Que Sera Sera

By       : MissFishyJazz

Cast     :

–          Big Bang’s Seungri

–          Song Hye Young

–          Big Bang’s member

–          Song Hye Kyo

 

Genre  : Romance, Tragedy

Length :

AN      : Maafkan lah diriku yang tidak membawa Big Bang This Fairytale Daesung, tapi malah bawa one-shoot ini. Haduh soalnya kalo BBTFD butuh konsentrasi penuh, sementara, tahu sendiri.. Sekarang lagi musim mid-test, jadi mau nggak mau harus angkat tnagan dulu soal BBTFD TT.TT Dan kepikiran inipun karena gak terima sama skandal yang lagi menyebar sekarang. Arghhhh…

 

Song Hye Young berdiri di hadapan cermin besar dalam ruangan klasik itu, sepasang mata almondnya menatap lurus refleksi tubuh semampai berbalut wedding dress itu dengan baik. Ia tidak menyangka, dari 21 tahun perjalanan hidupnya, dia akan menikah. Menikah dengan pria yang ia cintai, Seungri. Nama yang terdengar begitu tak asing lagi bagi banyak orang yang berada di luar sana.

 

“Young-ie.” Suara itu menyapa telinganya, membuat Hye Young memutar tubuhnya dan melihat kakaknya, Song Hye Kyo berdiri dengan raut cemas, tapi juga menahan amarah.

Unnie.” Hye Young berjalan perlahan ke arah satu-satunya saudara kandung yang ia punya itu dengan menuntun ekor gaunnya yang menjuntai indah. Hye Kyo meraih adiknya itu dalam pelukannya sekilas, seakan ingin meluapkan apa yang sedari tadi ia pikirkan, tapi sulit sekali untuk ia ucapkan. Ia ingin adiknya tahu apa yang terjadi, tapi ia juga takut adiknya akan terluka.

 

“Semenjak kau lahir sampai sekarang, bukankah unnie tidak pernah meminta apapun padamu, dear?” Hye Kyo menghadapkan wajah Hye Young dengan wajahnya, membuat gadis yang lebih mudah 7 tahun darinya itu menatap dengan raut heran.

“Ya, memang kenapa unnie?” Hye Kyo mengusap peluh yang tiba-tiba meleleh di dahinya, perasaan yang terus saja berkecamuk dalam dirinya membuatnya bingung. Berkata jujur tapi menyakiti hati adiknya, atau menutupi segalanya tapi membuat adiknya menyesal di kemudian hari?

“Tolong ikuti permintaan unnie kali ini, ya?” Hye Young menaikkan sebelah alisnya sebelum mengangguk menjawab pertanyaan itu.

“Tolong batalkan pernikahanmu dengan Seungri.” Hye Young terpaku di tempatnya. Sekarang ia seperti berada di ruang kaca tempat ia bisa menari balet sesukanya, dan secara tiba-tiba seluruh kaca di ruangan itu pecah begitu saja. Membuat Hye Young tertusuk dan sakit. Kenapa tiba-tiba kakak yang begitu ia cintai menginginkan ia membatalkan pernikahannya?

 

“Ada apa dengan unnie? Kenapa unnie ingin aku membatalkan pernikahan yang tinggal 1 bulan lagi ini?” Hye Young melepaskan pegangan Hye Kyo padanya dan berjalan beberapa langkah menjauh dari unnienya itu.

“Hye Young-aa, ada hal yang terjadi, dan asal kau tahu, ku rasa ini akan mengganjal pernikahanmu juga karena jika sampai appa dan eomma tahu, mereka pasti juga melarangmu menikah dengan Seungri.” Hye Young meneteskan sebutir kristal bening dari sudut matanya, kenapa ini? Ada apa yang salah dengan dirinya dan Seungri?

“Apa? Apa yang terjadi?” Hye Young merasakan suaranya yang semakin menipis, dan tepat saat itu Hye Kyo memberikan selembar kertas potongan sebuah majalah yang baru beberapa jam lalu ia terima dari salah satu kerabatnya yang berdomisili di negeri sakura, dan mengetahui pernikahan Hye Young dan Seungri bulan depan.

 

Hye Young langsung roboh begitu membaca title berita itu, nama calon suaminya ada di dalam deretan kata-kata itu dan seperti tercetak paling depan. Walaupun masih sempat membaca beberapa deret kalimat dari artikel majalah itu, justru membuat Hye Young kehilangan keseimbangan dan akhirnya menggeletakkan majalah itu dengan sembarangan karena kesadaran yang kian menipis.

 

“SONG HYE YOUNG!!”

 

YYYYY

 

Jiyong, Seunghyun, Taeyang, dan Daesung, empat sekawan itu kini berdiri di hadapan pintu kamar bocah tengil mereka. Hari ini tanggal 14 Oktober, seharusnya menjadi hari dimana bocah itu mengikuti langkah Jiyong dan Dara beberapa tahun silam untuk menikah. Menikah dengan gadis yang ia pilih dengan pertimbangan begitu matang dan setulus hati. Menikah dengan adik salah satu teman Seunghyun, Song Hye Kyo. Tak ada satupun diantara mereka yang menyangka bahwa pernikahan itu akan batal begitu saja, dan gadis yang akan dinikahi oleh Seungri pun seakan hilang, ditutupi oleh keluarga besarnya.

 

Baby panda, ayo keluarlah. Kau belum makan 3 hari ini, nanti kau bisa pingsan bodoh.” Jiyong mengetuk pintu dihadapannya dengan tak lagi bersemangat seperti hari-hari yang lalu. Sudah sebulan ini Seungri lebih sering mengurung diri ketika pulang dari acaranya atau acara mereka, tak memperkenankan seorangpun masuk ke kamarnya, ataupun membangun komunikasi yang lebih intens dengannya selain sekedar menawarkan makanan dan menyuruh keluar.

 

“Seungri-ya, ayo makan. Apa kau ingin sakit? Nanti yang ada kau akan membangkai di dalam.” Perkataan Seunghyun itu langsung mendapatkan pukulan ringan dari Taeyang yang merasa hyungnya itu keterlaluan, yang diucapkan Seunghyun bisa saja menjadi inisiatif hidup Seungri.

 

“Lebih baik aku mati jika tidak bisa melihat Hye Young lagi.” Sahut suara seseorang. Dan alhasil, Seunghyun mendapatkan pukulan sekali lagi diiringi tatapan mengerikan dari orang-orang yang tengah berusaha meyakinkan Seungri untuk keluar dari persembunyiannya.

 

“Seungri jika kau keluar dan makan, bagaimana jika kami akan menemukan Hye Young untukmu.” Cetus Taeyang tiba-tiba. Semua mata kini beralih menatapnya. Seungri saja sudah mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk melacak keberadaan Hye Young yang mirip tersesat di hutan Amazon itu, dan kini Taeyang mencetuskan ide yang tak jauh bedanya dengan Seungri. Tapi Taeyang tak gentar, ia mengangguk mantap pada tiga orang di hadapannya.

 

“Demi magnae, kita harus melakukan semampu kita!” Tegasnya dengan suara sekecil tapi sekharisma mungkin, dan Daesung, Jiyong, Seunghyun sepakat dengan menganggukkan kepalanya sekilas.

 

Cklekk….

 

Pintu terbuka, Seungri muncul dari balik pintu dengan raut yang jauh dari kata bagus. Matanya membengkak, kurang tidur, tubuhnya tampak lebih bungkuk, hasil dari menangis meraung-raung di pojok kamar, tubuhnya nampak lebih kurus dan tidak lagi setegap dulu. Mengerikan.

 

Aigoo..”

 

YYYYY

 

Disinilah sekarang Seungri berdiri, di depan sebuah gedung megah tua berarsitektur romawi kuno, tak jauh dari St. Peter’s Basilica, Vatican.

 

“Aku tidak tahu kabar ini benar atau tidak, tapi tadi aku tadi dan Seunghyun hyung menguping pembicaraan Hye Kyo noona, dan kami rasa Hye Young berada di Vatican. Marie Ballerie Gallery, itu yang kami dengar.” Ujar Daesung antusias.

 

Seungri melangkahkan kakinya masuk dalam gedung itu, di kala malam menjelang seperti ini, tak ia jumpai satu orang pun di pelataran gedung itu, dan ia rasa jika Hye Young berada di sini, ia akan lebih punya banyak waktu dengan gadis yang begitu ia rindukan itu.

 

Iring-iringan untuk tarian yang sering ia dengar ketika tiba di apartment Hye Young terdengar begitu jelas di telinganya. Seungri masih mengingat dengan baik bagaimana kekasihnya itu begitu menyukai lagu ini, dan ia sudah puluhan kali melihat tarian dengan iringan lagu ini tersuguh untuknya dari Hye Young. Dulu sering kali ia bosan dengan tarian yang selalu ia lihat itu, tapi siapa sangka, justru tarian itu seperti candu yang hilang baginya. Tidak melihat tarian itu dan penarinya membuat Seungri kesulitan menjalani hidupnya dengan baik.

 

Mata kecil Seungri membulat, di hadapannya, di celah lebar pintu kokoh masih bernuansa romawi dilihatnya siluet seorang balerina lengkap dengan langkah kecil dan tutu yang mengembang naik turun. Siluet itu tidak sulit dikenali Seungri sebagai siluet gadisnya, tiga tahun menjadi kekasih Song Hye Young tak membuat bagaimana siluet gadis yang telah tertanam sempurna di otaknya itu hilang dalam hitungan satu bulan. Seungri melangkahkan kakinya masuk, menembus celah cukup besar itu dan menempatkan diri di ruangan terang dengan suara musik yang begitu lemah gemulai dan tenang. Di tengah ruangan itu, seorang gadis dengan rambut tercepol kecil ke atas tengah menari dengan anggunnya, berputar dan melompat kecil. Musik menuntun tubuh Hye Young berputar cukup pelan tapi dalam putaran sempurna.

 

Mata bertemu mata, itulah yang terjadi. Mata sipit Seungri beradu pandang dengan mata almond Hye Young. Hye Young spontan menghentikan gerakannya, dan terhenyak di tempatnya. Sementara Seungri, pria itu meringsek maju dengan sigap, secepat apapun yang ia bisa untuk bisa bersentuhan dengan atmosfer kehidupannya.

 

“Song..” Seungri langsung mendekap Hye Young dalam pelukannya, meraih tubuh semampai nan mungil itu begitu ia rindukan. Hye Young tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana sehingga ia diam saja dengan perlakuan Seungri. Ada rindu dan perih yang tiba-tiba muncul dalam dirinya. Ia rindu cinta dan perlakuan manis yang Seungri berikan setulus hati untuknya, tapi ia masih bisa merasakan perih akibat skandal yang dibuat pria itu di belakangnya.

 

Seungri menghirup aroma lembut gadis itu perlahan, aromanya menggenapi setiap saluran yang telah rusak dalam dirinya, menutup semua luka dalam dirinya karena kehilangan gadis itu. Merasakan bagaimana lembutnya kulit gadis itu membuat setiap sel-sel dalam dirinya aktif kembali. Melihat mata almond gadis itu membuatnya memiliki kekuatan baru untuk kembali menjalani hari-harinya yang telah satu bulan lebih ini menggelap.

 

“Aku merindukanmu, sayang. Sangat amat merindukanmu.” Seungri menjauhkan kepalanya sekilas, ingin melihat wajah gadis itu secara detail setelah terpisahkan jarak yang begitu jauh. Tapi yang ia temui justru gadis dengan raut wajah tak suka.

 

“Ada apa denganmu Young-ie? Apa kamu tidak merindukanku?” Hye Young menepis tangan Seungri dari kedua sisi tubuhnya. Ia takut jika sentuhan itu masih Seungri berikan padanya, ia akan begitu mudah luluh dan tanpa berkata apapun bisa kembali dalam pelukan pria yang mengoyak hatinya begitu lebar itu. Hye Young berjalan menuju piringan hitam yang memutar lagu tariannya dan menghentikan musik indah yang mengalun dari alat itu.

 

Seungri jadi teringat sesuatu. Suatu hal dalam otaknya yang berhubungan erat dengan sebuah benda di balik punggungnya. Bukan mawar ataupun sekotak cincin, hanya segulung majalah yang ia temukan saat ia akan mendatangi calon pengantinnya yang hari itu menghilang begitu saja. Seungri berjalan ke arah gadis itu dan meraih tubuh gadis itu kembali dalam pelukannya kal ini dari arah belakang. Memberikan ciuman kecil pada puncak kepala gadis itu.

 

“Tolong lepaskan..” Ucap Hye Young nyaris seperti berbisik. Ia sebenarnya ingin dalam pelukan Seungri lagi, tapi seperti tadi, ia takut akan mudah luluh. Seungri tak bergerak dari tempatnya, mengulurkan tangannya yang telah berisi majalah ke arah Hye Young.

“Jika kamu pergi karena ini, maka kamu harus mendengarkan penjelasanku dulu sayang.” Hye Young kembali meneteskan bulir air matanya. Ia tidak suka dan jijik dengan benda yang kini ada dalam genggaman Seungri. Itu justru membuat Hye Young meronta dalam pelukan Seungri.

“Aku tidak mau dengar apapun, aku mau pulang.” Hye Young semakin keras berusaha melepaskan pelukan Seungri, tapi pelukan itu juga semakin mengerat.

“Ya, setelah mendengarkan apa yang kujelaskan, dan pulang bersamaku.” Seungri tidak ingin Hye Young semakin meronta yang pada akhirnya akan mempersulit dirinya menjelaskan apa yang terjadi pada Hye Young, sehingga Seungri segera membalikkan tubuh Hye Young dan menenggelamkan gadis itu dalam ruang dadanya. Hye Young menangis dalam pelukan Seungri. Menangis kencang. Ingatannya kembali memutar isi majalah dalam genggaman Seungri yang masih jelas dalam ingatannya.

 

“Dia (Seungri, red) memiliki kebiasaan mencekik dan bersikap kasar padaku saa kami melakukannya (hubungan seksual, red).” Perempuan berusia di pertengahan 20 tahun itu tertawa sekilas sebelum melanjutkan penuturannya, “Dia berejakulasi di dadaku, dan hanya melemparkan handuk padaku, bahkan dia tidak menyekanya (maninya, red). Dia juga tidak menciumku sama sekali selama kami melakukannya, menggelikan.”

 

Hye Young jijik dengan hal itu. Hye Young jijik dengan perempuan yang mengaku pernah tidur dengan Seungri itu, dan yang terpenting juga jijik dengan kekasihnya sendiri. Sulit untuk mempercayai segalanya.

 

“Dengarkan aku, aku tidak ingin kita bertambah buruk dan akhirnya harus berpisah, karena aku yakin, kamu tahu bahwa aku sangat mencintaimu, lebih dari apapun. Perempuan dalam artikel itu, aku tidak mengenalnya, apalagi hingga berhubungan intim dengannya. Kau tahu kan aku ingin memberikan yang terbaik untukmu saat kita menikah nanti, seperti katamu yang ingin memberikan yang terbaik untukku. Nama perempuan itu Yui Hikari, salah satu suruhan dari seorang aktor Jepang yang tidak menyukai karirku di dunia akting di sana, jadi dia menyebarkan berita menjijikkan dan murahan itu untuk menjatuhkan pamorku. Jika kamu masih tidak percaya apa yang aku ucapkan, kamu bisa melihat rekaman konfrensi pers yang kulakukan beberapa hari lalu di YG building untuk mengklarifikasikan semuanya. Di situ Yui Hikari hadir, sekalipun tidak memberitahu alasan sebenarnya dan berkata bahwa dia hanya mengejar popularitas. Dan pria dalam foto itu, dia bukan aku, kau tahu kan teknologi semakin canggih, dan orang yang kesulitan uang semakin banyak, dan ada lagi, Jepang adalah negara penuh dengan boneka manekin palsu yang tentu tidak secantik dirimu. Jadi aktor itu membayar seorang pria untuk di operasi plastik menyerupai aku dan di foto dalam kondisi terlihat bugil dan dalam kondisi yang.. Aku yakin kau tahu. Jadi apa yang perlu ku jelaskan lagi?”

 

Tangan-tangan kecil Hye Young kini memeluk Seungri. Membalas apa yang pria itu berikan untuknya. Ia merasa bodoh. Kenapa ia langsung semudah itu tidak percaya pada laki-laki yang bahkan ia tahu telah mencarinya dengan susah payah selama ini.

 

“Aku yang bodoh, oppa. Seharusnya aku lebih percaya padamu. Bogoshipo, nado bogoshipo.” Seungri mendorong sedikit gadis itu agar ia bisa melihat wajah Hye Young secara lebih detail, dan lebih lama. Satu ciuman hangat mendarat di bibir mungil gadis itu, sekilas, tapi tetap membuat pipi gadis itu bersemu merah.

 

“Aku juga salah kenapa begitu lamban mengambil tindakan. Kau tahu betapa senangnya aku bisa mendengar suaramu lagi dan mencium bibir kecilmu seperti tadi?” Hye Young menggeleng sekilas, “Itu sangat luar biasa. Sangat luar biasa. Aku seperti mendapat pasokan energiku kembali. Jika kamu tidak ingin membuatku mati, jangan tinggalkan aku lagi. Kamu poros hidupku, sumber kekuatanku, tanpamu aku tidak bisa hidup sebaik biasanya.” Hye Young kembali menangis. Menangis haru akan apa yang baru saja diucapkan kekasihnya itu padanya.

 

“Gombal.” Seungri terkikik pelan dan menarik tangan gadis itu untuk ikut bersamanya, duduk di salah satu sofa di ruang berdinding kaca itu, membiarkan Hye Young bersandar di dadanya.

 

“Yang paling sulit adalah meyakinkan orang tuamu dan Hye Kyo noona, untunglah sekalipun mereka memakiku habis-habisan dari awal sampai akhir kamu makian, tapi mereka mengijinkanku menemuimu setelah aku mendengar keberadaanmu dari hasil Daesung dan Seunghyun hyung yang menguping.” Kali ini giliran Hye Young yang terkikik. Dalam hatinya menjadi hangat, sebesar itukah cinta seorang Lee Seunghyun untuknya?

 

“Aku merepotkanmu ya, oppa?” Hye Young menatap kedua manik mata Seungri, tapi pria itu justru meraih tangan gadis itu kembali dan meletakkannya di dadanya, tepat di samping kepala Hye Young.

“Selama jantung ini masih berdetak, apapun yang aku lakukan untukmu tidak diiringi kata repot. Aku justru dengan senang hati akan melakukan apapun demi kamu, dan untuk bisa selalu bersamamu.” Hye Young kembali terenyuh dengan apa yang baru saja diucapkan Seungri untuknya, tangan pria itu mengusap air mata yang akan kembali menetes dari mata almond Hye Young.

 

Saranghae oppa. Jeongmal saranghamnida! Aku jadi merasa, cintaku untukmu kalah besar dengan cinta yang kau berikan. Apa yang harus kulakukan agar aku juga bisa membuktikan bahwa cintaku sebesar yang Oppa berikan padaku?” Seungri tersenyum abstrak mirip seringaian selama beberapa detik, dan membuat jantung Hye Young berdebar kencang. Seperti saat Seungri memintanya menjadi kekasih dengan cara konyol, pura-pura melompat dari balkon dorm 2NE1 yang notabene ada di lantai 12 hanya karena Hye Young tak merespon pernyataan cintanya, tapi begitu Hye Young tak merespon gertakan Seungri, pria itu justru harus pingsan karena menahan ketakutannya pada ketinggian yang teramat tinggi itu selama lebih dari dua jam.

 

“Ada sebuah cara.” Ucap Seungri terdengar begitu misterius.

“Apa?” Hye Young sebenarnya masih berdebar, tapi ia berusaha sebisa mungkin agar terlihat begitu tenang dan antusias di hadapan Seungri.

“Besok, pakailah gaun yang pernah kita rancang dulu untuk pernikahan kita, dan datanglah ke St. Peter’s Basilica jam 9 pagi. Tepat. Di sana nanti sudah ada orang tuamu, noonamu, member Big Bang dan 2NE1, Hyun Suk appa, dan keluargaku.” Seungri tak kalah antusiasnya, menyampaikan ide yang sudah ia persiapkan jika ia berhasil membuat Hye Young kembali padanya,—yang bagi Seungri adalah kepastian—ide yang ia, Jiyong, Seunghyun, Taeyang, Daesung, Dara, Bom, Minzy, Chaerin, bahkan Hye Kyo pikirkan dengan masak-masak, dan penuh pertimbangan.

“Untuk apa?”

“Tentu saja menikah!” Hye Young membulatkan matanya sempurna. Menikah? Baru sehari bertemu dan Seungri sudah ingin menikah dengannya? Hye Young baru saja ingin berteriak ketika Seungri kembali menciumnya, bukan sekedar sedetik atau dua detik, tapi cukup lama dan dalam. Membuat pipi Hye Young kembali merona, dan menyadari betapa besar cinta Seungri sebenarnya padanya.

 

– THE END –

43 responses to “Que Sera Sera

  1. que sera sera…
    selama ada holcim…
    jadi apapun juga…
    pasti sempurna…
    #eh
    #PLETAK

    Oooooh, ternyata gitu toh detail kasusnya…
    padahal udah diwanti2 ama unnie2 popoders buat nggak ngebaca artikel skandalnya seungri, tapi malah nggak sengaja nemu detail kasusnya di FF ini…
    FFnya Daebak, unn! Ide ama setting tempatnya bagus, bahasanya juga mantep… 😀
    makasih FFnya ya unn… 😉

Leave a comment