan persneling, menginjak gas dan segera melesat menuju apartemen Saera yang ternyata tak jauh dari pub tempatnya bekerja.

Kurang dari 20 menit mobil sport hitam Jonghyun sudah terparkir di basement gedung apartemen Saera. Laki-laki berambut hitam legam itu segera keluar dari mobil dan menuju lobby gedung. Langkahnya terhenti didepan lift, menunggu pintu itu terbuka. Dan disampingnya, laki-laki bertubuh lebih tinggi darinya sama-sama berdiri menunggu lift. Tangan kanannya memegang kantong keresek berisi beberapa botol soju.

‘tingg!’

Pintu lift terbuka, mereka berdua masuk kedalam lift yang kosong, hanya ada mereka berdua dalam keheningan, dan saat Jonghyun hendak menekan tombol lantai apartemen Saera, laki-laki disebelahnya sudah lebih dahulu menekan tombol yang sama.

Lift mulai bergerak naik, keduanya tenggelam dalam keheningan. Sesekali Jonghyun melirik laki-laki disebelahnya, beralih pada kantong keresek yang dibawanya, dan kembali memperhatikan laki-laki itu dari atas sampai bawah. Laki-laki itu balas melirik Jonghyun, memperlihatkan pandangan tidak senang-nya atas perlakuan Jonghyun. Laki-laki itu mendelik pada Jonghyun dan mendecak kecil, tangan kirinya ia masukkan kedalam saku celana, wajahnya kembali menghadap kedepan, tanpa ekspresi sama sekali.

‘tingg!’

Lift berdentang, pintu terbuka dan laki-laki itu melangkah keluar dari lift diikuti Jonghyun. Mereka berdua berjalan menyusuri lorong sebelah kanan, tangan kanan Jonghyun memegang kertas kecilnya sambil memperhatikan nomor apartemen yang tertera dipintunya.

Tak lama langkah Jonghyun terhenti didepan pintu bernomor 94, begitupun dengan laki-laki itu. Ia kembali memandang aneh pada Jonghyun, matanya memperhatikan Jonghyun dari atas sampai bawah, sementara tangan kirinya hendak memutar knop pintu apartemen dihadapan mereka.

“Kau ini siapa sebenarnya? Kenapa terus mengikutiku?”

“Mengikutimu? Aku?” Jonghyun menunjuk dirinya sendiri, wajahnya menunjukkan kebingungan.

“I’m not following you, I want to visit this apartment.” Jonghyun menunjuk pintu apartemen bernomor 94, laki-laki itu kembali menatap Jonghyun dengan bingung.

“I don’t know who you are. Go out from here!” laki-laki itu menunjuk lorong dibelakang Jonghyun dengan dagunya, menyuruh untuk pergi.

“I know Jung Saera. I wanna meet Jung Saera. Is she in here?”

“Jung Saera? You know Jung Saera?”

“yeah! She is my girlfriend.” Jonghyun tersenyum mantap, mata puppy-nya menyipit terdorong oleh pipinya yang terangkat karena senyumannya.

“WHAT?! Your girl—?” laki-laki itu berteriak, matanya membulat tak percaya. Ia kembali memperhatikan Jonghyun dari atas sampai bawah.

“Are you lying me?! Saera didn’t have a boyfriend. And she isn’t here! Now, go out from here!”

“no, I’m not. That’s you who lying me! I know Saera in here, and who are you? Are you lived together with Saera?”

“yeah! I lived together with Saera. And I’ve told you Saera isn’t here, go out now! Or I’ll call security to kick you out from here.”

“ya—“

Ucapan Jonghyun terhenti, pintu disamping mereka terbuka dan menampakkan wajah gadis yang dirindukannya selama ini. Mata Jonghyun membulat, begitu pula Saera yang kaget dengan kehadiran Jonghyun disana.

“Baby!”

“Kim Jonghyun?!”

Jonghyun bergerak cepat memeluk Saera dengan erat, tangan kekarnya melingkar ditubuh mungil Saera dengan erat, ia rindu dengan harum tubuh Saera, rindu melihat wajah angkuh Saera, rindu pada segala yang ada pada diri Saera, ia rindu seorang bernama Jung Saera.

“lepaskan, Kim Jonghyun! Kau membuatku sesak nafas!”

Saera mendorong tubuh Jonghyun dengan kuat hingga pelukan Jonghyun terlepas. Laki-laki yang tadi beradu argumen dengan Jonghyun masih mematung didepan pintu, matanya tak lepas memperhatikan Jonghyun dan Saera. Is he really Saera’s boyfriend? Saera has a boyfriend?

“Why are you here, Kim Jonghyun? How can you get my address?”

Jonghyun hanya tersenyum, ia masih ingin menikmati wajah gadis yang selama seminggu ini luput dari penglihatannya, tak ada kabar sama sekali.

“ya, Kim Jonghyun!”

“money..”

“huh?!”

“you know I have a lot of money, with that I can get anything what I want.” Jonghyun tersenyum manis pada Saera, tanpa ada rasa menyesal sama sekali.

“oh, right! You’re rich boy! So, now, get out from my apartment!”

“ok!”

Jonghyun tersenyum, ia melangkah maju kearah Saera yang hanya berjarak beberapa langkah. Tangan kekarnya meraih tangan kanan Saera, menariknya keluar dari apartemen, melewati laki-laki yang masih saja terpaku menatap mereka berdua.

“Ya, Kim Jonghyun! Take your hands off me! Where you’ll bring me, huh?!”

Saera berteriak protes, tangannya mencoba lepas dari genggaman Jonghyun, tapi laki-laki itu hanya diam tak menggubris ucapan Saera. Ia membawa Saera masuk kedalam lift, menekan tombol lantai basement, dan pintu lift tertutup.

“Ya! I’m telling you to go from my apartment. Not kidnap me at night like this!”

“kidnap? Ah, that’s right! I’ll be kidnapper for tonight. I’ll kidnap you, princess!”

Wajah Jonghyun berubah semakin cerah, senyum terus terkembang diwajah tampannnya. Tangannya beralih menggenggam jemari Saera, mengelus jemarinya dengan lembut.

“ya! Stop it!” Saera mendelik tajam pada Jonghyun, tapi tak berusaha melepas genggaman hangat Jonghyun ditangannya.

“hm, oke—“ Jonghyun kembali tersenyum, tangannya melepas genggaman hangatnya pada tangan Saera. Tapi secara tiba-tiba, tangannya beralih menarik tubuh Saera mendekat kesisi tubuhnya, mendekap tubuh gadis itu dengan erat.

Wajah Saera memerah, terasa panas. Matanya membulat atas perlakuan Jonghyun yang romatis itu. Ia melirik Jonghyun dengan ragu, dan Jonghyun balas menatap Saera dengan senyuman manisnya seperti biasa.

“where will we go?” Saera berusaha memecah keheningan diantara mereka, suaranya terdengar seperti bisikan.

“hm? Where do you want to go? I’ll be your driver tonight. I’ll bring you to wherever you want to visited..”

“I want to back to my apartment.”

“uh, sorry, princess. That isn’t on our list tonight, choose other place, please..”

Saera menghela nafas panjang, diliriknya Jonghyun yang terus menatapnya dengan tatapan lembut, dan tentunya senyum manis yang tak pernah pudar sejak pertemuan mereka beberapa saat yang lalu.

“I dunno, I haven’t any idea..”

“well, I have one place to recommended, just go there, ok!”

Jonghyun kembali tersenyum, menatap Saera yang balas menatap dengan tatapan jengahnya. Jonghyun hanya terkekeh, tangannya mengusap puncak kepala gadis itu lembut, mengacak rambutnya sedikit.

“ya!” Saera membentak, tangannya mengilah tangan Jonghyun yang masih asik mengusap pundak kepala Saera.

“Ups, sorry—“

Saera kembali mendelik. Pintu lift terbuka di lantai basement, mereka berdua keluar menuju mobil Jonghyun yang terparkir tak jauh dari sana. Tangan Jonghyun kembali melingkar dipundak Saera, membuat gadis itu terus berada disamping Jonghyun tanpa ada jarak 1 senti pun.

Jonghyun mengeluarkan kunci mobilnya, lampu mobil itu menyala dan kuncinya terbuka. Kursi samping kemudi dibukanya, mempersilahkan Saera untuk masuk. Saera hanya diam memasang wajah yang unreadable expression seperti biasanya. Jonghyun tersenyum, memutar menuju kursi kemudi. Memasang seat-belt,menyalakan mobil, dan sebelumnya kembali melirik Saera yang hanya menatap lurus kedepan beberapa saat, dan mulai melajukan mobilnya ke tempat yang Jonghyun maksud.

***

“here? Your recommended place?”

Gadis itu menatap Jonghyun tak percaya, ia kembali melihat bangunan dihadapannya. Bangunan tak permanen dengan rangka besi dan tenda berbahan plastik berwarna oranye. Kedai jajanan dipinggir jalan.

“I though you’re rich boy with high class, Kim Jonghyun.”

“this is the best place for drinking soju. Come on!”

Saera menolak rangkulan Jonghyun untuk masuk kedalam kedai itu, matanya menatap rendah pada Jonghyun.

“I don’t like this place. Take me to high class restaurant and serve me with white wine. Or I’ll go..”

“Kau akan menemukan yang lebih baik daripada wine putih disini, ayo masuk!” kali ini Jonghyun mendorong paksa tubuh Saera dan mendudukkannya disalah satu kursi yang ada.

Jonghyun memesan soju pada bibi pemilik kedai, memilih beberapa camilan dan tak lama kembali menuju mereka, duduk berhadapan dengan Saera.

“I won’t drink..”

“okay, just accompanying me, you still have a debt to me!”

“what? What debt?!”

“our drinking contest. I’m the winner, and you should doing anything what I want. Don’t forget that, Jung Saera!” Jonghyun tersenyum licik, ia menatap Saera yang balas menatap dengan kesal.

“why are you so cunning, huh?!” Saera mendesis, tangannya mengepal erat diatas meja.

Jonghyun tersenyum lembut, menatap kearah mata Saera dalam. “Me? Cunning?”

“and headstrong!” balas Saera.

Jonghyun terkekeh pelan, soju dan camilan pesanannya datang. Ia tersenyum berterima kasih pada bibi tersebut, mulai menuangkan soju kedalam gelas miliknya dan meminumnya dalam sekali teguk.

“I’m headstrong, cunning, idiot, and what?” Jonghyun kembali menatap Saera dengan senyuman lembutnya. Saera hanya balas menatap dalam diam.

“whatever your summons, whatever your ridicule to me, I still loving you..”

“ck!” Saera mendecak, sudut kiri bibirnya tertarik beberapa senti membentuk seringai merendahkan, menatap Jonghyun yang masih saja menatapnya dengan lembut.

“love.. love.. and love.. did you life with eats love, huh?! Did love earn a lot of money for you?! Did love give you happiness? Stop talking bout that bullshit thing to me!”

Gadis itu berteriak, tak peduli pada pengunjung lain yang memperhatikannya. Bahunya naik-turun pertanda ia tengah berusaha menahan emosinya. Gadis itu menatap Jonghyun dengan jengah, sementara yang ditatap masih dengan tenang menikmati soju dan camilannya.

“first question no, second question no, but third question can be yes or no. it’s rely on how you treating that love.”

Jonghyun menghela nafas sesaat, menyimpan gelas soju miliknya, memperbaiki posisi duduknya menjadi lebih tegap, kedua tangannya terlipat rapi diatas meja. Tubuhnya condong kearah Saera yang masih menatapnya penuh dengan emosi. Jonghyun tersenyum lembut –lagi.

“Listen, Jung Saera—“

“Love isn’t thing who will give you happiness or sadness. Love isn’t sex or skinship. Love isn’t how you should be able stand beside your lovely. Love is how you treat that. You refuse it, love won’t come to you, show you how beautiful and perfect your life. You accept it, love will come to you, teach you how’s your life. What is happiness, what is sadness. You’ll teach everything from love.”

“Everyone has a right to love. Loving someone is a good thing, and we can’t prohibit that.”

Keheningan melanda keduanya, Saera menatap lurus pada sepasang mata coklat Jonghyun. Laki-laki itu balas menatap dalam bola mata jernih Saera, memperhatikan lekuk wajah gadis dihadapannya.

“finished?”

“hm?”

“your discourse, bout that bullshit thing..”

Jonghyun terkekeh pelan, wajahnya menunduk menyembunyikan senyumannya. Ia kembali menuang soju kedalam gelas miliknya, meminumnya dalam sekali tenggak.

“can you try to accept that bullshit thing?”

“no, and don’t forced me.”

Saera menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, mengambil gelas miliknya yang menganggur, mengisinya hingga penuh dan meminumnya habis.

“but I wanna show you how deep is my love to you..”

“just showing to me, but I won’t answered you..”

“Saera-ya..” Jonghyun kembali menatap Saera, kali ini serius, membuat gadis itu terpaku ditempatnya.

“what?”

“I’ll take your debt.”

“what’s that?”

“be my girl.”

“Kim Jonghyun-sshi, how many I’ve told you, I—“

“I bought you, Jung Saera! I BOUGHT YOU!” Tanpa disadari, Jonghyun memekik dengan tertahan. Urat lehernya tercetak jelas, matanya menatap Saera penuh rasa frustasi.

“WHAT?!” Saera berteriak amat keras, matanya membulat seolah hendak lepas dari tempatnya. Ia memandang Jonghyun lamat-lamat dengan tatapan yang tak mudah dijelaskan.

“w-what do you mean, Jonghyun-sshi?”

“I bought you from your boss, you’re mine right now. You should listen my command, and my command is— YOU SHOULD! You should be my girl, till end!”

“huh? Hh—“

Saera tertawa pelan, amat pelan, dengan tawa penuh rasa putus asa. Gadis itu kembali menatap Jonghyun yang hanya menatapnya dengan sendu. Kristal bening mulai bermunculan di kantung matanya, menumpuk hingga menetes membasahi pipinya yang berwarna pink rose.

“Kim Jonghyun-sshi.. you..”

“I’m sorry, but I really love you, Jung Saera..”

“you.. how can you fooling me like this, huh?”

Butiran cairan bening kembali turun dari mata indah Saera, gadis itu masih menatap lurus pada Jonghyun.

“did money can solve all your problems? I’m not a doll that you can buy with your money. How can—“ ucapan gadis itu terputus, aliran air matanya semakin deras, matanya mengedip beberapa kali, membuat bulir air mata kembali jatuh.

“Let’s go home, Saera-ya—“ Jonghyun bangkit dari duduknya, ditariknya tangan Saera dengan paksa setelah ia meninggalkan beberapa lembar uang diatas meja. Jonghyun menarik Saera menuju mobilnya yang terparkir di sebrang jembatan, tapi gadis itu mengilah dengan kuat cengkraman Jonghyun hingga terlepas.

“take your hands off me, get back your money from my boss. I’ll change it with my money. And let me go, don’t ever meet me anymore.”

Saera menatap tajam dan lurus kedua bola mata Jonghyun, air mata masih mengalir dan membasahi wajah putihnya. Tubuhnya bergetar menahan emosi yang bergejolak, juga menahan dinginnya udara malam. Nada bicaranya merendah, terdengar bergetar.

“I can’t, Saera-ya..”

“can’t? you can’t? why are you always forced me, Kim Jonghyun?”

“cause I love you..”

“STOP IT! STOP TALKING THAT BULLSHIT TO ME! I’m really tired, Jonghyun-sshi. I’m tired with your act to me. Can you stop it, and leave me? Don’t disturb me anymore..”

Ekspresi wajah Saera melunak, tampak lelah dan frustasi dengan semua yang terjadi padanya. Nafasnya berat dan tangisan tak henti-hentinya keluar membasahi mata dan wajahnya.

“I can’t Saera-ya, please understanding me. Just trust me, let me love you. Please, Saera-ya.. how many times I should tell you that I love you, really love you..”

“why? Why you so loving me like that? We never know each other before you come to pub and rent me. How can you love me?!”

“Saera-ya!”

Gadis itu kembali membulatkan matanya, membuat ukurannya lebih besar dari semula. Ia menatap Jonghyun penuh emosi, tanpa kedipan, hanya ada bulir cairan bening yang terus menetes. Gadis itu kembali berteriak,

“TCH! SHUT UP! CLOSE YOUR DAMN MOUTH, KIM JONGHYUN! I DON’T CARE BOUT YOU ANYMORE, AND DO WHATEVER YOU WANT! I’LL—“

Teriakan Saera terhenti ketika bibir Jonghyun menyentuh bibir Saera dengan lembut, menyentuh setiap inci bibir mungilnya penuh dengan kelembutan dan perasaan. Saera bisa merasakan bulir air mata yang membasahi pipinya. Ia melihat dengan jelas wajah laki-laki yang kini menciumnya secara tiba-tiba, matanya tertutup rapat.

Jonghyun mencium bibir Saera sangat lembut, menyentuh tiap incinya dan tak melewatkan setiap sudut bibir gadis itu. Passionately, smooth, warm, and sweet..

Tangan Jonghyun merengkuh wajah Saera, mengelusnya lembut sembari mencium gadis itu. Saera yang terkejut hanya bisa mematung, tangannya tertahan diudara, matanya terus memperhatikan lekuk wajah Jonghyun. Dan semakin lama, gadis itu semakin larut dalam permainan bibir Jonghyun. Tangannya menyentuh tangan Jonghyun dengan lembut.

Diantara permainan mereka, Jonghyun melepaskan bibirnya, mengambil udara sembari menatap mata Saera yang sendu, berbisik dengan lembut.

“Let me love you, Saera-ya.. please..”

Setelah berbisik, Jonghyun kembali mencium bibir Saera lembut, memejamkan matanya menikmati permainan mereka. Dan saat itu pula, air mata kembali menetes dari mata Saera yang terpejam.

[Love at Midnight]

Geez, itu kalimat yang tentang lope2an (?) ga banget lah ya -____- sok bijak abis padahal ga tau apa2, yah harap dimaklum namanya juga fiksi :p

dan chand masih kesel sama fanservices kemaren, pengen nyakar si kodok sama dino-head, apa daya tangan tak sampai =3 *kenapa jadi curhat?!

Yasudahlah. seperti biasa, komen, saran, dan kritik dengan senang hati akan diterima =D

keychand!

76 responses to “Love at Midnight [part 3]

  1. Whoaaa !!!! kenapa bukan key oppa aja yang dipasangin di situ ? kan jadi bagus tuhh, !! tapi biarpun si dino yang jadi castnya aku mau kok !!!! #Lah?
    Okeeee !!!!! All of my thumb, is up now !!!

  2. Pingback: CERITA SEX DEWASA - Bidadari Cantik Itu Ibu Pemilik Apartemen (Part 2) | New Software Gratis Full Patch Gratis·

  3. Pingback: CERITA SEX DEWASA – Luapan Birahi Murid Dan Guru | New Software Gratis Full Patch Gratis·

Leave a comment