{KyuRa 1st Anniversary} More Than Words

Author   : syipoh & elftodie21

Cast       : Cho Kyuhyun, Lee Hyora, Lee Donghae, Lee Hyukjae, Cho Ahra

Rate       : PG17

Genre     : Romance, Friendship, Family, Comedy

*****

Happy Anniversar­y!!! Ahh~ gak kerasa ya Kyura udah 1 tahun ajah >_<

Okelah kalo gitu ini hadiah dari kami author-author cantik kesayangan Kyuhyun uri milna aegi hahahaha…. Dan berhubung di ff ini adalah ff tentang anniversary-nya KyuRa, jadi kita bakalan mendepak geng cecunguk untuk sementara waktu. Muahahaha. Semoga ff pendek ini dapat memuaskan kalian. Happy reading kkumers yeorobundeul…^^.

*****

Author’s P.O.V

“Myeonjjang~…” bisik Kyuhyun yang tiba-tiba muncul dari arah belakang Hyora. Dengan cepat, Kyuhyun menempatkan dagunya di pundak Hyora yang sedang memotong buah.

“Ya!! Kau mengagetkanku saja Cho Kyuhyun!!!” Hyora yang merasa terkejut karena sikap Kyuhyun itu pun berteriak.

“Hehehe… Mianhae…” Dia hanya memamerkan seringainya dan memeluk pinggang Hyora setelah itu.

“Wae?” tanya Hyora sedikit curiga karena Kyuhyun berlaku tak biasa. Meskipun, Hyora akhirnya mengabaikan rasa curiganya itu karena Hyora memilih untuk meneruskan kegiatannya.

“Uri deiteu haja… (ayo kita kencan)”

“Mwo?? Hahaha. Kau ini kenapa?” tanya Hyora sambil tertawa ringan dan menyuapkan sepotong apel untuk Kyuhyun yang membuka mulutnya lebar-lebar.

“Kau tidak ingat?” Kyuhyun balik bertanya setelah menelan apelnya.

“Mwonde?”

“Besok kan hari ulang tahun pernikahan kita.”

“Jinjja?” Hyora memandang Kyuhyun yang lalu melepaskan pelukannya.

“Aish!! Bagaimana kau bisa lupa?” protes Kyuhyun. Jari telunjuk dan ibu jarinya bersatu dan menepuk lembut dahi Hyora.

“Mianhae. Aku pikir masih minggu depan…” Hyora hanya meringis.

“Keurom uri deiteu kaja?” ajak Kyuhyun lagi.

Hyora pun tersenyum sambil mengangguk.

“Dan aku punya rencana…” kata Kyuhyun sambil mengikuti Hyora yang kini mulai melangkah membawa piring berisi buah tadi ke meja makan dekat dapur.

“Apa rencanamu?” tanya Hyora yang hanya dibalas dengan seringaian Kyuhyun.

—–

“Junbi dwaesseo?” tanya Kyuhyun ketika mendengar pintu kamarnya terbuka. Dilihatnya Hyora yang baru saja keluar dari situ.

“Yeppeuda….” gumamnya takjub melihat istrinya yang terlihat cantik sekali. Kyuhyun lalu membidik kamera SLR-nya kepada Hyora. Diambilnya beberapa gambar Hyora yang masih tersenyum malu mendengar ucapan Kyuhyun. terlihat dari rona wajah Hyora yang berubah warna menjadi warna kemerahan.

“Eo… Kaja….” Digandengnya tangan Kyuhyun dan mereka pun tersenyum satu sama lain.

“Kita mau kemana, Kyu?” tanya Hyora saat mereka sedang berada di lobi apartemen mereka.

“Nanti kau juga tahu…” Kyuhyun mengedipkan matanya pada Hyora. Hyora tertawa sambil memukul lengan Kyuhyun pelan. Dia merasa geli pada Kyuhyun yang melakukan hal yang tak biasa dia lakukan itu.

“Jamkanman, Jjangmyeon~ah… Bolehkah jika hari ini kita tidak naik mobil? Kita naik bis saja ya?” Hyora menarik tangan Kyuhyun ketika mereka sudah mau berbelok ke arah dimana mobil mereka terparkir.

“Baiklah…” ucap Kyuhyun sambil tersenyum.

“Gomawo…” Mereka berdua pun berjalan ke arah halte bus depan apartemen mereka tanpa banyak bicara. Hanya seulas senyum kecil yang terukir di bibir mereka masing-masing.

—–

 “Nunaaaaaa….” panggil Kyuhyun saat mereka sudah sampai di tempat tujuan pertama mereka.

“Annyeong haseyo, Eonnie…” Hyora membungkuk saat melihat Ahra mengalihkan perhatiannya karena kehadiran mereka.

“Annyeong!!” sapa Ahra riang.

“Eonnie, aku bawakan buah untuk Eonnie.”

“Taruh saja di lemari es, Hyo~ya.” jawab Ahra.

“Ne.” Hyora segera meletakkan buah-buahan yang dia bawa untuk kakak iparnya.

“Ada apa kalian kemari?” Tanya Ahra.

“Aku mau menyerahkan ini padamu!” kata Kyuhyun sambil menempelkan kertas di dahi kakaknya.

“Ige mwoya?” Ahra mengambil sticky notes yang tertempel di dahinya tadi.

“Ya!!!! Kau pikir kita masih SD?? Apa-apaan kau ini, Cho Kyuhyun???!!!” teriak Ahra setelah membaca tulisan yang tertera di sticky notes tersebut.

“Peraturan itu masih berlaku sampai sekarang, Nuna. Terimalah dan jangan ganggu kami untuk beberapa hari ini. Algesseo??(mengerti??)” Kyuhyun memperingati Nunanya.

“Wae??”

“Akan kuberikan juga pada Eunhyuk Hyung.” Kyuhyun malah menjawab pertanyaan Ahra dengan pernyataan lain.

“MWOO!!! Eunhyuk juga mendapatkannya??!!” Ahra pun terkaget mendengar ucapan Kyuhyun.

“Tentu saja… Dia dan Donghae Hyung juga tak boleh mengganggu kami.”

“Geunde wae??”

“Hari ini Ulang Tahun pernikahan kami, Nuna… ”

“Jinjja?”

“Eo! Maka dari itu, jangan ganggu kami.” jawab Kyuhyun tenang.

‘’Kau mau bukti nyata kan, Nuna??” tambah Kyuhyun dengan setengah berbisik.

“Pallihae!! (cepat lakukan!!) Jangan hanya bilang seperti itu terus, babo~ya!!” balas Ahra membentak Kyuhyun.

“Arasseo Arasseo… Gereom, annyeong… Kaja, Hyo~ya…” Hyora yang baru saja kembalipun sudah diajak pergi lagi oleh Kyuhyun.

“Uri kalke (kami pergi dulu) Ahra Eonnie. Hwaiting!!” Hyora menyemangati Ahra sebelum dia benar-benar ditarik oleh Kyuhyun keluar dari ruangan tempat dia mengajar biola. Selain menjadi sajangnim, Ahra juga menjadi seorang songsaengnim di sebuah sanggar musik.

“Eo, gomabta…”

Ahra pun mengambil kertas yang tadi diberikan adiknya itu dari atas meja. Ahra tersenyum membaca tulisan yang bertuliskan “KARTU PENJARA”. Salah satu permainan yang dulu dia, Eunhyuk dan Kyuhyun mainkan. Jika salah satu dari mereka menempelkan kartu itu kepada yang lain, maka yang menempelkan kartu tersebut boleh melakukan apapun yang dia inginkan kepada yang mendapat kertas tersebut selama tiga hari.

“Dasar Cho Kyuhyun Babo.” umpat Ahra pelan. Meskipun akhirnya dia menyunggingkan senyumnya, melihat tingkah polos adiknya itu.

—–

“Tadi itu apa yang kau berikan pada Ahra Eonnie?” Tanya Hyora penasaran.

“Oh, itu. Itu kartu penjara, permainan buatan Nuna. Dia mewajibkan aku dan Hyuk Hyung mengikutinya. Peraturannya, ketika kau memenangkan permainan maka kau punya satu kartu penjara. Dan kau bisa melarang orang yang mendapatkannya mengganggumu atau bahkan kita bisa melakukan apapun yang kita suka pada dia.” jelas Kyuhyun.

“Memangnya kau menang apa dari Ahra Eonnie?” tanya Hyora heran.

“Menikah denganmu. Hehehe.”

“Eii, jinjja…” Hyora pun menjengitkan kepalanya, merasa aneh sendiri dengan jawaban yang dilontarkan Kyuhyun itu.

“Oh, kita sudah sampai…” ucap Kyuhyun saat mereka sudah sampai di tempat kedua.

“Yeogi?”

“Eo, yeogi… ” Kyuhyun mengulurkan tangannya pada Hyora. Mereka sampai di sebuah tempat dimana disinilah mereka bertemu secara langsung untuk pertama kalinya sekaligus juga tempat Kyuhyun melamar Hyora.

“Kieokanha? (Masih ingat?)” tanya Kyuhyun setelah mereka memutuskan memesan makanan yang sama pula saat mereka bertemu.

“Tentu saja. Siapa yang melamarku disini dengan tiba-tiba setelah memperkenalkan diri sebagai GaemGyu?” sindir Hyora.

“Kkkkkkk.” Kyuhyun hanya bisa terkikik.

“Menikahlah denganku.” Hyora mulai mem-flashback kejadian saat Kyuhyun melamarnya mendadak.

“Ne??” jawab Kyuhyun sambil melotot, memperagakan betapa shock-nya Hyora dahulu. Mereka bertukar peran sekarang.

“Ya! Apa kau tuli?? Aku bilang menikahlah denganku.” ucap Hyora setengah membentak kepada Kyuhyun.

“MWO???!!!” Kyuhyun menggoda Hyora dengan memperlebar matanya melebih-lebihkan apa yang dia lakukan dulu.

“Ya~! Aku tidak melotot seperti itu, Jjangmyeon…!!!” protes Hyora. Dia pun memukul lengan Kyuhyun pelan.

“Huahahaha…” Kyuhyun pun tertawa mendengar ucapan yang dilontarkan Hyora. Dan Hyora pun hanya bisa menggembungkan pipinya. Tanda jika ia sedang kesal.

“Hehehe… Arasseo arasseo. Mianhae mianhae….” Kyuhyun masih terkikik ketika melihat raut wajah Hyora yang memerah sambil menggembungkan pipinya itu, membuat tangannya terulur untuk mencubit kedua sisi pipi istrinya itu.

“Ayolah, Lee Hyora. Ah, ani. Nyonya Cho Kyuhyun?” goda Kyuhyun.

“Mwo??!!!” bentak Hyora yang masih kesal dengan ledekan Kyuhyun.

Kyuhyun membidikkan kameranya lagi ke arah Hyora.

“Nyonya Cho… Tersenyumlah… Jangan cemberut terus seperti itu…”

‘Klik Klik Klik…’ Kyuhyun memotret Hyora yang sedang cemberut itu.

“Hyo… Kau terlihat lebih cantik bila sedang tersenyum… Useoraaaa (tersenyumlah)….” rayu Kyuhyun.

Dan entah karena rayuan dari Kyuhyun atau memang Hyora yang tersentuh dengan pujian Kyuhyun, Hyora pun mulai menarik otot bibirnya secara simetris. Smiley eyes-nya juga terbentuk di wajahnya. Kyuhyun tersenyum sambil menikmati pemandangan itu. Dia merasa beruntung sekali mendapatkan istri seperti dia.

‘Klik.’ Kyuhyun membidikkan kameranya sekali lagi ke arah Hyora.

“Arumdapta…(cantik)” Kyuhyun menunjukkan hasil foto yang tadi dibuatnya.

“Gomawo… Giliranku sekarang.” pinta Hyora.

Kyuhyun menyerahkan kameranya. Biasanya dia paling tak suka di foto. Tapi, hari ini dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan menuruti semua yang diinginkan Hyora. Hyora lalu juga melakukan hal yang sama seperti Kyuhyun. Dia membidik Kyuhyun beberapa kali menggunakan kameranya.

“Useora~…..” Bukannya senyuman yang dikeluarkan oleh Kyuhyun, melainkan seringain yang biasa dia keluarkan. Beberapa murid SMA yang sedari tadi melirik ke arah Kyuhyun pun tak pelak memekikkan suara mereka yang bagaikan cicitan burung. Tak peduli jika orang yang mereka lirik sedari tadi sudah mempunyai seorang istri.

“Tsk!! Cho Kyuhyun!! Useo!! (senyum!!) Bukan seringaian seperti itu!” psrotes Hyora menurunkan kameranya.

“Seringaianku lebih menawan, kan?? Lihat! Anak SMA yang ada di ujung sana saja sudah berteriak seolah aku ini Kyuhyun Super Junior. Sudah foto saja aku seperti itu.” Kyuhyun kembali menyeringai dan melambaikan tangannya ke arah anak SMA yang kini sudah menjerit hingga sepuluh desibel.

“Ya sudah terserah kau saja…” Hyora membidik Kyuhyun kembali.

‘Klik Klik klik.’

Sampai bidikan ketiga, Kyuhyun masih menunjukan seringaiannya. Dan hanya merubah gaya jarinya saja. Namun, ketika Hyora membidik untuk terakhir kalinya, Kyuhyun tiba-tiba tersenyum.

Senyuman yang bahkan membuat jantungnya berdenyut lebih cepat lagi. Senyuman yang kau tahu sangat jarang sekali diperlihatkannya. Senyumannya yang tulus dan seolah mengirimkan sinyal rasa cinta dan sayangnya pada Hyora. Hyora sempat tertegun sampai hampir lupa menekan tombol kameranya. Kumpulan yeoja anak SMA yang sedari tadi memandang kagum ke arah Kyuhyun pun dengan cepat mengeluarkan handphone dari saku rok mereka. Layaknya seorang fans, mereka mengambil gambar Kyuhyun sambil berteriak kegirangan.

‘Klik!’ Hyora cepat-cepat mengambil gambar Kyuhyun yang masih tersenyum.

“Kau sudah kembali ke dunia nyata rupanya, Myeonjjang…” kata Kyuhyun.

“Mwo??” Wajahnya memerah karena Kyuhyun memergokinya tertegun karenanya tadi.

“Meoissiji? (Aku tampak keren, kan?) Kau saja sampai tertegun seperti itu. Kkkk.”

“Ani. Tangsineun kwieopta! (Tidak. Kau lucu!)” Hyora gantian meledek Kyuhyun. Dia tahu Kyuhyun pasti akan marah jika dia menyebutnya kwieopta karena dia lebih suka dipanggil jalsaenggyeopta atau meoissta (tampan atau keren).

“Jinjja? Kau selalu berpikir kalau aku itu kiyeowo?” Pertanyaan Kyuhyun ini sungguh tidak disangka oleh Hyora.

“Eh? Kau tidak marah?” Hyora membulatkan matanya kaget mendengar reaksi Kyuhyun yang lain dari biasanya.

“Ah~… Jadi, menurut Lee Hyora aku ini kwieopta? Geurae. Nan kwieopta!” kata Kyuhyun dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya.

“Tapi, hanya untuk hari ini saja.” tambahnya. Hyora hanya bisa membentuk bibirnya menjadi huruf ‘O’ dan dengan ekspresi terheran-heran yang terpancar jelas di wajahnya.

“Wae? Sini biar aku lihat.” Kyuhyun mengambil kamera yang dipegang Hyora tadi dan mereka berdua melihat foto yang mereka ambil tadi sambil menikmati makanan pesanan yang baru saja datang..

“Oh, iya. Aku lupa akan memotret ini.” Kyuhyun membidikkan kameranya pada suasana café itu dan juga makanan yang mereka pesan. Kafe ini terdiri dari dua tempat, yaitu bagian indoor dan outdoor. Bagian outdoor lebih sering ditempati oleh orang-orang yang menginginkan suasana segar karena terdapat banyak pepohonan di luar.

“Johaaa….” ucap Kyuhyun setelah puas mengambil gambar dan melihat ulang hasil potretannya.

“Ehm… Ada yang ingin kutanyakan padamu, Jjangmyeon~ah…” kata Hyora tiba-tiba saat Kyuhyun masih asyik melihat hasil fotonya.

“Apa? Tanyakan saja asal aku bisa menjawabnya.”

“Kenapa kau dulu tiba-tiba melamarku?”

Kyuhyun berhenti dari kegiatannya sejenak dan menatap Hyora yang balas memandangnya mengharapkan jawabannya.

“Kerjakan ini dulu.” Kyuhyun mengambil kertas dan pensil yang memang disediakan di meja café itu. Hyora mengerutkan dahinya sendiri saat melihat soal yang bahkan belum diselesaikan Kyuhyun.

Di pandanginya kertas itu sambil berpikir. Kyuhyun pun memperhatikan Hyora yang terlihat sangat bingung. Dia menahan tawanya melihat Hyora yang semakin mengerutkan keningnya.“Ja… Ini!” kata Kyuhyun akhirnya sambil menyerahkan kertas itu, membuat dahi Hyora semakin mengerut.

‘Jawabannya tak perlu kau pikirkan Myeonjjang~ah…’ katanya dalam hati.

“Arrrghh!! Anhae anhae!! Aku tak mau mengerjakannya!!” tolak Hyora. Sebenarnya itu hanyalah alasan baginya karena Hyora sendiri merasa tak sanggup untuk mengerjakan soal yang susah menurutnya itu. Baru membaca awalannya saja kepalanya sudah mulai pusing dan berputar.

“Wae??”

“Soalnya saja panjang sekali. Pokoknya aku tak mau mengerjakannya!!” Hyora menyentakkan kertasnya karena sudah menyerah dulu daripada mencobanya.

“Eiii jinjja…” gerutu Kyuhyun. “Haebwa (cobalah)…” bujuk Kyuhyun.

“Anhae (Tak mau mengerjakan)… Kau ini jika membuat soal benar-benar membuatku bingung. Ara??” Kyuhyun terkekeh mendengar ucapan Hyora.

“Tertawa saja Cho Kyuhyun… Aku juga akan memberimu soal. Aku ingin tahu apa kau bisa menjawabnya.” tantang Hyora.

“Eo? Kau bisa membuatkan aku soal??” Lagi-lagi Kyuhyun meledeknya.

“Aish!!” Hyora menatap Kyuhyun galak.

“Kkkkk. Arata… Berikan soalnya padaku…”

Kemudian tangan kiri Hyora mulai menulis soal di kertas yang baru. Kyuhyun bisa melihat Hyora tersenyum tipis saat dirinya terlihat berpikir sebentar, lalu melanjutkan lagi kegiatan membuat soalnya itu.

“Kerjakan ini!!” perintah Hyora. Kyuhyun memandangi kertas yang ada di hadapannya itu. entah kenapa dia merasa bahwa dirinya yang pintar itu tidak bisa menjawab soal itu. Kyuhyun pun terlihat bingung dan menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal itu. Hyora yang melihatnya tersenyum puas melihat suaminya yang tampaknya akan menyerah mengerjakan soal ini.

End Of Author’s P.O.V

Hyora’s P.O.V

“Ah~… Begini saja. Akan ku berikan jawabannya nanti jika aku sudah menghitungnya. Otte?” tawar Kyuhyun. Cish. Aku yakin. Dia hanya berkilah saja. Dia pasti tidak bisa mengerjakan soal ini.

“Kkkk. Kau pasti tak tahu jawabannya, kan?” Aku pun menyunggingkan senyum kepuasanku. Hohoho. Rasakan kau, Cho Kyuhyun. Memangnya hanya kau yang bisa membuat soal yang susah saja? Aku juga bisa.

“Mungkin ya. Mungkin tidak. Kita lihat saja nanti.” jawabnya terlihat tidak yakin.

“Pasti kau tak tahu. Iya, kan?” godaku.

“Kalau begitu, kau juga harus mengerjakan soalku ini. Ok?”

“Mwo??” Aku terkaget saat mendengar permintaan Kyuhyun. Niatku kan ingin menghindari soal matematika sialan yang dia buat itu. Kenapa malah niatku berbalik arah kepadaku? Aish, jinjja.

“Sudah. Jawab saja sebisamu.” Kyuhyun melipat kertas soalnya dan menyimpannya di kantong depan tas yang dibawa olehku.

“Aku yakin kau tahu jawabannya.” katanya lagi sambil tersenyum. Dan dengan bodohnya, aku pun mengangguk saat melihat senyumannya yang entah kenapa membuatku tidak bisa menggelengkan kepalaku. Kepalaku seakan-akan tertarik sendiri sehingga membentuk sebuah anggukan.

“Cepat habiskan makananmu. Kita akan ke tempat yang lain lagi.” perintah Kyuhyun lagi.

Sialnya, tubuhku pun dengan refleks bergerak mengikuti perintahnya, menghabiskan makanan yang ada di hadapanku. Entah magnet apa yang ada di tubuhnya, aku seperti potongan besi yang akan dengan cepatnya tertarik dengan magnet yang ada di hadapannya.

“Kita kemana lagi?”  tanyaku saat makanan milikku sudah habis tak bersisa. Dan balasan darinya hanyalah sebuah senyum. Senyum yang membuatku hampir saja menjatuhkan garpu yang masih kupegang. Aku rasa, seorang Cho Kyuhyun bukan hanya sebuah magnet bagiku. Tapi, lebih dari sekedar itu. Menurut kalian, apa istilah yang tepat untuk menggambarkan seorang Cho Kyuhyun bagiku?

——

 “Hyung, eottisseoyo?” Kyuhyun tampak sibuk menelepon orang yang ada di seberang telepon.

“Arasseo…. Aku kesana sebentar lagi.” Dia memutuskan teleponnya.

“Kita akan bertemu Eunhyuk Oppa?” tanyaku.

“Hmm… Dan aku akan memberikannya kartu penjara juga. Kkkk.” ucapnya sambil terkekeh pelan.

“Dasar….” Kami berdua pun akhirnya pergi menuju tempat Eunhyuk Oppa berada.

“Itu mereka!” kata Kyuhyun sambil menahan pintu. Sepertinya dia membiarkanku untuk bisa masuk ke dalam café Siwon Oppa lebih dulu.

“Annyeong~….” Eunhyuk Oppa memamerkan deretan giginya yang rapi. Aku bisa melihat dirinya yang terlihat sangat riang karena disebelahnya sudah ada Jiyeon Eonni. Dan juga ada Donghae serta Hyunri. Hari ini mereka sedang berkumpul untuk makan siang rupanya.

“Annyeong haseyo…” Aku pun membungkuk, memberi hormat pada kakak-kakaku lalu memeluk Donghae Oppa sebentar. Aku sungguh rindu sekali dengan Oppa-ku yang cengeng ini.

Jiyeon Eonni dan Hyunri juga tersenyum membalas sapaannya. Sedangkan Kyuhyun, dia langsung saja mengambil sticky notes-nya dan menempelkan pada dahi Eunhyuk dan Donghae Oppa. Dasar bocah ini. Terang saja semua yang ada di situ sangat kaget.

“Ya!! Ige mwoya??” protes Eunhyuk Oppa. “Kenapa kau memberiku kartu penjara ini?”

“Aku kan sudah menang darimu, Hyung. Aku menang karena sudah menikah lebih dulu.” Jawab Kyuhyun dengan nada bangga. Errr….

“Kenapa kau memberikan kartu ini juga padaku, Kyu?” Donghae Oppa terlihat bingung.

“Tanya pada Eunhyuk Hyung saja. Sudah, ya? Pokoknya jangan ganggu kami untuk beberapa hari ini. Ehmmm… Kalau bisa jangan mengganggu kami untuk seterusnya.” Kyuhyun pun memamerkan seringainya. Aku bisa melihat dengan kedua mataku, Eunhyuk dan Donghae Oppa yang bergidik ngeri saat melihat seringaian khas-nya itu.

“Kalian sendiri mau kemana? Tidak bergabung dulu bersama kami?” tanya Jiyeon Eonni.

“Aniyo, Nuna. Kami punya acara sendiri hari ini.”

“Hari ini ulang tahun pernikahan kami.” Wajahku memerah saat mengucapkan kalimat ini. Aish, jinjja. Kenapa aku harus malu di saat seperti ini?

“Jinjjaro?? Chukhahae…” kata Hyunri.

“Chukhahae… Bureopta (aku iri)…” kata Jiyeon Eonni sambil melirik ke arah Eunhyuk Oppa. Sedangkan Eunhyuk Oppa yang merasa dilirik hanya bisa menelan ludah, lalu buru-buru meminum air putih yang ada di depannya. Hahaha. Aku jadi merasa kasihan dengan Oppa-ku yang satu ini. diantara Kyuhyun dan kedua Oppa-ku ini, Eunhyuk Oppa lah yang paling sering ditindas oleh Ahra Eonni dan yang lainnya. Tapi, herannya dia selalu tidak merasa ditindas.

“Kamsahamnida…” jawabku sambil tersenyum.

“Anggap saja itu hadiah dari kalian untuk kami, Hyung. Aku lebih senang kalau hadiah kalian adalah tidak mengganggu kami.” tambah Kyuhyun sambil tersenyum setan.

“Aish!! Jinjja!! Neo… Tunggu saja balasan kami…” runtuk Eunhyuk Oppa.

“Tak perlu repot-repot menghubungi Ahra Nuna, Hyung. Dia sudah aku beri kartu itu juga. Kkkk.”

“Jadi, kartu ini berlaku sampai berapa lama?” tanya Donghae Oppa yang sepertinya masih bingung dengan fungsi dan manfaat dari kartu penjara itu.

“Tenang saja, Donghae~ya… Hanya sampai tiga hari saja. Nanti aku jelaskan peraturannya…” jawab Eunhyuk Oppa.

“Kalau begitu, kami pergi dulu. Annyeong semuanya….” Tangan kanan Kyuhyun tiba-tiba menarik tanganku dan menggandengnya. Sedangkan tangan kirinya digunakan untuk melambaikan tangan kepada mereka.

“Annyeonghi kaseyo….”

“Akhirnyaaa… Kita bebas juga dari mereka, Myeonjjang~…. Muahahaha….” ucap Kyuhyun yang diakhiri dengan tawa setan-nya itu. Err… Terdengar cukup mengerikan di telingaku meskipun aku sudah cukup terbiasa mendengarkan suara tawa setan-nya itu.

“Jigeumeun ottikaneungeoya? (lalu sekerang kita mau kemana?)” tanyaku.

“Karena kita akan berkencan, jadi kita pergi ketempat-tempat selayaknya couple lain berkencan. Kau ingin pergi kemana?”

“Hmm… Bagaimana kalau kita ke Everland?”

“Dan menonton bioskop?”

Aku tersenyum lebar mendengar ide kami. Walau terdengar klasik, tapi kami jarang pergi berduaan saja. Catat ya, hanya berdua. Biasanya, selalu saja ada kakak-kakak kami yang mengganggu kami.

“Johahae….” Kami pun menjalankan rencana kencan klasik kami.

—–

Setelah dari Everland, sekarang kami keluar dari bioskop sehabis menonton film ‘Architecture 101’.

“Ehmmm. Lalu kita kemana lagi?”

“Menurutmu?” Kyuhyun bertanya kembali.

Tempat apa lagi yang ingin kami kunjungi, ya? Apa tempat itu?

“Apa kau memikirkan apa yang aku pikirkan?” tanyaku yang dibalas dengan anggukan dari Kyuhyun.

“Jinjja?” tanyaku lagi, tak percaya.

“Kaja…” Kyuhyun merangkul pundakku dan reaksi yang terjadi dengan tubuhku adalah wajahku yang seketika memerah begitu saja. Untungnya, Kyuhyun tidak melihatnya. Kalau dia melihatnya, dia pasti akan menggodaku habis-habisan. Kami berdua pun melangkahkan kaki menuju tempat yang aku pikirkan. Ah, ani. Aku dan Kyuhyun pikirkan. Jika tebakannya benar tentu saja.

“Kau mau kemari, kan?” tanya Kyuhyun setelah turun dari bis yang turun di salah satu halte.

“Bagaimana kau tahu?”

“Keunyang arasseo (tahu saja).”

Kami berdua pun saling melempar senyum sambil berjalan menuju tempat love-lock kami berada. Berada di tempat ini, mengingatkanku akan kencan pertama kami. Ya, kencan pertama kami akibat diriku yang sedih karena baby project kami yang gagal. Jika diingat lagi, memang terasa menyedihkan awalnya. Tapi, aku rasa memang belum saatnya kami memiliki seorang bayi. Mengurus Kyuhyun saja sudah membuatku seperti mengasuh bayi besar. Bagaimana jika ada seorang bayi diantara kami? Aku pasti akan kerepotan mengurus dua bayi sekaligus.

“Kau masih ingat tempat gembok kita?” Pertanyaan Kyuhyun ini menyadarkanku dari lamunanku.

“Tentu saja.” Aku pun menuntunnya menuju tempat dimana love-lock kami berada.

“Ini dia!” teriakku saat kami berdua sudah menemukan gembok yang berisi tulisan kami.

Untung saja aku menyarankan Kyuhyun untuk menempatkan gembok itu di tempat yang paling pojok dan tak ada yang bisa menyela gembok itu karena posisinya sudah yang paling ujung. Jadi, kami bisa dengan mudah menemukannya.

“Syukurlah… Dia baik-baik saja.” gumamku sambil memegang love lock kami. Eh, tunggu. Kenapa ada tulisan lain disini. Aku rasa… Aku pun mengalihkan perhatianku dari gembok ini. Menatap Kyuhyun tepat di kedua manik matanya. Dan dia hanya membalas dengan senyuman penuh arti. Aku ingat sekali. Dulu, aku merasa hanya menulis ‘사랑해’ saja di sisi yang lain. Ternyata, Kyuhyun menambahkan ‘그래서’ dan ‘영원히’ di gembok itu.

Tanpa sadar, air mataku sedikit meleleh. Keluar dari tempat persembunyiannya. Entahlah. Akutidak mengerti dengan perasaan ini. Perasaanku terhadap Kyuhyun yang selalu meluap-luap. Perasaanku terhadapnya yang selalu bertambah setiap detiknya. Dulu aku selalu berpikir. Apakah Kyuhyun juga merasakan hal yang sama? Menyukaiku sama seperti aku menyukainya?

Tapi, aku merasa itu bukanlah hal yang penting sekarang karena semua yang ada di hadapanku sudah terasa jelas bagiku. Bagaimana dia menyampaikan perasaannya padaku. Bagaimana dia menjagaku. Bagaimana dia membimbingku. Lewat perhatian kecilnya yang terkesan seperti ibu-ibu yang tidak mengijinkan anak gadisnya keluar bersama pacar pertamanya. Dengus kesal yang keluar dari bibirnya. Bahkan sikap manjanya yang seperti kucing peliharaan pun terasa berbeda. Mengingat hal ini membuatku menjadi ingin selalu tersenyum.

Aku menatap Kyuhyun yang sekarang sedang sibuk membidik pemaandangan di sekitar tempat ini dengan kamera-nya. Pemandangan dari atas Namsan Tower memang sangat indah. Apalagi, sekarang sudah menjelang malam. Ditambah lagi dengan warna senja yang terlihat seperti lukisan dengan degradasi yang cantik.

‘Klik klik klik’ Aku mendengar suara yang tidak asing di telingaku. Mataku pun berpendar, mencari sumber suara tersebut.

“Kyuhyun!” Lagi-lagi dia mengambil gambarku diam-diam. Dia pun menurunkan kameranya seraya memerkan senyum bocahnya yang sialnya pasti akan membuatku tak berkutik jika menghadapinya.

“Wae? Bukannya kau suka difoto?” ujarnya seraya berjalan mendekat ke arahku sambil tetap memegangi kameranya. Sejak dia memiliki kamera itu, dia seperti tidak ingin terpisah sedikitpun dari kameranya itu.

Kalau dulu, hanya ada psp dan laptop kesayangannya yang menduduki posisi pertama dan posisi kedua. Sedangkan aku berada di posisi ketiga sebagai istrinya yang merupakan benda hidup satu-satunya diantara kedua benda itu. Dan sekarang? Bisa kalian tebak kalau dia sudah punya istri baru lagi. Ya. Kameranya. Aish, jinjja. Sungguh menyebalkan. Aku pun menggembungkan pipiku kesal.

“Hei… Kenapa kau cemberut seperti ini? Kau jelek jika menunjukkan muka seperti ini.” Dan dia pun malah mencubit kedua pipiku.

“Aww… Appo, Jangmyeon~ah…” Aku pun berusaha menarik tangannya yang kini masih lengket saja di kedua pipiku. Baru saja aku akan mencoba melepaskannya lagi, dia sudah menarik tangannya dengan cepat dari pipiku dan menarik tubuhku ke dalam pelukannya. Pelukannya yang hangat. Aku bisa merasakan degupan jantungnya yang terdengar keras di telingaku.

“Can you feel my heartbeat? Kau bisa dengar kan, Hyo~ya? Jadi, jangan pernah berpikir kalau aku akan melupakanmu atau bahkan meninggalkanmu padahal sudah jelas-jelas jantung ini berdetak dengan cepat jika berada di dekatmu. kata-katanya sontak membuat tubuhku tersentak.

Entahlah… Aku merasa kini sudah tidak bisa menyembunyikan perasaanku lagi padanya. Aku merasa dia sudah bisa membaca perasaanku kepadanya. Saat aku marah padanya, saat aku kesal padanya, saat aku sedang bahagia saat dengannya. Apakah semua yang kulakukan terlihat begitu jelas di matanya?

“Lihat aku, Hyora~ya…” Tiba-tiba tubuhnya suduh merunduk dan kini tengah berada di depan wajahku. Aku pun mendongakkan wajahku dan hanya melihat kesungguhan yang tergambar jelas di wajahnya.

“Kau bisa lihat sendiri, kan? Bahkan di mataku hanya ada dirimu. Dan di matamu hanya ada diriku. Jadi, jangan coba untuk berpikir yang tidak-tidak tentangku. Araji?”

Dan bodohnya aku menutup mataku dan kini tengah menikmati bibirnya yang melekat di bibirku…

Hei! Bukankah semua orang akan menjadi bodoh jika dalam kondisi seperti ini? Dibombardir dengan pernyataan dan pertanyaan tentang cinta yang bahkan kau belum pernah merasakannya terhadap orang lain karena hanya dialah pria yang hadir dalam hidupmu?

Baiklah… Jika kalian menganggapku bodoh, apakah salah menjadi orang yang bodoh? Bodoh karena dengan cepatnya aku menganggukan kepalaku, meyakini semua ucapan yang keluar dari bibirnya. Tapi, bukankah kebodohan itu memang suatu hal yang lumrah? Orang akan dengan bodohnya mengiyakan semua yang dikatakan orang yang dicintainya meskipun dia berbohong sekalipun, bukan?

Tapi, aku merasa aku tidak cukup bodoh untuk menganggukan kepalaku, memberikan tanda setuju dengan pernyataan dan pertanyaannya tadi. Itu karena, aku melihat kesungguhan di matanya. Bukankah saat kesungguhan terlihat jelas di matamu, semua yang terlihat buruk akan menjadi baik-baik saja? Bahkan menjadi sesuatu yang indah?

Setelah bibir kami berpisah, kami pun menghabiskan sore itu menikmati pemandangan di Namsan Tower.

—–

Kyuhyun’s P.O.V

Aku menarik tangannya pelan, berjalan kembali menuju halte bis untuk mengunjungi tempat selanjutnya. Lagi-lagi pikiran kami sama. Kami pun sepakat berjalan lagi ke area Sungai Cheonggyecheon.

Tapi, kali ini kami berjalan lebih jauh lagi sembari menikmati pemandangan saat menjelang malam di sana. Ada banyak pasangan juga yang sedang duduk seperti kami dulu di undakan tangga di tepi sungai itu. Aku menyempatkan diri mengambil gambar-gambar di sungai ini. Suara gemercik airnya terdengar sangat menenangkan jiwa.

Setelah puas mengenang masa-masa sedih di saat Hyora dinyatakan belum hamil dulu, akhirnya aku mengajaknya berjalan lagi keluar dari area sungai.

“Jjangmyeon~ah…” tanyanya.

“Wae?”

“Ottigasseo? Kakiku sedikit sakit. Aku mau berjalan lagi jika kau mau menggendongku. Otte?” pintanya.

Aku pun memandangnya aneh. Alisku terkait. Hari ini dia benar-benar berubah menjadi lebih manja padaku. Ah… Biarlah begitu. Aku suka melihatnya bermanja-manja padaku. Biasanya, aku yang selalu bermanja kepadanya.

“Naiklah.” perintahku sambil berjongkok di depannya.

“Jinjja gwaenchanha?”

“Palli….”

“Arasseo… Biar kupegang cake-nya.” Aku menyerahkan cake yang kami beli tadi dan tanpa membuang waktu lagi dia segera memposisikan dirinya di gendonganku.

“Himnae, Cho Kyuhyun!!(Semangat, Cho Kyuhyun!!)”

“Aigooyaaaaaa… Kau berat sekali, Lee Hyoraaaaaa…” godaku.

“Ya!! Kau tak boleh bilang seperti itu pada yeoja. Arasseo?!!!” bentaknya sambil memukul kepalaku dengan bunga di tangannya yang baru saja kami beli.

“Arasseo…. Mianhae… Hahaha…” jawabannya membuatku ingin tertawa.

Dia merapatkan pelukannya di leherku. Aku pun bisa mendengar nafasnya yang hangat disana.

“Kau sungguh tak apa, Jjangmyeon~ah?” tanyanya lagi setelah kami berjalan sekitar lima menit.

“Gwaenchanha… Kau tenang saja.” Dia begitu mengkhawatirkanku rupanya. Ah, jinjja johasseo. Kkk.

‘Kruyukkkk…’ Tiba-tiba perutku berbunyi tanpa dikomando.

“Errr…..hmpphh…” Baiklah. Mukaku mulai memerah karena perutku yang tidak sopan ini.

“Aigoo…Uri Jjangmyeon lapar rupanya….” Hyora berbisik menggodaku.

“Kau ingin kubuatkan apa?” tanyanya lagi buru-buru karena aku sudah mulai mengerucutkan bibirku yang seksi. Hahaha. Rupanya dia takut padaku.

“Ehm… Bagaimana kalau….” Belum selesai aku berkata Hyora sudah menyelanya.

“Jjajangmyeon??”

“Ttokttokhada…” Aku berhenti dan melirik sedikit ke arah wajahnya yang berada tepat di pundakku sambil tersenyum.

“Kajaaaaaa!! Akan kubuatkan kau Jjajangmyeon special di rumah nanti.” jawabnya.

End Of Kyuhyun’s P.O.V

 

Hyora’s P.O.V

“Howa… Daebak! Kau yang membuat semua ini, Kyu?” tanyaku pada Kyuhyun saat melihat apartemen kami yang kini penuh dengan hiasan. Ada balon yang menggantung di dekat meja makan, meja makan yang dihias rapi, dan bunga mawar yang mengelilingi meja makan, serta lilin yang turut mengelilinginya juga.

“Ani. Ini bukan kerjaanku.” Aku dan Kyuhyun kemudian saling bertatapan. Kami berdua pun berjalan ke arah meja makan dan melihat meja makan itu.

“Ish. Aku tidak mungkin sebodoh itu. Menghias meja makan tanpa ada makanan di atasnya dan malah…. IGE MWOYA???” Kyuhyun yang sedang mengamati meja makan tiba-tiba berteriak saat dilihatnya sebuah celana dalam dan lingerie berada di atas meja makan! Apa kalian bisa membayangkannya? Aku bahkan tidak bisa berkata-kata karena melihat sebuah lingerie berwarna merah menyala yang aku yakin diberikan untukku dan sebuah g-string berwarna pink soft yang untukku juga? Eh, tunggu dulu. Sepertinya g-string ini bukan model yang biasanya Ahra Nuna perlihatkan untukku.

Dan Kyuhyun, entah dia penasaran atau jiwa mesumnya sudah mulai keluar. Dia pun mengangkat g-string berwarna pink soft itu dan membukanya layaknya baju yang akan dijemur.

“Ini g-string untuk pria sepertinya.” ujarku yang malah ikut-ikutan mengamati g-string itu bersama Kyuhyun.

“Mwoya? Ish. Nuna dan Hyung. Benar-benar.” Dia pun melempar g-string itu sembarangan ke lantai dan berjalan ke arah kulkas. Tapi, entah kenapa aku merasa tertarik dengan g-string berwarna pink soft itu. Jika Kyuhyun memakainya, mungkin dia akan terlihat… Aish, Hyora~ya! Hilangkan pikiran mesummu?

“Ada suratnya, Kyu…” ucapku pada Kyuhyun yang kini sedang meminum segelas air yang diambilnya dari dalam kulkas.

“Mwoya?” Kyuhyun meletakkan gelas yang masih berisi air itu di atas meja makan.

“Kyuhyun~a… Hyora~ya… Chukhae! Happy anniversary yang pertama buat kalian semua! Eottae? Kalian suka dengan dekorasi yang kami buat? Tentu saja. Itu semua dibantu dengan sumbangan dana dari Siwon Hyung…”

“Aish, pasti Hyukjae Hyung yang menulis bagian ini.” ucapan Kyuhyun ini membuatku terkikik pelan.

“Lalu, bagaimana dengan lingerie khusus untuk Hyora dan g-string untukmu, Kyuhyun~a… Kkkk. Kalian pasti menyukainya, bukan? Aku tahu pasti itu.”

‘Memang benar sih. Aku menyukai warna g-string yang dibeli Ahra Eonni untuk Kyuhyun ini.’ Omo! Apa yang sedang kau pikirkan, Lee Hyora?

“Yang ini pasti Ahra Nuna.”

“Kami juga berharap kalian tetap seperti ini. Tetap menjadi Kyuhyun dan Hyora yang saling mencintai. Tetap selalu bersama dan hanya dipisahkan oleh ajal.” Entah kenapa mataku sudah berkaca-kaca saat membaca kata-kata yang ditulis oleh Ahra Eonni, kedua oppaku, dan Boram mungkin. Kyuhyun pun menepuk pundakku seakan mengerti bahwa aku mungkin akan menangis sebentar lagi.

“Dan yang terakhir, cepat berikan kami aegi. Kami sudah tidak sabar ingin memiliki keponakan yang lucu. Kyuhyun~a… Gunakan lingerie yang kuberikan padamu, Hyora…” Errr… Kenapa ujung-ujungnya begini? Aku pun menghentikan kalimatku. Tapi, Kyuhyun malah menyenggol lenganku dan menatapku seolah berkata ‘cepat lanjutkan’ sehingga aku mau tak mau melanjutkan kalimatnya.

“Dan g-string yang.. k..kuberikan untukmu, K..kyuhyun~a… Beri kami keponakan yang lucu. An..anyeong~…” Kyuhyun diam saja saat aku selesai membacakan isi surat dari Ahra Eonni, kedua Oppaku, dan Boram. Dia kemudian menatapku lekat. Aku menundukkan kepalaku saat matanya yang tajam bertemu dengan mataku.

Tiba-tiba, tangannya menarik daguku untuk menatapnya dan aku secara refleks menutup kedua mataku. Aku bisa merasakan deru nafas berat Kyuhyun di depan wajahku.

“Muahahaha. Kenapa kau tutup matamu?” Aku pun membuka mataku. Dan sial sekali. Aku kena lagi dikerjai oleh Kyuhyun. Ck.

“Menyebalkan!” Aku pun berjalan menuju kitchen set di dapur kami. Lebih baik aku memasak saja.

“Hyo~ya…” Aku merasakan hembusan nafas Kyuhyun saat aku sedang membuka kulkas. Bahkan udara dingin yang keluar dari kulkas tidak terasa dingin saat nafas hangat Kyuhyun menyentuh permukaan kulit leherku.

“Wa..waeyo?” ucapku tergagap.

“Bagaimana kalau….” Dia menghentikan kalimatnya seraya meniupkan udara hangat di sekitar leherku, memberikan sensasi geli pada tubuhku. Dan refleks, aku menahan nafas yang akan kuhembuskan dari hidungku.

“Kau memasak sambil menggunakan lingerie dari Nuna. Eo?”

“Gya!! Mesum!!!”

—–

‘Dak dak dak…

“Hati-hati, Hyo~ya…” Dia terus-terusan melihatku yang sedang memotong buah untuk makanan penutup kami. Ya, benar. Kami sudah sampai di rumah dan aku sedang membuat makan malam. Tadi, aku sudah membuatkan Jjajangmyeon instant untuk kami berdua dengan tatanan ala spaghetti. Memang terdengar aneh. Tapi, ini merupakan ide dari Kyuhyun. Dia memintaku untuk membuatkan makanan kesukaan kami ini dengan gaya berbeda.

Jadi, kami akan merayakan ulang tahun pernikahan kami dengan sesuatu yang sederhana namun terlihat mewah. Dia bahkan mengusulkan untuk meminum wine dari Siwon Oppa juga. Aneh bukan Jjajangmyeon dengan wine?

“Na gwaenchanha. Keokjonghajimalgo…(jangan khawatir)” jawabku saat selesai memotong buah dan menuangkan yoghurt di atasnya.

“Keutnasseo (sudah selesai)” Kyuhyun tersenyum lalu membantuku melepas apron.

“Massigeta…” katanya. Dia mengikutiku yang sudah membawa salad buah yang baru saja kubuat menuju meja di depan TV. Kyuhyun sudah menata peralatan makan dan Jjajangmyeon kami. Dua buah gelas wine juga sudah terlihat anggun disana. Kami berdua pun duduk di atas karpet di lantai.

“Jalmokgoseumnida…(selamat makan)”

Kyuhyun memulai makan dengan lahap. Jjajangmyeon yang dia ambil menggunakan garpu semuanya terangkat dan langsung saja dia masukan ke dalam mulut. Membuat mulutnya penuh dan menyebabkan sausnya belepotan ke seluruh bibirnya.

“Ya~… Cheoncheonhi (pelan-pelan). Kau bilang kau mau makan dengan cara Italia?” tanyaku sedikit mengejek.

“Awh. Iwya..” jawabnya masih dengan mulut penuh.

“Eiii, jinjja…” Kuambil tissue yang ada di sebelahku dan membersihkan saus dari mulutnya.

Tak salah kan jika aku menyebutnya bayi besar? Jangan-jangan nanti jika kami punya aegi, aku tidak hanya mengurusi aegi kami tapi juga dia. Yang benar saja.

Kami berdua menghabiskan makan malam dengan Jjajangmyeon dan minum wine yang dihadiahkan dari Siwon Oppa. Kakak-kakak kami memang sangat baik. Walau sekarang mereka sudah tak sering mengganggu kami lagi karena kesibukan dan karena mereka sudah punya pasangan, tapi mereka masih saja suka memberi kami kejutan seperti menghias apartemen kami dengan ucapan selamat serta memberi kami kado. Ah, aku jadi merindukan mereka.

‘Ting!’ Dentingan suara botol wine terdengar ketika Kyuhyun menuangkan wine-nya ke dalam gelasku.

“Aku tak tahu bagaimana caranya meminum wine ini. Jika aku lihat di film-film, mereka menggoyangkan seperti ini lalu mencium aromanya dan baru meminumnya sedikit demi sedikit.” ucapku. Aku memang tidak terbiasa minum alkohol. Selain karena appa dan Donghae Oppa yang melarangku untuk meminum alkohol, aku juga lemah terhadap alkohol.

“Eo, ireohke (seperti ini)…” Kyuhyun mulai mempraktekan bagaimana caranya meminum wine itu.

“Peganglah batang gelasnya.”

“Kenapa tidak boleh pegang gelasnya?”

“Wine itu sangat sensitif. Ini untuk menghindari perpindahan panas dari tangan yang dapat mengubah suhu dan cita rasa wine itu sendiri. Siwon Hyung telah memilihkan wine terbaik untuk kita. Jadi, sayang saja jika cita rasanya tak bagus hanya gara-gara itu.” jelasnya panjang lebar.

“Lalu?”

“Benar katamu. Kita tidak boleh langsung meminumnya. Tapi, ada langkah yang kurang. Amatilah terlebih dahulu dengan memiringkan gelas.” jelasnya lagi.

Wow!! Suamiku ini benar-benar mengerti cara meminum wine. Aku sangat menyukai dia saat seperti ini. Terlihat cerdas dan sekaligus tampan. Dan ternyata, benar kata Ahra Nuna. Kyuhyun merupakan pecinta wine sejati. Dia bahkan bisa tahu wine yang akan diminumnya itu wine yang enak atau tidak hanya dari mencium baunya saja.

“Lalu, baru kau bisa menggoyangnya sekitar sepuluh sampai lima belas detik agar wine-nya bercampur dengan oksigen dan aromanya menyeruak. Lalu, kau bisa menciumnya dengan posisi idung di dalam gelas.” Aku mulai mengikuti langkah-langkah yang dikatakannya.

“Dan terakhir, kau bisa menyecapnya. Bukan meneguknya…” Kyuhyun meminum sedikit wine yag ada di gelasnya sedikit.

“Woaaa… Kau pintar sekali, Jjangmyeon~ah..” Aku bertepuk tangan untuknya. Dia menggarukkan kepalanya yang sebenarnya tidak gatal itu sambil tersipu.

“Sungmin Hyung yang mengajariku. Hehehehe…”

“Kau mau melakukan love shot?” tanyaku. Entah kenapa aku menginginkan hal itu setelah melihat tayangan sebuah film dimana pemeran utama pria-nya melakukan love shot dengan pemeran utaman wanita-nya.

“Joha!”

‘Ting!’ Kyuhyun mendentingkan gelasnya pada gelasku.

“Semoga kau panjang umur dan sehat selalu, Cho Kyuhyun…” doaku.

“Semoga umurmu lebih panjang dariku agar aku bisa melihatmu selamanya ada di sisiku, Lee Hyora…” ucapnya yang membuatku tersipu.

“Semoga kita bisa melewati segala rintangan yang ada di depan.”

“Happy anniversary!” Kyuhyun mengakhiri kalimatnya dengan mengedipkan sebelah matanya. Ya, Tuhan! Untung aku belum meminum wine ini. Bisa-bisa kusemprot wajahnya jika melakukan hal semacam itu lagi. Aish! Genit sekali dia ini.

Kami pun akhirnya saling mengaitkan tangan kami dan melakukan Love Shot. Aroma Kyuhyun lebih memabukkan untukku sebenarnya dibanding wine ini. Hahahaha. Kalau Kyuhyun tahu apa yang sedang kupikirkan, dia pasti akan menggodaku habis-habisan.

“Ahh… Baebulleooooooo… (kenyaaaaang)” Kyuhyun mengelus perutnya.

“Massisseo?? (Enakkah?)”

“Aku benar-benar tak bisa hidup tanpamu, Lee Hyora… Massisseoooooo.” ucapnya yang terdengar seperti orang mabuk.

“Oh, iya. Apa kau sudah menemukan jawaban pertanyaanku tadi siang?” tanya Kyuhyun.

“Neoneun? (bagaimana denganmu?)” Aku berbalik tanya kepada Kyuhyun.

“Bagimana kalau kau tunjukan padaku kertasmu dan berikan jawabannya. Akupun akan menjawabnya di depanmu.”

“Kertasku ehmmm… Sebentar akan kuambil dulu.” Aku mengambil kertas soal dari Kyuhyun. Sepanjang perjalanan tadi pikiranku melayang pada soal itu. Aku sudah memiliki jawabannya. Semoga saja jawabannya benar.

“Ja~… Ayo kita kerjakan bersama.” ajak Hyora yang segera bergabung duduk di sebelah Kyuhyun di meja pendek di depan TV.

“Jangan mencontek ya, Lee Hyora…” goda Kyuhyun.

“Aish! Siapa yang mau menyontek? Lebih baik kau pikirkan jawaban dari soal yang kuberikan. Kau pasti tak tahu jawabannya.” Aku lalu menggembungkan pipiku kesal sambil memunggungi tubuh Kyuhyun.

“Kalau begitu, kau kerjakan saja soalnya. Kau harus menjawabnya dengan benar, ya?”

“Cerewet sekali kau, Tuan Cho…” Aku mencubit pipi Kyuhyun yang masih saja terasa gembil.

“Eiii…  Jinjja neo~…” protes Kyuhyun. Aku tertawa puas lalu melanjutkan pekerjaannya.

Kami berdua pun kini duduk bersebelahan di lantai dan mengerjakannya di meja tersebut.

“Sudah belum?” tanya Hyora berbalik menghadap Kyuhyun sambil melipat jawabannya.

“Oke, sudah…” jawab Kyuhyun.

“Ayo tunjukan bersama.”

“Hana… Dul… Set…” Mereka berdua sama-sama menunjukkan kertas.

“Mwo?? Kenapa kau tak menjawabnya Cho Kyuhyun???!!! Kau curangggg!!!”ucap Hyora setengah berteriak.

“Aku mau lihat jawabanmu dulu…”

“Andwae… Kau dulu.”

“Baikalah jika itu maumu. Jawabannya adalah…. Jawaban dari mu iya, kan? Jadi kau harus menunjukan jawabanmu dulu.”

“Mwo?”

“Iya, ayo tunjukan padaku jawabanmu…” Kyuhyun merebut kertas yang ada di tanganku dan membuka lipatannya. Setelah dibuka dan melihat jawabnya Kyuhyun tersenyum lebar.

“Maja?” tanya Hyora penasaran.

“Baiklah akan kutulis jawabanku…” Kyuhyun membalikan pensilnya dan menghapus sedikit bagian atas soal yang diberikan Hyora.

“Eiii, baboya~… Kenapa kau tidak kreatif, Lee Hyora?” katanya sambil melirik ke arahku yang membelalakan matanya saat aku melihat Kyuhyun tengah menghapus jawaban dari soalku tadi.

“Mwoya? Bagaimana kau bisa….”

“Kau kira aku tidak menonton MV dari K. Will?” ucap Kyuhyun menjentikkan lembut jari tengah dan jempolnya ke dahiku dengan seringai menghiasi wajahnya.

“Huaaaaaa… Kenapa aku tak bisa mengalahkanmu???!!!” Aku menepuk dahiku sendiri. Sedangkan Kyuhyun, dia hanya tertawa seperti setan.

“Igo…” Kyuhyun mensejajarkan kertas mereka.

Kami berdua tersenyum, karena walau jawaban kami berdua berbeda. Namun, keduanya memiliki satu jawaban yang sama.

End of Hyora P.O.V

 

Author’s P.O.V

Kyuhyun tiba-tiba berdiri.

“Ireona…” katanya sambil mengulurkan tangannya pada Hyora.

“Mwohae?”

“Ireona palli!” Kyuhyun memaksa Hyora berdiri, lalu memeluknya erat secara tiba-tiba.

“Saying I love you it’s not the words I….” Kyuhyun tiba-tiba bernyanyi sebaris lagu dalam pelukannya lalu berhenti.

“Wae?” tanya Hyora sambil menatap Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum lalu memeluk Hyora lagi. Dia pun melanjutkan nyanyiannya. Namun, kali ini Kyuhyun menuntun Hyora untuk mengikuti kemana dia melangkah.

Mereka berdua pun kini tengah berdansa hanya dengan iringan nyanyian Kyuhyun menggerakan tubuh mereka. Terlarut dalam suasana malam yang tenang dan teduh. Angin musim semi yang berhembus terasa sedikit menusuk kulit. Tapi, itu tidak menyurutkan kegiatan mereka berdua yang kini sedang menyatukan perasaan mereka dengan berdansa dan menatap mata pasangan mereka satu sama lain.

Saying I love you
Is not the words
I want to hear from you
It’s not that I want you
Not to say
But if you only knew
How easy
It would be to
Show me how you feel
More than words
Is all you have to do
To make it real
Then you wouldn’t
Have to say
That you love me
Cos I’d already know

What would you do
If my heart was torn in two
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say
If I took those words away
Then you couldn’t make things new
Just by saying I love you

Its more than words,
Its more than what you say
Its the things you do
Oh yeah
Its more than words,
Its more than what you say
Its the things you do
Oh yeah

Now that I’ve tried to
Talk to you
And make you understand
All you have to do
Is close your eyes
And just reach out your hands

And touch me
Hold me close
Don’t ever let me go
More than words
Is all I ever
Needed you to show
Then you wouldn’t have to say
That you love me
Cos I’d already know

What would you do
If my heart was torn in two
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say if I took those words away
Then you couldn’t make things new
Just by saying I love you

“Gomawo…” ucap Hyora lirih meskipun Kyuhyun masih dapat mendengar suaranya. Kyuhyun melepaskan pelukannya dan menatap wajah Hyora yang kini terlihat sembab. Sisa-sisa bulir air mata masih terdapat di wajahnya.

“Kau menangis? Ada apa, Myeonjjang~ah?” terdengar nada cemas dari suara Kyuhyun. Dia pun menepuk rambut Hyora pelan, berusaha menenangkannya. Tanpa berkata sepatah pun, Hyora memeluk Kyuhyun seakan tak ingin melepasnya.

“Gwaenchanha? Waegeure?” Kyuhyun yang merasa khawatir memeluk Hyora lebih erat lagi. Dapat dirasakannya Hyora mengangguk dalam pelukannya.

“Lalu apa yang terjadi? Kenapa kau menangis? Marhaebwa (katakanlah).” Dilepaskannya pelukan mereka lalu dipandanginya wajah Hyora yang sudah basah.

“Eiii… Ini kan hari ulang tahun pernikahan kita. Kenapa kau malah menangis? Babo~ya….” Melihat mata Hyora yang digenangi air mata, Kyuhyun pun mengulurkan tangannya dan dihapusnya linangan air mata Hyora menggunakan kedua ujung ibu jarinya.

“Apakah ada kecoa yang mengganggumu? Atau kau merasakan aura Eunhyuk Hyung, Donghae Hyung, Boram atau Nuna? Aish!! Biar aku hajar mereka karena membuatmu menangis…” Pertanyaan Kyuhyun membuat Hyora tertawa di sela tangis bahagianya.

“Ani… Justru karena aku terlalu bahagia… Gomawo, Cho Kyuhyun. Gomawo sudah berada di sisiku. Aku mungkin tak tahu siapa kau saat pertama kali kita bertemu. Aku kira semuanya hanya akan berlangsung sebentar saja…” suara Hyora sedikit tersendat-sendat, ia sudah mau menangis lagi.

“Kau tahu ini baru awal saja, Hyo~ya… Jalan kita masih sangat panjang. Masih banyak yang harus kita hadapi di depan dan kita akan melewatinya berdua. Arasseo? Keurigo… Aku hanya akan menghabiskan sisa hidupku denganmu, Lee Hyora…. Apa yang tadi aku nyanyikan untukmu, ingatlah itu baik-baik.”

“Eo! Akan ku rekam baik-baik dalam otakku, Cho Kyuhyun.” jawab Hyora sambil mengangguk pertanda setuju dengan apa yang dikatakan Kyuhyun.

“Jujur saja. Aku tak menyiapkan apa-apa hari ini untukmu, Hyo….”

“Aku sudah tak ingin apapun selain kau ada di sampingku, Kyu…” Kyuhyun tersenyum melihat Hyora yang kini terlihat gugup. Hyora melepaskan genggaman tangannya dari Kyuhyun dan memainkan kedua tangannya. Hyora selalu begitu jika sedang gugup.

“Na do…” jawab Kyuhyun singkat. Dan reaksi yang dikeluarkan Hyora, lagi-lagi membuat Kyuhyun tersentuh. Dicubitnya pipi Hyora pelan.

“I baek sa ship sam (143)… Aku akan selalu menjawab soal yang kau berikan untukku dengan jawaban itu, Jjangmyeon…” ucap Hyora setelah Kyuhyun melepaskan tangannya.

“Oh,ya? Walaupun seharusnya jawabannya bukan itu?” tanya Kyuhyun.

“Eo!” Hyora mengangguk mantap. “Bahkan jika jawabannya bukan itu…” Hyora memajukkan kepalanya dan mengecup suaminya.

“Oh, iya. Cake-nya kan masih ada di dalam lemari es. Kau mau makan lagi tidak?” tanya Hyora setelah mereka berdua melepaskan ciuman mereka.

“Cake? Aku lupa dengan cake itu.”

“Ayo kita ke dapur. Kita makan cake itu di sana. Sekalian saja menaruh semua bekas makan kita.” ajak Hyora.

Mereka pun segera membereskan semua piring dan gelas kotor lalu mencucinya sampai bersih. Kyuhyun duduk di meja makan menunggu istrinya mengambil cake dan memotong bagian untuknya. Hyora mengambil piring kecil untuk menempatkan cake tersebut. Mereka berdua pun mulai memakan cake mereka masing-masing. Hyora yang sangat menyukai cake tersebut pun makan dengan penuh semangat, sampai-sampai dia tidak sadar bahwa krim pada cake itu mencoreng ujung bibirnya.

Kyuhyun yang sedang memakan cake-nya pun nyaris tersedak karena ingin tertawa akibat melihat cara makan Hyora. Hingga akhirnya, tawa Kyuhyun pun lepas.

“Hahahhaha.” Hyora yang tengah menikmati cake itu pun menatap Kyuhyun dengan tatapan aneh, seolah Kyuhyun menertawakan sesuatu yang salah.

“Wae?” tanya Hyora, masih melanjutkan aksi memakan cake-nya itu.

“Aigoo… Aku baru tahu kalau kau ini rakus sekali sampai-sampai bibirmu belepotan begitu. Hahaha.” Mendengar ucapan Kyuhyun, Hyora pun menghentikan kegiatan memakannya dan menatap Kyuhyun dengan tatapan ‘benarkah itu?’ yang dijawab Kyuhyun dengan anggukan di kepalanya. Hyora pun melepaskan garpu kecil yang dipegang tangan kanannya untuk menghapus noda krim di sudut bibirnya itu.

Tapi, baru saja dia mau menyentuhkan punggung tangannya itu ke bibirnya, sebuah tangan tiba-tiba menghentikannya. Hyora menatap Kyuhyun tak mengerti. Sedangkan Kyuhyun hanya tersenyum melihat tingkah Hyora yang seperti orang kebingungan.

“Biar aku saja yang menghapus nodanya.” ucap Kyuhyun seraya menarik kursi yang didudukinya sekarang lebih dekat ke kursi yang sedang Hyora duduki sekarang.

“Baiklah.” Hyora pun duduk manis, layaknya seorang anak perempuan yang menunggu ibunya mengepang rambutnya. Tapi, Kyuhyun tidak segera melakukan apa yang harus diperbuat olehnya. Dia malah memandangi wajah Hyora tanpa berkedip seakan menunggu reaksi Hyora selanjutnya. Hyora yang merasa risih atau lebih tepatnya malu karena wajahnya dengan jelas ditatap oleh Kyuhyun pun akhirnya bersuara.

“Wae?” Meskipun terdengar gugup, Hyora tidak menundukkan kepalanya kali ini di hadapan Kyuhyun.

“Tutup matamu.” perintah Kyuhyun.

“Hah?”

“Tutup matamu.” Hyora yang tidak mengerti dengan maksud dan tujuan Kyuhyun sebenarnya pun akan segera melayangkan protesnya. Tapi, sebelum dia mengeluarkan sepatah kata pun untuk protes kepada suaminya itu, Kyuhyun sudah mematahkan harapan Hyora untuk bisa melakukan aksinya karena Kyuhyun sudah memberikan tatapan ‘sudah lakukan saja perintahku’ kepada Hyora yang lagi-lagi hanya bisa pasrah.

Kyuhyun pun mendekatkan tangannya pada wajah Hyora yang kini sedang menutup matanya. Dia masih menahan tawanya melihat wajah Hyora yang terlihat lucu di matanya akibat krim yang menempel di bibirnya.

“Kenapa kau menutup matamu? Kau ingin aku menciummu?” goda Kyuhyun. Hyora yang sedari tadi menutup matanya pun membelalakkan matanya lebar.

“Kau sendiri yang menyuruhku menutup mataku, kan? Dan lagi siapa yang mau dicium olehmu? Kalau kau tidak mau menghapusnya, biar kubersihkan sendiri.” ucap Hyora terdengar kesal. Kyuhyun pun tertawa mendengar suara kesal beserta gembungan pipi khas Hyora, ciri yang menandakan bahwa dia sedang marah.

Hyora sudah hendak mengambil tisu yang ada di sebelah cake mereka ketika dirasakannya sebuah tangan yang besar dan hangat mencegahnya, terasa kuat mencengkeram tangannya. Hyora pun mengangkat wajahnya dan mendapati Kyuhyun, suaminya tengah menatapnya tajam dan dalam.

“Kubilang biar aku saja.” Kyuhyun pun mendekatkan wajahnya, mengeliminasi jarak tubuhnya dengan tubuh Hyora yang kini terasa menegang. Cengkeraman tangan Kyuhyun pun terasa mengendur dan kemudian terlepas secara perlahan, berpindah ke pundak Hyora. Secara refleks, kedua insan ini menutup kedua mata mereka saat dirasakan tubuh mereka yang semakin mendekat. Deru nafas mereka pun dapat terdengar.

Nafas yang hangat dan ciuman yang lembut pun terjadi. Begitu cepat, namun sarat akan kerinduan. Tangan Hyora tanpa sadar langusng menggantung dengan bebas di leher Kyuhyun. Tangan Kyuhyun bergerak cepat turun menyusuri tubuh Hyora, meskipun bibirnya masih sibuk bercumbu dengan Hyora yang membalas ciumannya. Ciuman mereka pun semakin lama semakin intens dan dalam. Kyuhyun pun mengigit bibir bawah Hyora, meminta izin untuk masuk ke dalam mulut Hyora.

Hyora yang mengerti keinginan Kyuhyun pun membuka mulutnya, hingga kini kedua lidah mereka saling beradu satu sama lain. Tangan Kyuhyun yang tadinya berada di pinggang Hyora kini berpindah ke leher Hyora, memperdalam ciuman mereka. Hingga akhirnya Kyuhyun melepaskan ciumannya karena merasa oksigen yang berada di sekitarnya menipis dengan cepatnya.

“Hah.. hah.. Kau gila? Aku hampir kehabisan nafas!” pekik Hyora dengan nafas yang berantakan akibat ciuman panjang mereka.

“Manis.” ucap Kyuhyun singkat. Masih ada helaan nafas tertahan yang keluar dari mulutnya.

“Mwo?” Hyora membulatkan matanya seraya menatap Kyuhyun tak percaya.

Cream kiss. Joha?” goda Kyuhyun yang sontak membuat wajah Hyora memerah. Hyora pun menyembunyikan wajah malunya itu dengan menundukkan wajahnya, meskipun Kyuhyun sebenarnya masih bisa melihat semburat wajahnya dengan jelas.

Kyuhyun berdiri dari tempatnya seraya menarik tangan Hyora yang kini menjadi bingung akibat ulah Kyuhyun. Hyora pun berdiri mematung sambil menatap Kyuhyun tak mengerti.

“Kaja. Kita lanjutkan di kamar saja.” ucap Kyuhyun sambil menyeringai kecil.

“Mwo?” Hyora membelalakkan matanya.

“Kau tahu, kan?” tanya Kyuhyun sambil menaik-turunkan alisnya. Hyora yang masih merasa kesal karena ulah Kyuhyun yang mengerjainya tadi pun mengeluarkan senyum kecil tanpa terlihat oleh mata Kyuhyun.

“Shireo!” tolak Hyora sambil melepaskan tangan Kyuhyun yang menggenggam tangannya.

Kyuhyun yang mengira tidak akan mendapatkan penolakan yang berarti karena dia yakin bahwa Hyora akan dengan malu-malunya menerima ajakan Kyuhyun untuk ‘berolahraga-malam’ seperti biasanya pun kini membelalakkan matanya lebar-lebar.

Hyora pun berusaha agar tidak mengeluarkan suara tawanya dengan membalikkan badannya dan menghentakkan kakinya agar terlihat bahwa dirinya sedang kesal. Hyora mengambil piring bekas tempat cake yang mereka makan dan berjalan ke arah tempat cuci piring.

Kyuhyun yang masih tidak yakin dengan penolakan Hyora kini pun mencoba sadar dan mengecek keadaan kupingnya. Mengecek jika kupingnya sedang dalam keadaan buruk dan yang tadi di dengarnya itu bukanlah yang sebenarnya. Tapi, sepertinya apa yang Kyuhyun harapkan tidak terjadi. Kesalahan memang bukan terdapat pada kupingnya itu. Melainkan, dirinya sendiri yang telah membuat Hyora marah. Begitulah yang kira-kira kini sedang dipikirkan oleh Kyuhyun.

Perlahan, Kyuyun mendekati Hyora yang kini sudah membuka keran dan bersiap untuk mencuci piring kotor mereka. Kyuhyun pun tengah berpikir keras, rayuan maut macam apa lagi yang harus ia keluarkan agar Hyora mau berhenti kesal padanya dan tentu saja dia bisa melakukan ‘olahraga malam’ mereka dengan aman dan menyenangkan.

“Hyora~ya…” bisik Kyuhyun tepat di atas telinga kirinya, memberikan sensasi geli kepada Hyora yang kini tengah mencuci piring. Hyora hampir saja menjatuhkan piring yang tengah dicucinya kalau saja dia tidak cepat tanggap.

“Wae?” jawab Hyora masih berusaha terdengar marah. Kyuhyun pun menarik tangannya dari sakunya dan melingkarkannya di pinggang Hyora yang kini menahan nafasnya karena aroma tubuh Kyuhyun begitu terasa menyesakkan di indra penciumannya.

“Jangan marah. Eo?” Hyora menghentikan aktivitas mencuci piring nya dan mematikan keran air seraya menaruh piring bersih ke tempat pengeringan piring yang ada di sebelahnya. Dilepaskannya tangan Kyuhyun yang masih melingkar di pinggangnya dan dibaliknya tubuhnya sehingga kini tubuh mereka tepat berhadapan satu sama lain.

“Babo! Memangnya siapa yang marah padamu? Hahaha. Kau kena tipu, Jangmyeon~a…” ucap Hyora sambil mencubit hidung Kyuhyun.

“Aish, kau membuatku khawatir saja. Dasar!” umpat Kyuhyun yang malah dibalas tawa riang dari bibir Hyora. Tapi, ide lain pun tak pelak muncul dari otak Kyuhyun saat mengetahui bahwa Hyora tidak marah sedikitpun padanya.

“Neo! Harus diberi hukuman.” Kyuhyun dengan cepat menarik tubuh Hyora yang masih tertawa dan mengelitikinya sehingga suara tawa Hyora semakin terdengar jelas di dapur apartemen mereka.

“Hahahaha. Geuman.. Hahahha. Geuman…” Kyuhyun masih mengelitiki Hyora hingga akhirnya tubuh Hyora membentur meja keramik di bagian dapur mereka. Hyora mengerang pelan karena secara tidak langsung benturannya itu membuat tubuhnya merasakan sakit.

“Ouch..”

“Gwaenchana?” tanya Kyuhyun khawatir. Hyora hanya menganggukkan kepalanya, berusaha untuk mensugesti tubuhnya bahwa benturan tadi tidaklah sakit dan tidak berarti apa-apa untuknya. Kyuhyun yang melihat Hyora terdiam pun mengangkat tubuh Hyora ke atas meja dan menegakkan kepala Hyora yang menunduk.

“Appo?” Hyora akhirnya mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya.

“Appo hajiman…” Kyuhyun pun menarik wajah Hyora dan memberikan kecupan lembut di bibirnya. Hyora bisa merasakan manis pada kecupan Kyuhyun yang kemudian berubah menjadi ciuman yang dalam.

Kyuhyun menempelkan tangannya di leher Hyora untuk memperdalam ciuman mereka, sementara tangan Hyora bergelayut indah pada leher Kyuhyun. Decakan ringan terdengar saat Kyuhyun mulai menyusuri leher Hyora. Diberikannya lukisan berwarna kemerahan pada leher Hyora, untuk menandakan bahwa Hyora adalah miliknya dan tak seorangpun bisa memilikinya selain Kyuhyun. Egois memang. Tapi, pada kenyataannya Hyora memang miliknya dan mereka sudah terikat oleh ikatan suci yang disebut dengan pernikahan. Dan seperti yang kita tahu, mereka tidak akan berhenti sampai disitu karena ada hal penting dan mendesak yang ingin mereka lakukan saat ini juga.

End Of Author’s P.O.V

—–

 

Kyuhyun’s P.O.V

“Masih ada lagi tahun tahun berikutnya untuk kita, Myeonjjang… Kau harus lebih bersabar mengahadapiku ya?”

“Eung…”

“Kita harus wisuda bulan depan dan setelah itu aku akan bekerja.”

“Na do… Kita akan berjuang bersama kan, Jjangmyeon?”

“Tentu saja.” Kueratkan pelukanku pada tubuh polosnya. Tiba-tiba aku teringat sesuatu.

“Oh, ya. Apa aku sudah bercerita salah seorang sunbaeku sudah menawariku bekerja di perusahaannya?” Dia terlihat kaget saat mendengar ucapanku.

“Jinjja???!! Tapi kita kan belum lulus… Bagaimana bisa…”

“Kau tenang saja. Dia sangat mempercayaiku.”

“Chukhahae…”

“Gomawo… Aku sungguh beruntung bertemu denganmu, Lee Hyora. Terima kasih sudah berada dalam lintasan takdirku.”

“Na do, gomawo… Aku mengandalkanmu, Cho Kyuhyun…”

Kuusap hidungnya dengan hidungku. Kami berdua sama-sama tersenyum. Aku pun menarik selimut untuk menghangatkan tubuh kami yang tanpa sehelai benang pun.

“Jalja~…” gumamnya dan aku tahu dia pasti langsung memejamkan matanya.

“Ya~… Sebelum tidur, boleh aku tanya sesuatu?” tanyaku penasaran sebelum aku benar-benar menutup mataku.

“Wae?”

“Celana dalam Pororo itu…. Apakah kau meminjamnya dari Kyumin?”

‘Plak!!’

“Auuuuuuuuu…” Aku merasakan tangannya memukul pantatku.

“Rasakan hukuman untukmu, Cho Kyuhyun.” geramnya.

“Kkkkkkkk… Kau menggodaku lagi, Myeonjjang~ah…” godaku.

“Ya!!! Emmphhh… Cho.. emphhh… KYUHYUNNNNNNNNNN!!!”

End

*****

Yuhuu… Allo ??? Bagaimana dengan ff anniversary kita? Permintaan maaf kita tujukan kepada cecunguk four yang sepertinya tidak bisa eksis di ff kita kali ini dan ficlet sebelumnya. Hahahha. But, tenang aja kok. Kalian bakalan dapat bagian lagi. Habis, kalau ga ada kalian itu rasanya hampa. Kkkk.

And, ga kerasa ya KyuRa udah eksis selama setahun. Hoaaa… Waktu yang tidak bisa dibilang sebentar. Makasih banget… Kita hargai semua itu. *sedotingus*

Jangan protes buat bagian nc nya soalnya syipoh bener-bener lagi ga ada ide di tengah uts yang menggila. TT_TT.

 

32 responses to “{KyuRa 1st Anniversary} More Than Words

Leave a comment