Merry Me! [Eps 11/END]

Title: MERRY ME! [Eps 11/END]

Author: @yoen_da/mrs.ChoiLee

Length: Series

Rating: PG-13

Genre: Romance, little bit comedy, Friendship

Cast:  

  • Leeteuk SJ
  • Choi Hyerin (OC)
  • Choi Jonghoon
  • Choi Minho
  • Lee Donghae
  • Cho Kyuhyun
  • Seo Chaehyun (OC)
  • Kim Chaeyoung (OC)
  • Kim Hyunjae (OC)
  • And another cast find in this story

Disclaimer: this story is my own mind, and all cast belongs to GOD

A/N: “MERRY” disini, bukan dari kata “MARRY” melainkan “Merry” dari kata Merry-go-round yang artinya kegembiraan~^^

SUKA = BACA + COMMENT

GA SUKA = GA USAH BACA

NO SILENT READER, BASHING, AND PLAGIARISM!!

other part “Merry me” :

*Chaeyoung POV*

Aku terus berlari mengelilingi taman yang berada disamping gedung apartment dorm MIINA, dengan sebuah headphone dikepalaku, melakukan ritual wajibku saat dipagi hari, jogging. Setiap hari aku memang selalu menyempatkan diri untuk selalu berolah raga, minimal jogging, karena sejak dulu aku memang sangat menyukai olah raga, jadi jika 1hari saja badanku ini tidak ‘bergerak’, tubuhku jadi sakit-sakitan. Aneh bukan?
Aku mengahentikan langkahku dan memilih untuk beristirahat di sebuah bangku kayu yang terletak disamping lapangan basket dan meminum sebotol air mineral.
Aku menatap lurus kearah lapangan yang kini terdapat seorang namja bertubuh kurus tinggi yang memakai bakaian basket dan seorang yeoja berambut panjang yang sengaja dikuncir keatas *bayangin rambut go hara di mv lupin-kara* yang saling bertanding menentukan siapa yang paling jago dalam permainan tersebut. Melihatnya, aku merasakan seperti mengalami dejavu.

*FLASHBACK*

“CHAEYOUNG-AH!!!!!!!!!!!!!!” pekik Hyosun, sahabatku dari kelas sebelah ketika masuk kedalam kelasku dan berlari menghambur kearahku yang saat ini sedang duduk tenang di bangkuku sambil membaca buku pelajaran.

“Wae?” jawabku tanpa beralih dari buku pelajaran. Hyosun langsung merebut buku biologi yang sedari tadi ku baca itu, menutupnya lalu menyimpannya kedalam kolong mejaku. Mau tak mau aku menatapnya yang kini tersenyum puas.

“Ayo, kita kelapangan basket! Ada Minho Sunbae tengah bermain basket disana! KAJJA!!!!!!!!!!!!!!!” Hyosun langsung menarikku paksa. Sesampainya di lapangan basket, terlihat beberapa orang sunbaeku memang tengah bermain basket disana. Aku hanya berjalan tenang, tak peduli dengan teriakkan segerombolan yeoja yang memanggil-manggil nama salah seorang sunbae yang ikut bermain disana, lalu duduk disalah satu bangku penonton yang ada disana. Tak hanya mereka, bahkan Hyosun juga memanggil-manggil namanya.

“MINHO OPPA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” pekik mereka serempak. Aku cuma bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka yang menurutku berlebihan itu. Aku memandang lurus kedepan, menikmati jalannya permainan, hingga akhirnya mataku tertuju pada seorang namja, Jin Woon namanya, sunbaeku, yang juga sahabat dari Minho. Tubuhnya memang tak setinggi Minho, namun permainannya lebih bagus dari Minho, terang saja, ia kapten dari Tim basket putera. Sosok yang telah berhasil memikat hatiku setahun belakangan ini, tepatnya sejak aku masuk kedalam sekolah ini. Karena ia, karena selalu ingin dekat dengan dirinya, dengan susah payah akhirnya beberapa bulan yang lalu aku dapat bergabung dengan tim basket puteri. Dan usahaku tak sia-sia, tak jarang kami berdua mengobrol akrab di sela-sela latihan, dan terkadang saling mengirim sms. Aku pun menunjukkan perhatianku yang lebih padanya, walau secara diam-diam, seperti dengan menaruh minuman di lokernya ataupun menyiapkan handuk bersih di bangkunya.
Dan sepertinya tak ada yang mengetahui ini semua. Bahkan Hyosun, sahabatku sendiri sepertinya tidak tahu bahwa aku menyukai Jin woon sunbae.

“YAY!!!!!!!!!! MINHO OPPA!! KEREN!!!” pekik mereka lagi, membuyarkan lamunanku. Sepertinya permainan sudah selesai, dan kulihat kini semua yeoja yang tadi menyemangati mereka dari bangku penonton langsung menghambur kearah mereka, hanya tersisa aku seorang diri yang masih setia menatap mereka dari kejauhan dari sini.

Tiba-tiba saja, seorang namja menyeruak keluar dari kerumunan dan berjalan kearahku ketika menangkap sosokku yang menatap kearahnya. Dag.. Dig.. Dug..
Kurasakan dadaku berdegub kencang. Ottohke? Jin woon sunbae berjalan sambil berlari-lari kearahku. Aku berusaha setenang mungkin, bersikap sewajar mungkin. Jangan sampai ia menyadari kegugupanku.

“Chaeyoung-ah. Annyeong,” sapanya hangat, seperti biasa. Aku tersenyum kikuk, lalu membungkuk sopan.

“Annyeong, sunbae. Permainanmu hebat tadi!” aku mengacungkan kedua jempolku kepadanya. Ia tersenyum geli.

“Gomawo. Sampai ketemu nanti sore di lapangan yah, annyeong!” Jin woon sunbae pergi meninggalkanku setelah sebelumnya menepuk puncak kepalaku, lembut. Membuatku tertegun karenanya.

“Sepertinya kau menyukainya?” ucap sebuah suara, datar, menyadarkanku dari lamunan. Aku mendongak. Seorang namja berdiri dihadapanku sambil menatap lurus punggung Jin woon sunbae yang kini mulai menjauh. “Sebaiknya jangan terlalu berharap padanya. Karena ia tak mungkin menyukaimu. BO-DOH!” ia berlalu dari hadapanku. Meninggalkanku yang masih sibuk mencerna kata-katanya.

“Apa katanya? BODOH?? Aku bodoh??” aku menunjuk diriku sendiri dengan telunjukku, “YA!!! DASAR KAU NAMJA MENYEBALKAN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

>>sore hari.. Lapangan Basket Indoor Hanguk SHS<<

“Hoshhh.. Hoshhh…” aku menahan membungkuk, memegangi kedua lututku sambil mengatur nafas. Keringat sudah basah dan membanjiri seragam basketku.

PRITTTTTTT…

“Ok, latihan hari ini selesai. Kamshamnida yeorobeun. Sampai bertemu dua hari lagi!” ucap pelatih sebelum meninggalkan lapangan. Dangan gontai aku berjalan melangkah kearah bangku panjang, mengambil sebuah botol air mineral dari dalam tasku lalu menyesap habis isinya tanpa ampun. Di seberang lapangan, kulihat tim basket putera baru saja menyelesaikan latihannya dan bersiap untuk berganti pakaian. Aku langsung tersenyum begitu melihat sosok Ji woon sunbae yang *entah untuk kesekian kalinya* terheran-heran menatap sebuah botol minuman yang tergeletak di atas tasnya dengan sebuah handuk kecil. Ku lihat ia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru lapangan, mencari-cari siapa yang kira-kira rajin memberikannya minuman seperti itu, lalu menelengkan kepalanya bingung, namun akhirnya ia meminumnya juga.
Aku tersenyum puas, lalu berjalan meninggalkan lapangan, menuju ruang ganti untuk berganti pakaian.
Setelah berganti pakaian, aku langsung bersiap untuk keluar dari gedung dan melangkah pulang. Namun langkahku terhenti ketika tak sengaja melihat beberapa orang tengah berbicara di lorong, tempat dimana terdapat loker penyimpanan barang, hanya sosok Jin woon yang ia dapat kenali, sementara yang satunya ia tak tau siapa karena terhalang pintu, rasa penasaranku mengalahkan segalanya dan aku memutuskan untuk mendengarkan pembicaraan mereka.

*Author POV*

“Ah, aku heran, sebenarnya siapa yang memberikan aku minuman dan lainnya itu padaku, apa penggemarku yah??” Jin woon terkekeh sendiri mendengar perkatannya. Minho hanya diam, tak peduli sambil membuka lokernya. “Jangan-jangan dia Chaeyoung??”

“Jika iya, bagaimana denganmu?”

Jin woon tampak berfikir. Lalu membuka lokernya, dan mendapati sebuah kotak makanan di dalamnya. Ia mengeluarkannya lalu menatapnya, “Tak peduli. Selama ku butuhkan apa yang ia berikan akan ku pakai, namun setelah itu kubuang, seperti…” Jin woon membuang kotak makanan itu dengan sekali lemparan saja dan memasukkannya kedalam tempat sampah yang ada di sudut ruangan, “ini.” Jin woon menyeringai kecil. Minho hanya menggeleng-geleng, lalu kembali masuk kedalam kamar mandi yang ada disana setelah mengambil handuk dan menyampirkannya di pundak.

“Jagy!!!” tiba-tiba saja seorang yeoja berperawakkan genit, masih menggunakan seragam sekolah meraka masuk kedalam ruangan dan disambut pelukkan hangat Jin woon. Selang beberapa lama kemudian tau-tau bibir mereka sudah saling bertaut satu sama lain, ciuman mereka semakin lama semakin panas. Minho yang baru saja selesai mandi dan sudah berganti pakaian, langsung menilnggalkan mereka tanpa pamit setelah membawa barang-barangnya. Begitu sampai di pintu ia tengah mendapati Chaeyoung yang rupanya melihat kejadian di dalam dengan tatapan nanar.

“Ddo??” Chaeyoung hanya bisa diam, menahan marah. Sementara Jin woon dan yeoja-nya langsung melepaskan ciuman panas mereka begitu melihat Minho dan Chaeyoung berdiri di depan pintu, menatap kearah mereka.

“Eh? Chaeyoung-ah, kau mencariku?” tanya Jin woon, gelagapan, sambil merapihkan bajunya yang ‘agak’ berantakan. Chaeyoung diam, hanya tatapan nanar yang bisa ia lontarkan padanya. Entah dapat dorongan dari mana, Minho langsung mencium bibir Chaeyoung tiba-tiba, dan membuat mata Chaeyoung terbelalak.

“Anni, Chaeyoung tadi mencariku, kami janjian untuk pulang bersama, bye!” Minho langsung menarik sebelah tangan Chaeyoung, meninggalkan Jin woon yang masih terkejut dengan apa yang dilihatnya tadi.
Chaeyoung yang ditarik paksa oleh Minho langsung meronta begitu mereka sudah berada jauh dari gedung olahraga, dan menampar wajah Minho keras.

“APA MAKSUD SEMUA INI, HUH!!??” Chaeyoung menatap Minho penuh emosi. Wajahnya merah padam menahan amarah yang kini sudah meletup-letup di dalam dirinya.

Minho memegangi pipinya yang panas, dan meringis kecil karena menahan perih. “Ya! Aku itu membantumu tau!!! Dasar yeoja MENYEBALKAN!!!”

“APANYA YANG YEOJA MENYEBALKAN!!?? KAU LAH YANG MENYEBALKAN!!! MEMBANTUKU TAK HARUS BERBUAT SEPERTI TADI!!!!!!!!! DASAR MENYEBALKAN!!!! AKU…” chaeyoung menarik nafas panjang, mencoba mengontrol emosi, “AKU MEMBENCIMU!!! SELAMANYA AKU AKAN MEMBENCIMU!!!!!!!!!!!!!!!!!!” pekiknya, ketus lalu pergi berlari meninggalkan Minho.
‘Dasar meyebalkan! Sembarangan saja mencium bibirku! Padahal itu ciuman pertamaku!! Kenapa harus NAMJA MENYEBALKAN itu yang harus mengambilnya??!!’ rutuk Chaeyoun dalam hati sambil berlari dan memegangi terus bibirnya yang masih terasa basah.

“YA!!!! AKU JUGA MEMBENCIMU!!! DASAR YEOJA MENYEBALKAN!! TAK TAU TERIMAKASIH!!!!” pekik Minho begitu Chaeyoung berlari meninggalkannya.
‘Dasar! Padahal itu ciuman pertamaku! Arggghh!!!’ batinnya sambil mengacak-acak rambutnya kesal.

*_*

Akibat kejadian waktu itu, Chaeyoung jadi tak pernah lagi memberikan perhatian lebih pada Jin woon, ia juga hanya berbicara seperlunya pada Ji woon, padahal belakangan Jin woon justru sebaliknya, ia malah terus-terusan mendekati Chaeyoung, untuk menanyakan ada apa sebenarnya dengan ia dan Minho. Karena setelah kejadian waktu itu, mereka berdua seperti musuh bebuyutan! Seperti saat ini..

“Huh, tembakan seperti itu saja masih oleng! Dasar payah!” cibir Minho begitu melihat Chaeyoung tengah berlatih seorang diri di lapangan, saat jam istirahat. Chaeyoung yang tak terima langsung melemparkan bola yang sedari tadi di dribblenya asal kearah Minho.

“Memangnya kau lebih hebat dariku, huh? Kalau berani cepat kalahkan aku! Kita tanding saat ini juga!”

“Boleh! Siapa takut!” Minho menyeringai. Chaeyoung hanya bisa menatap namja yang ada di hadapannya ini kesal.

“Ok, simple saja, siapa yang bisa memasukkan bola ini kedalam ring dengan mulus sebanyak 10 kali tanpa ada yang meleset. Dia pemenangnya!”

“Ok, siapa takut!!” Minho langsung merebut bola dari tangan Chaeyoung dan mendribblenya masuk kedalam lapangan, Chaeyoung berlari mengejarnya, mencoba merebut bola dari kekuasaan Minho, gagal. Ia sudah berhasil memasukkannya kedalam ring dengan satu kali tembakan three point. Mulus.

Selama jam istirahat mereka terus bertanding, sampai akhirnya bel berbunyi saat masing-masing baru memasukkan bola sebanyak 6 untuk Minho dan 4 untuk Chaeyoung, diantara mereka belum ada yang berhasil mencapai target.
Sepulang sekolah mereka kembali mengulangnya dari awal, namun berakhir SERI. Dan begitu terus selanjutnya, sampai akhirnya Chaeyoung terpaksa mengaku kalah karena ia sudah terlalu lelah menghadapi Minho yang harus diakui daya tahannya memang sangat kuat, padahal sudah hampir 3 jam mereka bertanding tanpa henti.
Setelah pertandingan hari itu, Chaeyoung semakin membenci Minho karena harus mengaku kalah, alhasil kebencian itupun semakin memuncah hingga mereka tak pernah bertegur sapa, ataupun meledek lagi, bahkan sampai Minho lulus dari sekolah dan mereka tak pernah bertemu lagi.

Namun Tuhan sepertinya punya kehendak, mereka kembali dipertemukan saat Chaeyoung menjalani TRAINEE di SM setahun kemudian, saat ia baru lulus SMA, dan saat itu Minho akan memulai debutnya dengan SHINEE. Tapi, mereka tetap seperti dulu, saling membenci.

*FLASHBACK END*

Aku hanya bisa tersenyum mengingatnya. Aku kembali melihat kearah lapangan, kulihat yeoja itu terjatuh karena tak sengaja terbrak tubuh namja yang menjadi lawannya. Namun dengan sigap namja itu langsung menglurkan tangannya untuk membantunya berdiri. Sebuah senyuman kembali terukir di wajahku.

Don’t stop, make it pop
DJ, blow my speakers up
Tonight, im a fight
Till we see the sunlight
Tick Tock, on the clock
But the party don’t stop
Whoah-oah-oh
Whoah-oah-oh

Tik-tok milik Kesha mengalun keras dari saku celana trainingku. Alarm pengingat.

Jemput Minho di RS.

*_*

*Hyunjae POV*

“Hyunjae-ssi..” aku menoleh kearah sumber suara. Kulihat seorang pria yang sangat asing dimataku dengan stelan formilnya sudah berdiri disampingku sambil tersenyum ramah.

“Ne? Nugusaeyo?” tanyaku, penasaran. Ia tersenyum tipis lalu segera mengambil alih trolly berisikan koper barang bawaanku dan Ah Ra Onnie.

“Saya pegawai dari Cho sajangnim. Ah ra-ssi menyuruhku untuk menjemputmu disini karena tadi ia langsung menghampiri kedua orangtuanya di pintu masuk, dan kini mereka semua tengah menunggu anda di ruang tunggu. Kajja,” aku mengangguk lalu mengikutinya yang kini sudah berjalan mendahului, tak lupa membawa majalah yang entah dari mana asalnya tadi dan memasukkannya kedalam tasku.
Disebuah bangku panjang, kulihat Ahra Onnie tengah berbincang dengan Eomma dan Appa. Namja yang tadi bersamaku langsung meletakkan trolly tsb tak jauh dari mereka lalu pergi menghilang entah kemana.

“Jika semua lancar, pesawat kita akan berangkat setengah jam lagi,” Appa tersenyum kecil begitu melihat kedatanganku. “Shim Changmin-ssi yang sedang mengurus tiketnya,” tambahnya lagi. Shim Changmin? Apa namja yang yang tadi dengan ku itu? Lalu tiket? Bukannya tikeknya bahkan sudah ada ditangan kami sejak kemarin-kemarin? Untuk apa di urus lagi?

“Pesawat yang seharusnya mengantar kita hari ini kesana mengalami gangguan teknis, dan butuh waktu satu hari untuk memperbaikinya, jadi pihak maskapai menukar dengan maskapai pesawat lainnya sebagai gantinya,” jelas Ah Ra Onnie, seolah bisa membaca fikiranku. Aku mengangguk, lalu mengambil tempat duduk disamping Eomma yang kebetulan kosong.

“Josonghamnida, Cho sajangnim,” namja bernama Shim Changmin yang bersamaku tadi kini sudah berdiri di hadapan kami sambil memegang beberapa lembar kertas yang kuyakini adalah tiket pesawat, di tangan kirinya. Kami semua menoleh kearahnya.
“Saya sudah mendapatkan tiketnya, namun saya mohon maaf, jika mungkin tak sesuai dengan harapan kalian,” tambahnya. Kami semua tersenyum kecil.
Tak lama setelah itu terdengar sebuah suara dari arah pengeras suara yang memberitahukan bahwa pesawat yang akan kami tumpangi akan segera lepas landas, mau tak mau kami langsung bersiap untuk masuk kedalam, tak lupa sebelumnya kami berpamitan kepada Appa, sementara Eomma ikut dengan kami ke Amerika. Shim Changmin-ssi sudah menghilang entah kemana, sepertinya ia sedang mengurusi bagasi kami. Tepat pada saat kami akan masuk kedalam sebuah suara menghentikan langkahku….

“HYUNJAE-AH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

*_*

*Hyerin POV*

“HATCHIIIIIIII~” sebuah sungai kecil terbentuk dibawah hidungku. Segera ku lap sungai dengan rasa asin itu dengan tissue yang sedari tadi ku pegangi. Sudah hampir setengah dari isi kotak tissue kuhabiskan karena ini.
Karena kejadian kemarin, aku jadi FLU. Untung saja hanya aku, karena hari ini Leeteuk dan Boybandnya, Super Junior, akan Comeback stage dengan single terbaru mereka dari album repackage.

“HATCHIIIIIIIIIIIIIII~~~” LAGI-LAGI sebuah sungai terbentuk di bawah hidungku, lebih panjang dari yang sebelumnya. Argh.. Flu-ku semakin parah! Kutarik paksa beberapa helai tissue dari kotaknya dan segera membersihkan lendir yang ada di bawah hidungku ini, kesal.

Bo Peep Bo Peep Bo Peep Bo Peep Ah!
Bo Peep Bo Peep Bo Peep Bo Peep
Bo Peep Bo Peep Bo Peep Bo Peep Ah, Ah!

Bo peep bo peep milik T-ARA mengalun dari ponselku yang kuletakkan di meja samping tempat tidur. Panggilan masuk. NAE SEOBANG.
Aku tersenyum sendiri melihat nama yang tertera di layar ponselku itu. Nae Seobang? Ya, tepat sejak kejadian kemarin, aku langsung mengganti namanya yang ada di phonebook ponselku. Haha.

“Yobsaeyo?” sapaku, serak.

“Yobsaeyo, Omo, yeobo! Kau masih sakit yah?? Sudah minum obat?? Suaramu terdengar mengerikan sekali dari sini,” ucapnya panic. Aku hanya bisa meringis mendengarnya.

Ting.. Tong..

“Ne, sudah.. sudah..” jawabku sekenanya. Aku langsung bangkit dari tempat tidurku dan berjalan turun kebawah begitu mendengar bel rumah berbunyi, dan segera membukanya.

“EOMMA!!! APPA!!!” pekikku riang begitu melihat siapa sosok yang kini sudah berdiri dihadapanku sambil tersenyum lebar.

“Boe??? Eommonoim dan Abojie sudah pulang kah?????” tanyanya di seberang telepon. Aku tak menjawabnya dan langsung memeluk mereka erat.

“Aigoo~ baru 3hari ditinggal sudah pucat begini kau, nak. Kau sakit??” Eomma menempelkan punggung tangannya di dahiku. “Ayo, cepat masuk kamar, tiduran, minum obat!” ia langsung mendorongku masuk kedalam rumah, sementara Appa masih dengan tenangnya melangkah mengikuti kami dari belakang.

“YA! YEOBO!!!!” pekik sebuah suara tiba-tiba. Aku baru ingat bahwa sambungan telpon masih belum terputus, dengan segera aku kembali menaruh ponsel itu ketelingaku.

“Ah, iya, mian, eomma dan appa sudah pulang, dan mereka langsung menyuruhku kembali ke kamar.”

“Ah.. syukurlah,” terdengar nada lega dari perkataannya, “Kalau begitu nanti sore kau tak usah datang ke MuBank, cukup lihat penampilan kami dari tv di rumah saja ya?”

“Ne, arraseo.”

“Bye, yeobo. Annyeong.”

“Bye.”

KLIK. Telpon pun terputus, tepat saat aku sudah kembali di dalam kamar. Segera saja ku sibakkan selimut yang ada di atas ranjang dan menyelimuti kubuhku kedalamnya. Sementara eomma dan appa masih dibawah.
Tak lama setelah itu, bel rumah kembali berbunyi, entah siapa lagi yang datang, tapi yang jelas setelah itu terdengar sebuah pekikkan maha dahsyat yang kuyakin berasal dari Eomma. Mau tak mau aku jadi penasaran dan kembali turun kebawah, dan mendapati Eomma yang dengan paniknya memanggil-manggil Appa untuk membantunya dan Chaeyoung Onnie memapah Minho Oppa yang kini berjalan agak pincang karena sebelah kakinya masih di gips.

“Minho-ah… WAE GURAE???????????????”

*_*

*Author POV*

“Kyunnie.. Mau kemana???” tanya Donghae begitu mendapati magnaenya itu pagi-pagi sudah rapih dan bersiap untuk pergi. Kyuhyun menatap Donghae dengan pandangan yang sulit diartikan. Dalam hati ia kalut. Ia bingung mau memberitahu Donghae soal ini atau tidak. Disatu sisi ia sudah berjanji pada Hyunjae agar ia tak memberitahukan Donghae dan membuatnya sedih saat tahu kemungkinan ini, namun disisi lain mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir mereka jika operasinya gagal. Walau semua berharap operasi ini sukses. Anmun kemungkinan itu tetap saja ada, mengingat persentasi keberhasilannya hanya 10%.
Donghae yang menangkap gelagat aneh dari magnaenya itu, langsung menepuk bahunya pelan. Ia mengangguk, memberi tanda agar Kyuhyun memberitahukannya.

*_*

*Chaehyun POV*

“Ottohke??? Ottohke???” aku mengacak-acak rambutku frustasi. Bagaimana tidak? Kemarin setelah Kyuhyun akan beranjak pergi, Jonghun Oppa menyatakan perasaanya kepadaku secara langsung! Dan apa respon Kyuhyun saat itu??
DIA MERESTUINYA!
Membuatku GILA setengah mati!
Dan apa yang terjadi setelah itu??
Menejer Ma menelponku, dan memberitahukanku bahwa aku akan menyanyikan sebuah lagu duet, remake dari lagu yang pernah dinyanyikan Kangta Sunbaenim, dan aku disuruh untuk segera mengecek e-mailku. Tepat setelah menerima telepon aku langsung pergi meninggalkan Jonghun Oppa di taman, entah apa yang terjadi padanya setelah itu. Sesampainya di dorm, aku langsung membuka e-mail dan mengeceknya. Mataku langsung terbelalak begitu melihat isi dari e-mail tersebut. Disana tertera dengan jelas judul lagu, lirik, beserta MP3 lagunya, dan yang pasti nama orang yang akan menjadi partnerku nantinya.

“Onnie?? Wae gurae?? Dari kemarin kau tak keluar kamar, tapi begitu keluar kenapa …” Binwoo menatapku heran dari atas sampai bawah begitu aku keluar dari kamar, menuju dapur untuk mengambil minum, “berantakkan begini?? Kyak orang gila.” Kekehnya. Aku hanya bisa mendengus pelan.

“Gwenchana, tak usah khawatir,” aku mengambil segelas air lalu meneguknya habis. “Mana Chaeyoung Onnie??”

Binwoo menutup layar notebooknya, berjalan kearahku lalu membuka sekaleng biscuit dari pantry dan memakannya, “Ah, dia sedang ke RS menjemput Minho Oppa.” Ia kembali mengambil potongan bikuit dan memakannya. “Sepertinya hubungan mereka mulai membaik, dan sepertinya mereka mulai memikirkan masalah perunangan itu.”

“Ah,, betul juga.”

*_*

*Hyunjae POV*

“HYUNJAE-AH!!!!!!!!!!!!!” pekik sebuah suara yang amat kukenal. Sontak membuat langkahku terhenti dan berbalik kearahnya. Dua orang namja terlihat berlari kearahku, dan salah satunya langsung mendekapku kedalam pelukkannya, erat.

“Kenapa kau tak mengatakan semuanya padaku?” ucapnya nanar. Aku hanya bisa menunduk dan membenamkan wajahku kedalam dadanya yang bidang. Tak mengatakan apapun. Sekuat tenaga aku menahan air mata yang kini sudah hampir tumpah. Mendengar suaranya yang bergetar dan kentara sekali terdengar nada seolah takut kehilangan bercampur kekecewaan, membuat hatiku sakit karena telah membuat orang yang kusayangi mungkin merasa kecewa dan tersakiti karenaku. Tapi, jujur, aku tak ingin membuatnya sedih.
“Aku sudah tahu semuanya…” aku melepaskan pelukkannya dan menatap wajahnya, tak percaya, lalu melirik Kyuhyun Oppa yang berdiri di belakangnya sekilas, ia mengangguk kecil dan menatapku dengan tatapan aku-sudah-memberitahukan-semuanya, aku kembali menatap Donghae dengan tatapan nanar, pertahananku runtuh, air mataku kini sudah tumpah membasahi pipiku dan membuat sebuah sungai kecil disana. Donghae mengusap kedua pipiku lembut dengan kedua tangannya, tanpa melepaskan pandangannya padaku.
“Jebal, apapun yang terjadi, tolong jangan biarkan aku merana seorang diri.. Berjanjilah kau akan segera sembuh dan kembali kesisiku.” Aku mengangguk kecil, dan ia kembali merengkuhku kedalam pelukkannya. Hangat terasa. Aku merasakan sebuah kenyamanan saat berada disampingnya. Dan rasa ini mungkin akan kurindukan seumur hidupku.

“Berjanjilah untuk menungguku,” gumamku masih dalam pelukkannya.

“Always. Forever. I’ll be waiting for you, jagiya, im promise.”

*_*

Pesawat yang kami tumpangi sudah lepas landas sejak kurang lebih 10 menit yang lalu. Di pesawat, ternyata tempat duduk antara aku, Ahra Onnie dan Eomma terpisah-pisah. Karena ternyata kursi yang tersisa di kelas business tak ada yang berdekatan, dan semuanya terpisah. Eomma duduk di barisan paling depan, Ahra Onnie duduk agak di tengah, di samping jendela, sementara aku dapat tempat duduk di paling belakang, samping jendela. Di sebelahku terdapat seorang namja berkacamata hitam dengan sebuah topi menutupi sebagian wajahnya, yang sejak aku masuk ia sudah tertidur sambil memasang headset di telingannya. Sepertinya ia bahkan tak sadar bahwa pesawat ini sudah lepas landas, saking lelapnya.
Aku hanya bisa diam, membisu sambil memandangi gumpalan awan dari balik jendela. Fikiranku masih terpaku memikirkan bagaimana nasibku kedepan nantinya?? Apakah dengan menjalani operasi ini aku akan selamat? Atau malah berakhir diruang operasi? Aku menggeleng pelan, mencoba menghapus kedua kemungkinan itu dari fikiranku. Ku ambli i-touch milik Donghae yang ia berikan padaku tadi saat kami akan take off, lalu menyumpalkan headsetnya kedalam telingaku, ku tekan tombol play pada layarnya. Seketika lagu MY EVERYTHING yang dulu pernah ia nyanyikan untukku saat pertama kali menemuiku di RS, di Indonesia dulu, mengalun lembut. Ku coba untuk memejamkan mataku, menikmati alunan lagunya, dan sesekali mengikuti iramanya.
Tanpa kusadari sebuah sungai kecil kini menghiasi pipiku.

“Aggashi, kau kenapa??” tanya orang disebelahku, panic, aku menoleh, dan dengan sigap menghapusnya dari pipiku begitu tersadar sosok yang sedari tadi duduk disebelahku.

“Siwon Oppa??”

“Ah? Hyunjae? Kim Hyunjae? Dongsaengnya Kyuhyunnie kan??” aku mengangguk, ia tersenyum kecil.
“Kok bisa disini?? Mau kemana?? Dengan siapa?? Kenapa menangis??” tanyanya bertubi-tubi.

“Aku mau ke Amerika Oppa, bersama Eomma dan Ahra Onnie, mereka duduk di depan.” Jawabku, mencoba setenang mungkin.

“Lalu kenapa menangis??”

“Annio, aku hanya terlalu larut dalam lagu yang sedang kudengarkan saja,” dalihku. Siwon Oppa mengangguk kecil.
“Lalu kau sendiri mau kemana Oppa? Bukankah nanti sore kalian akan comeback stage di MuBank?”

Siwon Oppa hanya tersenyum penuh arti. “Ne, betul sekali, tapi aku tak bisa gabung dengan mereka minggu ini, karena ada sebuah proyek penting.” Aku mengangguk-angguk, paham.
“Ah, ya, itu majalah apa? Boleh kuliat?” tanyanya sopan sambil menunjuk sebuah majalah yang menyumbul keluar dari dalam tasku. Aku mengangguk kikuk lalu menyerahkan majalah yang tadi kutemukan itu padanya.
Kulihat matanya langsung terbelalak begitu melihat judul artikel yang ada.

*_*

*AUTHOR POV*

SM gempar!! Bagaimana tidak, hari ini nama SM menjadi sebuah judul article controversial. SM SCANDAL !! Dimana di dalamnya berisikan semua scandal yang pernah dan sedang menggelayuti artis-artis dibawah naungan menejemen mereka. Tak hanya pihak SM. Artis-artis dibawah naungannya yang namanya jelas-jelas terpampang disanapun ikut kalang kabut! Bagaimana tidak? Kini semua reporter dari berbagai media mengerumuni kantor SM! Tak hanya mereka, fans dari artis-artis mereka pun ikut mengerumuni gedung untuk meminta penjelasan.
Mau tak mau, mereka langsung mengadakan rapat mendadak dan memanggil semua artis yang ada di bawah naungan mereka , terutama yang namanya di sebut-sebut dalam majalah, mereka wajib datang. Dan setelah menjalani rapat dadakan itu, mereka langsung mengadakan press conference guna meluruskan masalah yang ada.
Donghae, Kyuhyun, Leeteuk, Chaehyun, dan Chaeyoung, yang di anggap beritanya paling heboh langsung ditunjuk untuk ikut serta dalam acara untuk memberikan penjelasan, sementara artis yang lain artikelnya tak terlalu heboh, dan untuk Yesung dan Binwoo, keduanya memang sudah mengumumkan hubungan mereka sejak jauh-jauh hari, jadi tak perlu menjelaskan lagi. Seketika hujan BLITZ langsung menghujam mereka begitu mereka memasuki ruangan tempat conference press.

Chaehyun menjelaskan hubungannya dengan Jonghun, bahwa mereka hanya rekan kerja, dan foto-foto tsb di ambil saat mereka syuting WGM, dan mereka tak mempunyai hubungan khusus diluar itu. Kyuhyun langsung mendelik kearah Chaehyun yang masih menjelaskan kepada media, sekilas, lalu menunduk. Entah apa yang ia fikirkan saat itu.
Chaeyoung akhirnya menjelaskan hubungannya dengan Minho, tentu setelah sebelumnya ia meminta pendapa Minho lewat telpon saat mereka rapat tadi, ia memberitahukan bahwa keduanya menjalin hubungan khusus, dan akan segera melangsungkan pertunangan dalam waktu dekat ini.
Leeteuk menjelaskan bahwa semua foto itu memang dirinya dengan Hyerin, istrinya, dan meminta restu kepada semuanya dan memohon kepada semua orang, khususnya ELF agar tidak memBASHING Hyerin, dan mendoakan mereka berdua akan langgeng.
Kyuhyun menarik nafas berat. Mau tak mau ia akhirnya harus menyelesaikan masalah ini dan terpaksa membawa-bawa nama Hyunjae, padahal selama ini ia sudah berusaha agar nama Hyunjae tak muncul kepermukaan. Tapi apa boleh buat. Lagi pula saat ini ia sudah pergi ke Amerika, dan tak akan terkena dampak yang lebih.

“Maaf jika aku telah mengecewakan semuanya selama ini, dan tak menjelaskannya keluar. Sebenarnya sosok yeoja yang ada di foto itu adalah dongsaengku..”

“Dongsaeng?? Bukankah dikeluarga anda hanya terdapat 2 orang anak, Cho Kyuhyun-ssi? Anda hanya memiliki seorang noona bukan??” sosor seorang wartawan. Kyuhyun menarik nafas berat. Mau tak mau ia pun menjelaskan status Hyunjae di keluarganya, dengan jujur, ia mengatakan bahwa KIM HYUNJAE adalah gadis yang ada di foto itu, dan dia adalah dongsaengnya. Dongsaeng angkatnya yang baru kembali dari Indonesia. Seketika terdengar sebuah KOOR dari semua yang ada disana. Sekilas ia melirik Chaehyun yang kini terlihat seperti sedang melamun.

“Kuharap kalian dapat menerima dongsaengku itu, dan tak membencinya karena foto-foto ini. Mianhae karena selama ini aku tak segera meluruskan berita ini, karena aku tak ingin ia menjadi stress karena ini semua, karena kami, khususnya kedua orangtuaku sangat protect terhadapnya. Kumohon kalian bisa mengerti.”

Tibalah giliran Donghae. Sebenarnya fikirannya masih kalut, apalagi baru saja beberapa jam yang lalu ia melepas kepergian Hyunjae, tapi kini ia malah dihadapkan soal scandal yang membelitnya.
Dengan nada setenang mungkin, ia menjelaskan bahwa ia dan beberapa artis wanita yang ada di foto itu semuanya, tak ada hubungan apa-apa selain rekan kerja, dan iapun akhirnya malah menjelaskan bahwa hatinya sudah terpikat pada seorang gadis, bukan dari kalangan artis, dan ia telas terikat janji dengannya, agar selalu setia menunggunya.
Jelas saja perkataan Donghae ini membuat semua heboh, khususnya ELF. Dengan tenang ia bangkit dari duduknya dan membungkuk 90 drajat.
“Tolong restui kami. Dan bantu aku menjaga kesetiaan ini.”

*_*

>>Amerika..
New York Int. Hospital

Entah ada hal apa, tiba-tiba saja, Hyunjae meminta kepada Ahra untuk membelikannya sebuah kertas surat beserta amplopnya, yang berwarna biru dan kalau bisa ada gambar ikan disana. Akhirnya setelah lama mencari, Ahra datang dengan membawa barang yang Hyunjae inginkan. Tanpa basa-basi ia langsung menuliskan sesuatu di dalamnya. Setelah selesai menulis, ia memberikannya kepada Ahra, agar ia memberikannya kepada Donghae, nanti, dan tak lama setelah memberikannya, dada Hyunjae terasa sesak. Ia terus memegangi dada kirinya sambil mengigit bibir bawahnya, menahan sakit. Nyonya Cho yang kebetulan baru kembali dari ruang dokter langsung kembali keluar memanggil dokter, sementara Ahra yang panic langsung menekan tombol darurat.

*_*

>>3 YEARS LATER…


“Silahkan kepada kedua mempelai untuk berciuman,” ujar seorang pendeta kepada sepasang manusia yang baru saja mengucap janji dihadapan tuhan. Mereka berbalik, saling bertatapan. Perlahan Minho mendekatkan wajahnya kepada yeoja yang kini sudah resmi menjadi istrinya itu, lalu mengecup bibirnya pelan. Chaeyoung tersenyum manis begitu ciuman keduanya terlepas.
Di sudut lain, sepasang mata menatap mereka dengan tatapan iri. Yesung langsung merengut sebal ketika mendapati dongsaeng yang jauh lebih muda darinya itu bahkan sudah menikah.
“Jagy! Ayo cepat kita susul mereka! Hatus menunggu sampai kapan lagi?? Ingat umurku sudah semakin bertambah!” Yesung menatap wajah kekasihnya yang masih menatap sosok pengantin di depan sana dengan wajah yang berbinar-binar.

“Aishh!! Oppa, umurku sekarang baru 22 tahun tau! Kuliah juga belum beres! Lagian aku kan magnae, masa mau melangkahi Onnie ku? Setidakknya bersabarlah sampai Chaehyun Onnie dapat mempelai!” Yesung mendengus sebal.

“Ya! Kalau mesti menunggu Chaehyun, aku keburu UBANAN!! Karena mesti menunggu ke9 dongsaengku menikah dulu!! Dan yang ada mereka tak akan menikah-menikah karena menungguku menikah!” Chaehyun yang kebetulan duduk di kursi yang ada di depan mereka hanya bisa tersenyum mendengarnya tanpa mengalihkan pandangannya kepada kedua mempelai yang ada di depan sedetikpun. Sekilas diliriknya seorang namja berperawakan kalem, duduk agak jauh darinya, di barisan paling depan, di samping keluarga Minho. Sosok yang ia rindukan.

Di barisan paling depan, Leeteuk tersenyum puas melihat dongsaengnya akhirnya menikah, Hyerin yang duduk di sebelahnya tak kuasa menahan air mata kebahagian. Leeteuk menggenggam tangan istrinya itu lembut. Hyerin mendelik, lalu tersenyum kecil.
“Appa..” seorang makhluk mungil menarik-narik lengan tuksedo yang di kenakan Leeteuk. Leeteuk dan Hyerin langsung menoleh kearahnya.

*anggap aj leeteuk gy pake tuksedo ya.. hoho*

“Waeyo Jongmi-ah??” tanya Leeteuk lembut. Bocah 1 tahun itu menggeleng kecil.

“Waeyo? Jongmi ngantuk? Lapar??” tanya Hyerin lembut, sambil mengelus kepala anaknya yang botak itu.

“Anni,, Appa.. Eomma.. Poppo~ seperti ahjussie..” kontan Hyerin dan Leeteuk saling bertatapan, sebuah semburat merah kini menghiasi wajah mereka masing-masing. Jongmi, seolah mengerti apa yang terjadi malah tertawa gurih, khas bayi, sambil tepuk tangan dan duduk lompat-lompat di pangkuan Leeteuk.

Di sudut lainnya, Kyuhyun memandangi layar ponselnya, harap-harap cemas. Ia sedang menunggu telepon dari seseorang. Keringat dingin membanjiri pelipisnya. Untung tak ada seorangpun yang menyadari hal ini. Jantungnya berdebub kencang, tak karuan. Sampai akhirnya ponselnya itu bergetar hebat. Video call masuk. Seketika wajahnya menjadi cerah.

“Annyeong!!! Kyunnie!!!!!!” sapa seseorang di seberang sana.

“Ya!! Hyung!! Lama sekali kau memberi kabar! Bagaimana???” cecar Kyuhyun dengan nada tertahan, karena tak mungkin ia berbicara keras-keras sedangkan ia sedang berada di gereja. Donghae kerkekeh mendengar ocehan dongsaengnya itu.

“Lancar.. ”

“Apanya yang lancar??”

“Ya semuanya! Sesuai rencana awal, Kyunnie-ah!” jawab Donghae semangat 45’ sambil mengepalkan tangannya ke atas, layaknya mau berperang.

“Arraseo. Kalau begitu tunggu aku disana, hyung!”

Dari arah depan, semua yeoja yang masih single, alias yang belum menikah langsung berhambur kedepan, karena acara pelemparan bunga akan segera dimulai. Terlihat di antaranya, Chaehyun, Binwoo, dan Eunmi, sahabat Hyerin juga ikut berdesakkan diantara mereka. Padahal celah yang ada di depan altar tempat Chaeyoung melempar bunga cukup sempit, tapi tak menghentikan semangat mereka. Akibatnya merekapun saling berdesakkan, hingga akhirnya membuat salah seorang yeoja tak sengaja terdorong dan hampir jatuh menimpa seseorang yang duduk di salah satu bangku panjang yang ada di sana. Dengan sigap, namja berambut BLONDE itu pun menahan tubuhnya agar tak terjatuh.

“Gwenchana??” tanya Heechul sambil tersenyum. Eunmi hanya bisa menatap wajah namja yang menolongnya itu, yang hanya terpaut jarak beberapa centi dari wajahnya, tanpa berkedip. Perlahan Heechul mengangkat tubuh Eunmi yang posisinya hampir terjengkang hingga dapat berdiri sempurna. Sekeita semburat merah menghiasi wajah keduanya.

*_*

>>> Incheon Airport..

Seorang yeoja berpenampilan modis, sambil mendorong sebuah koper ukuran sedang di tangan kanannya keluar dari arah pintu kedatangan luar negeri. Rambut panjang ikalnya dibiarkan terurai, wajah ovalnya dibiarkan terpampang, tanpa tertutui poni, membuat penampilannya semakin terlihat dewasa dan menarik. Perlahan dilepas kacamata hitam yang mmenutupi wajahnya yang manis. Ia berhenti melangkah. Menatap kesekeliling. Keadaan sudah sangat berubah. Korea sudah semakin modern dari terakhir kali ia meninggalkan Negara ini.

Tatapannya terhenti pada sosok namja yang kini berdiri mematung dan menatapnya lekat, penuh dengan kerinduan yang amat mendalam. Tatapan mereka bertemu. Sebuah senyuman terukir diwajah keduanya. Segera Donghae menghambur kearahnya dan mendekapnya kedalam pelukannya yang hangat. Mereka saling berpelukkan erat. Seolah tak ingin melepaskan satu sama lain. Rasa rindu yang teramat sangat jelas terpancar dari keduanya.

“Welcome home, Jagiya,” Donghae mengecup dahi Hyunjae lembut. Hyunjae tersenyum manis.

“Ne, aku pulang. Dan aku menagih janji kesetiaanmu.”

“Aku masih memegang teguh janjiku,” Donghae tersenyum, lalu kembali mengecup dahi Hyunjae yang tanpa tertutupi poni. “Terima kasih kau telah memegang janjimu.” Hyunjae tersenyum. Membuat Donghae semakin mengeratkan pelukkan mereka. Tak peduli beberapa puluh pasang mata yang kini memperhatikan merekan dan bahkan mengabadikan moment indah itu.

*_*

Seusai acara pernikahan antara Minho dan Chaeyoung, Kyuhyun langsung menarik beberapa member super junior lainnya untuk menjalankan misinya. Untung saja acara pemberkatan hari itu tak di lanjutkan dengan pesta, karena pesta baru akan diselenggarakan dua hari setelahnya, jadi Kyuhyun dapat dengan mudah menjalankan misinya itu.
Tepat pukul 7 malam, Chaehyun yang datang dibawa oleh Binwoo dengan mata ditutupi kain hitam, akhirnya sampai di tempat yang mereka rencanakan. Dan ia langsung tertegun begitu kain hitam itu dilepas, dan melihat kesekelilingnya.
Ia kini berada di Danau, di dalam taman hiburan, tempat dimana beberapa tahun silam Kyuhyun memintanya sebagai kekasihnya. Di depannya ia lihat sebuah bebek-bebekkan berwarna PINK, berhiaskan balon-balon berbentuk hati. Dari dalamnya, keluarlah Kyuhyun, dengan menggunakan tuksedo berwarna putih.

*bayangkan Kyu di mv marry you*. Ia menghampiri Chahyun dan langsung menuntunnya agar mengikutinya masuk kedalam bebek-bebekkan. Chaehyun menurut. Perlahan bebek-bebekkan itu pun mulai menjauh dari tepian. Tepat di tengah danau, Kyuhyun menghentikan goesannya, dan menatap wajah Chaehyun dalam. Kyuhyun tersenyum, lalu menunjuk kearah bianglala yang berdiri kokoh di seberang danau.

“1.. 2.. 3…”
JRENG… seketika deretan lampu hias menghiasi seluruh bangunan bianglala, membentuk kalimat.

SARANGHAE SEO CHAEHYUN!!!

Chaehyun menatapnya takjub, lalu menatap Kyuhyun tak percaya.
“Tunggu.. Masih ada lagi,” Kyuhyun tersenyum penuh arti, lalu menatap langit kosong yang ada di sisi depan mereka, Chaehyun ikut memperhatikannya. Tak lama sebuah kembang api menyala menghiasi langit kota, dan membentuk sebuah kalimat..
NAWA GYEORONHAEJULLAE??
Chahyun membekap mulutnya tak percaya. Airmata kebahagiaan tak urung jatuh membasahi wajahnya. Kyuhyun meraih wajah Chaehyun lembut, lalu menatapnya dalam. Perlahan, sebelah tangannya merogoh saku tuksedonya dan mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalamnya.

“Mungkin selama ini aku telah sangat sering menyakiti dan mengecewakanmu. Mianhae. Dan … Maafkan aku jika hanya ini yang bisa kulakukan untuk melamarmu.. Maafkan aku.. karena akhirnya aku melamarmu tepat dihari dimana kita jadian beberapa tahun yang lalu, di tempat yang sama, namun suasana yang berbeda.. Maa..”

“Sssttt,” Chaehyun menaruh telunjuknya tepat di bibir Kyuhyun. Sebuah senyuman jelas mengembang di wajahnya.
“Kau tak perlu meminta maaf. Karena seharusnya aku yang meminta maaf karena selama ini kesalahpahaman selalu menghinggapi hubungan kita, dan maafkan aku, jika aku terlau cemburu, dan tak sensitive terhadapmu.”

“So??” tanya Kyuhyun jahil. Chahyun hanya tersenyum kecil. “Nawa gyeoronhaejullae??” Kyuhyun mengacungkan sebuah cincin berlian kehadapannya.

“I do,” Kyuhyun tersenyum riang lalu menyisipkan cincin tersebut ke jari manis Chaehyun dan langsung mendekapnya erat. Seketika dari arah kiri, sebuah lampu menyala terang, meyinari sekumpulan orang yang ada disana.
“CHUKKKKKKKKKKKKKKAAAAAAAAAAEEEEEEEEEE!!!” teriak ketigabelas member super junior serta Binwoo dan Hyunjae bersamaan. Tak lama nada MARRY YOU pun mengalun diikuti dance sederhana dari ke14 member.

Chaehyun seolah memFLASHBACK semua kejadian yang terjadi dalam hidupnya, sejak awal ia jadian, hingga akhirnya mereka putus secara tak langsung, di TEMBAK Jonghun yang menjadi NAMPYONnya di WGM, berduet dengan Kyuhyun menyanyikan 7989-nya Kangta Sunbaenim yang di-remake ulang tepat setelah PRESS CONFERENCE dan mengetahui semuanya lewat Hyunjae yang langsung menjelaskan dan meluruskan semua kesalah pahaman yang terjadi tentang hubungannya dengan Kyuhyun dan ia juga memohon kepada orang tua Kyuhyun untuk merestui hubungan mereka berdua, begitu ia sampai di Amerika dan mendengar tentang hubungannya dengan Kyuhyun dari Siwon yang kebetulan satu pesawat dengan dirinya saat ia ada urusan disana, dan berakhir saat ini, saat dimana Kyuhyun, His Evil, melamarnya untuk menjadi istrinya.

Chaehyun menatap Kyuhyun dalam ,perlahan Kyuhyun mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Chaehyun lembut. Mata mereka saling terpejam, menikmati kecupan mereka yang mulai dalam. Sampai akhirnya sebuah kembang api meluncur dan mersinar cantik menghiasi langit malam. Kyuhyun melepas tautan bibirnya dan memeluk pinggang Chaehyun lembut, sambil menikmati taburan cahaya kembang api yang menghiasi langit malam, cantik.

^END^

Annyeong yeorobeun..
Akhirnya ni FF tamat juga..
Mian ya kalo endingnya agak GAJE
Abisan saia paling ga bisa bikin ending yang “ngena” hehe..
Mianhae *BOW*

Mian kalo kepanjangan…
Padahal tadinya mau masukkin Chaehyun dalam project DUETnya dengan Kyu pas nyanyiian 7989..
Tapi gga jadi..
Hehe
Mianhae ^^

Neomu.. neomu KAMSHAHAMNIDA buat semua yang udah ngikutin ceritanya dari awal apalagi comment Gyaaaaaaaaa *hug reader satu”*

maaf kalo sepanjang perjalanan FF ini mengecewakan, alurnya gaje atau malah ga fokus kesatu tokoh, karena emang waktu bikinnya juga gak fokus #plakk

Oke, buat yang mungkin masih pengen kelanjutan FF ini tenang aja, masih ada lanjutannya.. HAHA.. tapi lanjutannya ini ga akan fokus ke rumah tangganya Rin-Teuk, tapi ketiga tokoh lainnya bakal lebih eksis di FF itu. so, nanti jangan tanya main castnya siapa karena saia sendiri bingung HUAHAHAHA #plakk #plakk

sampai jumpa d FF berikutnya~ ANNYEONG~~!!

19 responses to “Merry Me! [Eps 11/END]

  1. Pingback: My Everything (Still Merry Me After Story : Jonghun Story Part 2/END) | FFindo·

Leave a reply to andinganiskatrina Cancel reply