THE SECOND LIFE [PART 11]

Image

THE  SECOND LIFE  [PART  11]

Author : Keyholic (@keyholic9193)

Main Cast : Byun Baekhyun,Shin Hyunchan

Minor Cast :

Park Chanyeol

Do Kyungsoo

Suho

Yoon Jisun

Lee JinKi as Baekhyun’s Father

Genre : Romance/fantasy

Rating:  PG 16

Poster by : Cute Pixie

*semuanya hanya karangan saya yang terinspirasi dari dramkor  49days *

Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5 | Part 6 |Part 7Part 8 | Part 9 | Part 10

***

Halaman sekolah nampak sunyi,hanya beberapa dari mereka yang masih bertahan untuk duduk di bangku-bangku kayu yang telah bercampur dengan salju.Salju memang tak turun lagi beberapa hari ini,tapi tetap saja sisa-sisa turunanya masih nampak.Alasan lain dari kesunyian itu adalah kebanyakan dari murid kelas tiga yang bisanya memenuhi setiap sudut halaman sekolah  itu berkumpul di perpustakaan,belajar dengan sungguh-sungguh ataupun sebagian diantaranya sedang sibuk berurusan dengan para cenayang demi  meminta jimat agar bisa lulus dengan nilai yang baik seperti harapan orang tua mereka.Hyunchan sendiri,ia sama sekali tak peduli soal ujian kelulusan itu.Lulus tidak lulus itu tak akan ada pengaruhnya terhadap dirinya.Toh sebentar lagi dia akan pergi dari tempat ini.Dan di alam sana nilai kelulusan sekolahmu bukanlah menjadi suatu masalah.

Udara dingin jelas terasa amat sangat dari atap sekolah ini.Jas sekolah yang kelihatan cukup tebal itu rasanya belum mampu untuk menghalau sang dingin.Meski begitu Hyunchan masih tak beranjak dari posisinya.Ia masih sibuk merenungi semuanya.Memikirkan hal yang terjadi dua hari yang lalu ketika mendadak Baekhyun  muncul di depan pintunya.Meskipun dua hari ini ia tak pernah melhat Baekhyun tapi tetap saja otaknya tak mau berkompromi untuk berhenti memikirkannya.Semuanya ingatannya kembali terputar ke masa itu.Setiap dialog yang terangkai dari mulut keduanya,segala skinship yang entah sadar ataupun tak sadar dilakukan,perasaan yang mulai ikut mewarnai momen momen itu,hingga keputusannya yang memutuskan untuk berbaikan dengan namja Baekhyun dan memaafkannya.Helaan nafas yang entah keberapa kalinya kembali terdengar ketika ia memikirkan kalimat terakhirnya.Semoga ia tak salah dalam mengambil langkah.Hanya itulah yang bisa ia harapkan.

“Lama tak melihat mu ke tempat ini lagi,Hyunchan-ah.” Hyunchan memutar badannya menghadap ke  arah pintu masuk atap,menatap pria bermata besar dengan pipi chubbynya sedang melemparkan senyuman padanya.

“Tak kusangka di cuaca seperti ini kau lebih memilih berada di tempat ini daripada di dalam ruangan.”Lelaki yang terlihat lebih pantas menyandang gelar anak SMP dibanding siswa SMA itu berjalan ke arahnya, mendekatkan jarak mereka.

“Aku suka udaranya.Dingin.”

Kyungsoo hanya bisa memberikan tatapan bodohnya mendengar ucapan Hyunchan.Ini pertama kalinya ia mendengar seseorang berkata bahwa ia menyukai udara dingin.

“Kau sendiri?”Lanjut  Hyunchan  mengalihkan pandangannya dari  Kyungsoo.

“Aku tidak butuh alasan kenapa aku ke sini,karena ini adalah tempat ku.Kau tahu itu kan?”

Kyungsoo terkikik pelan ketika Hyunchan menatapnya lalu memutar boala matanya sambil bergumam sesuatu seperti “alasan yang tidak kreatif.”Mungkin nadanya seperti terdengar mencibir tapi Kyungsoo tahu bahwa Hyunchan hanya bercanda dan baginya hal itu termasuk salah satu tingkah Hyunchan yang mampu memunculkan gelak tawa dari mulutnya.

Keduanya kembali terdiam .Hyunchan menutup matanya,menyesap aroma musim dingin,merasakan bulu romanya merinding tiap kali angin dingin itu menyambar lehernya.

“Jadi kali ini apa masalah mu?karena ini untuk kesekian kalinya aku mendapati mu di tempat ini dalam kondisi wajah orang bermasalah.” Kyungsoo mencoba bercanda dengan kalimatnya ,meskipun memang kenyataannya demikian.

Hyunchan terdiam tak menjawab ucapan Kyungsoo tanda apa yang ditebak oleh lelaki itu tak salah,meskipun ia sedikit penasaran bagaimana caranya Kyungsoo mengetahui ha itu.Apa wajahnya memang bertampang orang bermasalah?

“Entah tempat ini punya khasiat menenangkan fikiran atau apa,tapi akupun setiap banyak fikiran karena masalah-masalah yang tak jelas, aku akan merasa jauh lebih baik ketika aku  telah  ke tempat ini.”Kyungsoo menjelaskan bahwa pada dirinya pun sering terjadi hal yang serupa.Tak peduli apapun musimnya,atau bagaimana  ekstrimnya  cuaca Kyungsoo akan tetap ke tempat ini ketika banyak fikiran.

Seperti biasa ketika berhadapan dengan Hyunchan,Kyungsoo lah yang paling banyak bicara.Dan ketika bahan pembicaraannya telah habis maka mereka akan larut dalam keheningan.Keheningan yang membuatnya tetap merasa nyaman.

Keheningan itu hanya di isi oleh desiran angin yang ingin ikut bergabung dengan ke duanya.Hingga sebuah lagu  ballad mengalun dari  headset putih yang tiba-tiba saja tertancap di telinga kanannya.Hyunchan menoleh kearah lelaki disampingnya memakai headset yang sama di telinga kirinya.Ia tampak heran dengan maksud Kyungsoo menancapkan headset itu di telinganya.

“Aku tak akan menjadi orang yang sok bisa mendengar keluh kesah mu.Memintamu untuk menceritakan masalah mu tersebut pada ku. Tapi..”

“Begini akan lebih baik,bukan?” Lagi lagi namja itu melemParkan senyumnya ke pada Hyunchan yang membuat yeoja itu kembali menatap kosong kedepan.”Musik itu bisa membantu meringankan kita dari beban fikiran.Membuatmu merasa sedikit lebih santai dari ketegangan otak mu.”

Mengikuti nasehat Kyungsoo,akhirnya yeoja itu berusaha membuat dirinya tenang dalam balutan lagu ballad yang mengalun merdu di telinganya. Ternyata benar juga,dengan adanya lagu ini sejenak fikirannya teralihkan dari hal-hal yang memenuhi kepalanya beberapa saat yang lalu.Sementara lelaki di sampingnya,meskipun tak menatap langsung sang siswi namun dari sudut matanya ia masih bisa memantau Hyunchan kembali memejamkan matanya,mengangkatnya ke atas membuat angin dengan bebas menyambar wajahnya.Senyum menghiasi wajahnya sekaligus menikmati sebuah getaran aneh yang menyelip ketika menatap gadis di sebelahnya.darahnya yang terasa hampir membeku karena udara musim dingin ini seketika terasa mencair dan memberikan kehangatan yang terus mengalir kewajahnya.Ingatannya tiba-tiba melayang jauh ketika pertama kalinya ia bertemu dengan Hyunchan dia atap ini.Sungguh gadis yang pendiam dan misterius.

“Kau sama sekali tak berubah ,tetap seperti Shin Hyunchan yang ku kenal pertama kali.”

Kelopak mata itu terbuka membuat manik hitam di dalamnya terlihat dengan jelas.Pandangan Hyunchan terlempar ke arah namja yang walaupun dianggap pendek oleh siswa kebanyakan,tapi tetap lebih tinggi darinya itu.Ia memberikan tatapan tak mengerti dengan pernyataan Kyungsoo barusan.

“Shin Hyunchan dengan segala kediamannya.”Sudut bibirnya terangkat sedikit.

“Kau tahu,kadang aku berfikir apa kau tak bosan dengan kediaman itu?Apa kau tak ingin bercanda,tertawa terbahak-bahak seperti mereka?” Kyungsoo melirik sekumpulan hoobaenya yang sedang berkumpul dan tertawa entah menertawakan apa.Hoobae itu terlihat ceriah bercanda dengan kawannya meskipun di cuaca seperti ini.Beberapa di antaranya mencoba menempelkan sisa salju tepat di wajah temannya.

Hyunchan mengikuti arah pandang Kyungsoo.Yah ,dia juga ingin seperti sekumpulan gadis-gadis tingkat dua itu.Bercanda,tertawa,tapi dirinya terlalu kaku untuk bersosialisasi.Mungkin karena sebagian hidupnya lebih banyak tak dianggap oleh orang-orang disekitarnya hingga membuatnya menjadi manusia anti social.

Belakangan ini dia memang sudah bisa dibilang akrab dengan Kyungsoo di banding waktu pertama ia bertemu namja itu.Tapi sayangnya segala topic itu hanya menyangkut soal  hal yeng berhubungan dengan sekolah ataupun pelajaran mereka.Tapi bukan berarti Kyungsoo tak pernah membahas hal lain.Ia membahasnya,meski Hyunchan lebih sering menjadi pendengar yang baik dibanding menjadi perespon ataupun seperti komentator sepak bola yang terus bercuap-cuap tanpa henti.

“Kenapa? Apakah aku terlihat aneh jika tak bisa seperti mereka?” Setelah percakapan yang sedari tadi di Dominasi oleh Kyungsoo yang membuat anak itu tampak seperti orang gila yang berbicara sendiri,akhirnya Hyunchan mulai menemukan kembali kenyamanannya untuk memulai percakapan dengan Kyungsoo.

“Hei~ jangan mengambil kesimpulan begitu saja.i—itu bukan maksud ku.” Kyungsoo sedikit salah tingkah,ia berfikir Hyunchan  tersinggung dengan omongannya.

“Tak usah seperti itu.Aku sudah terbiasa dengan sandangan ‘si orang aneh’.” Hyunchan tertawa pelan melihat tingkah Kyungsoo yang mendadak jadi salah tingkah akibat ucapannya.Ia benar-benar tak masalah dengan persepsi orang –orang itu.

“Ck kau ini.Yah,kau memang orang yang aneh.Gadis aneh.Si murid baru yang duduk disebelahku dengan aura yang horror.”Kyungsoo sedikit bercanda dengan mengejek Hyunchan.Tenang saja,belakangan ini mereka sudah tak sekaku pertama kalinya.Namja itu hanya ingin membuat bibir yeoja itu menarik sebuah senyuman setelah mengatakan dirinya sudah terbiasa dengan sebutan ‘si orang aneh’.Dan dia berhasil.

Tawa pelan meluncur dari mulut gadis itu.

“kalau begitu,kenapa kau mau berteman dengan orang aneh seperti ku?” Hyunchan menoleh,menunggu jawaban siswa itu.

“Beri aku alasan kenapa aku tidak harus berteman dengan mu? Hanya karena kau aneh?—“ Kalimat Kyungsoo terjeda oleh tawa kecilnya.

“yang benar saja.Itu tak ada dalam kamus hidup Do Kyungsoo.kau hanya gadis aneh yang suka kediaman dan bukan orang gila, psycho,ataupun penjahat yang akan membut nyawaku terancam.Jadi kenapa aku tidak harus membuat pertemanan dengan mu?”

Begitu kalimatnya selesai Kyungsoo berbalik,membuat matanya dengan Hyunchan saling bertatapan untuk beberapa saat.Kali ini jarak mereka cukup dekat bahkan Kyungsoo bisa melihat cerminan dirinya di lensa mata gadis itu dengan jelas.Jantungnya mendadak berdetak bak drum yang sedang di tabuh.Ia bahkan tak yakin jantungnya masih normal atau tidak dan sepertinya setelah ini ia harus ke ruang kesehatan untuk memeriksakan kondisinya.

Hyunchan memilih kembali menatap ke arah lain sebelum ia mengeluarkan suaranya.

“Sepertinya kau punya bakat untuk ikut ekskul drama.Akting dan kata-kata mu sungguh bagus.”

“Hei~ itu hinaan atau pujian,umh?” Kyungsoo menyenggol sikut Hyunchan yang juga bertengger manis di tempok pembatas atas sekolah tersebut dengan sikunya yang berposisi sama.

Gadis itu hanya tersenyum menanggapi ucapan Kyungsoo.

“Kuanggap itu sebagai ‘pujian’.”

Hening kembali mendatangi keduanya seolah tak ingin tertinggal dari momen dua anak manusia itu,membuat mereka kembali menikmati lagu yang masih setia mengalun di telinga mereka namun dengan lagu yang berbeda. Angin bertiup menggoyangkan kain seragam mereka,sehigga panasnya matahari tak membakar kulit mereka.

“Oh iya aku baru ingat.Kau sudah tahu,dua hari ini Jisun berada di rumah sakit?”

Tak perlu waktu yang lama untuk membuat Hyunchan segera berbalik ke Kyungsoo begitu ucapan itu terespon oleh otaknya hingga membuat headset yang bertengger di telinga Kyungsoo hampir terlepas dan membuat lelaki itu harus memperbaiki posisinya.

“kata Dokter dia menderita stress ringan dan aku yakin ini ada hubungannya dengan masalah ia dan Chanyeol.” Hyunchan tak mesti bertanya ‘mengapa bisa’ kepada Kyungsoo karena cukup dengan gerak Hyunchan saja lelaki itu sudah bisa mengetahui bahwa siswi disampingnya ingin mengetahui lanjutan dari kalimatnya.

Menyoal masalah Jisun dan Chanyeol,Hyunchan tahu mengenai hal itu.Meskipun bukan keduanya yang secara langsung mengabarkan padanya tapi ia hanya mendengar dari bisik-bisik yang beredar di sekolah mereka.Maklum, Park Chanyeol itu juga bukan orang sembarang di sekolah.Pamornya cukup tinggi di kalangan gadis-gadis sekolah dan tak sedikit yang mengantri dan menawarkan diri menjadi pengganti Jisun ketika berita putus keduanya merebak.

“kasian anak itu.Menjadi wanita satu-satunya yang  berada di dalam keluarga Byun dengan  ayah yang sibuk dengan pekerjaan dan oppa yang sibuk dengan dunianya sendiri membuatnya tak punya tempat untuk membicarakan masalahnya.Di sekolah ia tak punya teman yang betul-betul bisa di jadikan tempat untuk bersandar.Satu-satunya orang tempat ia mengutarakan masalah-masalah hanyalah Chanyeol,dan sekarang orang itulah yang menjadi masalahnya.Aku bisa mengerti bagaimana tekanan batin yang dia rasakan.”

Ia cukup sedih mendengar kabar dari Kyungsoo itu.Padahal difikirnya keduanya akan menjalani hubungan yang lama.Ia sendiri juga bisa merasakan bagaiman ketika kau diserang masalah dan kau tak punya tempat untuk berlindung.Ia juga menjalani hal demikian.Namun kerasnya hidup yang ia jalani membuat mentalnya sudah tertempa dengan baik sehingga ia tak harus berakhir di salah satu rumah sakit jiwa.

Bicara soal Jisun,ia jadi teringat janjinya dengan yeoja itu.Masalah yang ia dapat belakangan ini membuatnya hampir melupakan janjinya itu.Ia tak akan mungkin membiarkan gadis itu terus luntang-lantung menyoal keberadaan ibunya,meskipun Hyunchan sendiri sudah mengetahuinya walau ia belum terlalu yakin.Ia harus menyelesaikan masalah ini juga sebelum waktunya habis.

“Hei~ ini lagu kesukaan ku.” Teriakan kegirangan Kyungsoo itu mendadak mengusik fikirannya.

Wajah lelaki yang tadinya sempat bermimik sedih dan sekarang hanya karena lagu kesukaannya sedang terputar,ekspresinya langsung berubah.Lagu Musiq Soulchild yang berjudul ‘Yes’ memang lagu favorit yang belakangan ini sering ia dengarkan.*lagu ini beneran lagu favnya Kyungsoo*

Lagu dengan sedikit hentakan yang pelan tersebut  membuat siswa yang mempunyai suara merdu itu memejamkan matanya,meresapi setiap lirik dan nada dari lagu tersebut.Sesekali senandungan keluar dari bibirnya.

Hyunchan menatap lekat-lekat namja bermarga Do ini.Sambil ia memandangi lelaki ini,putaran ulang dialog demi dialog yang terlontar pada percakapan mereka selama di atap ini mulai mengisi kepalanya.Pantulan sinar matahari yang menerpa kulit putih mulusnya membuatnya tampak seperti salah satu dari keluarga Cullen di film vampire yang digandrungi remaja seusianya itu.Satu kata untuknya,tampan.

Tak heran jika Kyungsoo ini tak kalah popular dengan kedua temannya itu di kalangan para gadis.Ramah,baik,pandai,suara yang bagus plus kelebihan yang ia dapat pada wajahnya memang membuat dirinya tak punya alasan untuk tidak di sukai dan dikagumi oleh orang-orang disekitarnya.Siapapun yang berhasil mendapatkan perhaian namja ini pastilah dia orang yang sangat beruntung.

Andai saja ia bisa memilih pada siapa ia akan mempunyai perasaan,ia akan memilih lelaki disampingnya ini dibanding dengan namja yang hanya bisa membuat perasaannya sesak,namja dengan keras kepalanya yang hanya bisa membuatnya kesal,Si Byun Baekhyun.

“Aku tak tahu wajahku setampan itu sampai kau menatap ku begitu lama.” Kyungsoo menolehkan kepalanya,membuat pipi Hyunchan yang memerah akibat pemikirannya sendiri dan sekarang  bertambah merah karena ucapan Kyungsoo itu.

Terlalu asik berfikir ia jadi tak sadar bahwa posisinya sedari tadi sedang memandang namja itu,meskipun diakhir fikirannya soal Kyungsoo tetap saja fikiran soal Baekhyun datang menyelip masuk.

“Ku—kurasa aku harus pergi.Aku baru ingat ada urusan dengan Guru Jang.” Gadis itu membuat alasan agar ia bisa melarikan diri dari situasi memalukan itu,meskipun ia harus berbohong.Tangannya mulai melepaskan headset yang sedari tadi menutupi lubang telinganya.

“Terima kasih.Aku suka lagu yang terakhir itu.”Ia tersenyum sejenak pada Kyungsoo yang wajanya mulai dihiasi ekspresi mata bulatnya yang nampak ingin melompat keluar.Kaki Hyunchan berjalan menuju pintu yang bisa membuatnya pergi sesegera mungkin dari tempat ini.

“Tunggu dulu!” Suara itu menghentikan tangannya yang akan memutar knob pintu atap.

Ada jeda di antara momen itu sebelum Kyungsoo kembali angkat bicara.“Seusai ujian nanti apa kau ada acara?”

Gadis itu berbalik dengan wajah yang nampak bingung.”kenapa memangnya?”

“uhm..begini.Selama hari-hari ujian otak kita pasti akan mengalami ketegangan karena terlalu banyak berfikir.Jadi aku hanya ingin  pergi untuk menenangkannya kembali dan tidak akan lucu jika aku hanya pergi sendirian saja.Kau tahu kan Chanyeol dan Baekhyun sedang dalam posisi yang tidak bisa aku ajak“

Kyungsoo menggigit bibirnya ,berusaha untuk menghilangkan kegugupannya.Matanya tak menatap langsung ke Hyunchan.Ia sebenarnya berniat untuk mengajak gadis itu jalan bersamanya,dan semua kalimatnya tadi hanyalah alasan agar Hyunchan tak merasakan keanehan.

Jawaban yang tak kunjung keluar dari mulut Hyunchan membuat Kyungsoo mulai pesimis.”tapi kalau kau memang ada acara lain,tak apa,aku mengerti.Mungkin kita bisa pergi lain—“

“Jam berapa?” suara yang menembus lorong telinganya tersebut membua ucapan Kyungsoo terhenti.

“Ne?” Alis tebalnya bertaut.

“Jam berapa kau mau pergi?”

Senyuman kembali menghiasi wajah Kyungsoo,setelah sempat hampir dirundung duka karena ajakannya akan ditolak.”Soal waktunya aku akan menghubungi mu nanti.Yang penting sekarang aku tahu kau tidak ada kegiatan hari itu.”

Kepala Hyunchan mengangguk tanda ia paham dan sepakat dengan jadwal tersebut.Setelah tubuh gadis itu menghilang dari balik pintu tak lama kemudian sebuah teriakan kegembiraan terdengar dari atas atap membuat beberapa siswi yang berkumpul di sekitar tempat tersebut  melihat ke atas dengan rasa penasaran akan siapa yang baru saja berteriak sekeras itu.

***

Ketukan jemari Baekhyun pada kusen jendela sedari tadi belum berhenti.Sesekali ia akan melipat tangannya di kusen berwarna putih itu  dengan dagun yang  ia daratkan tepat di atasnya,lalu kembali lagi berdiri tegak dan bersandar di samping jendela itu  sambil menatap kosong ke depan.Berada di dalam kelas yang di penuhi oleh suara-suara entah yang sibuk mengeluh karena merasa belum siap dengan ujian,sibuk membaca-baca kembali catatan mereka,ataupun sibuk berkomat-kamit kata-kata yang aneh seperti sebuah mantra,itu semua hanya akan membuat dirinya tambah tertekan  dengan ujian yang tinggal menghitung menit lagi.Oleh sebabnya, ia memutuskan  keluar ruangan dan memilih menenangkan diri di koridor depan ruang ujiannya .Ia terdampar sendirian di tempat ini,di tengah murid kelas tiga lainnya yang bukan teman sekelasnya dan itu membuat semuanya tambah rumit.

Selain alasan ayahnya yang menuntutnya untuk mendapat nilai yang bagus dalam ujian ini katanya demi pencitraan dirinya sebagai calon pimpinan di hadapan para pemegang saham,dan jika tidak melaksanakannya dengan baik maka ia akan menjadi gelandangan beralaskan kardus.Ada juga alasan lain yang mewajibkannya agar ia bisa lulus dengan nilai yang baik,yaitu Shin Hyunchan.Sebenarnya itulah alasan utamanya.Selain karena Ia berjanji akan menyampaiakan perasaannya pada gadis itu,ia juga ingin Hyunchan merasa bangga bahwa orang yang pernah ia ajar tidak memberikannya hasil yang mengecewakan.

Tapi menghayal memang jauh lebih mudah di banding menghadapi kenyataan yang ada.Belum ujian saja ia sudah pesimis seperti ini.Bagaimana ia bisa lulus dengan baik? Baekhyun mulai mengacak-ngacak rambutnya frustasi memikirkan nasib ujiannya.Ternyata tekanan mental dari ujian ini tak seringan yang ia bayangkan.

“Hei,kau baik-baik saja?” Ia menoleh menghadap pemilik suara yang begitu familiar baginya,siapa lagi kalau bukan Hyunchan.Ia menatapnya sejenak sebelum akhirnya kembali menatap malas ke depan.

“Apa kau tidak melihat keriput yang mulai bermunculan di wajah ku?Apa tampangku seperti orang yang terlihat baik-baik saja?”

Lelaki itu membalikkan kepalanya kearah Hyunchan yang berada tepat disampingnya dengan posisi punggungnya menempel di tembok,berkebalikan dengan Baekhyun.Dia menunjuk wajahnya sendiri dengan frustasi.Sayangnya ia sedang tak ingin diusik dan Hyunchan benar-benar datang di saat yang salah.

“Coba bayangkan,ayah ku mewajibkan ku harus lulus dengan nilai tinggi jika aku tidak ingin ditelantarkan di jalanan padahal aku sendiri merasa tak yakin  bisa memenuhi permintaannya itu.Aku pesimis dan sama sekali tak punya keyakinan bisa melewati ini semua dan yang teburuk, ujian menyebalkan itu akan segera di mulai beberapa menit lagi.Aku tidak baik-baik saja.Sangat tidak baik!” ia kembali mengacak-ngacak rambutnya,nafasnya terengah-engah karena terus berkoar-koar sampai lupa untuk mengatur pernafasannya.

Bukannya kaget atau merasa kesal dengan respon Baekhyun,Hyunchan justru menganggap tingkah panik namja itu lucu dan tanpa sadar kekehan kecil terdengar dari mulutnya.Tak mengerti dengan reaksi Hyunchan, Baekhyun  memutar bola matanya dan memberikan tatapan tanda ia kesal dengan tawa Hyunchan.

“Aku jarang melihat mu tertawa dan sekalinya aku melihat mu tertawa, kau justru tertawa di saat yang seperti ini.Apa kau benar-benar senang melihatku menderita?” Baekhyun mengejeknya sambil memanyunkan mulutnya.”sungguh kejam!”

Tawa renyah itu akhirnya terhenti ketika melihat pemuda dihadapannya memanyunkan mulutnya,persis seperti anak kecil yang sedang marah ketika sang ibu tak membelikannya mainan kesukaannya.

“Dengar,kau sendirilah yang membuat dirimu depresi dengan berfikir terlalu berlebihan.Tenanglah,aku yakin kau pasti bisa.”Senyuman lembut itu tertangkap jelas oleh Baekhyun ketika ia menatap Hyunchan.

“dari mana kau tahu?Apa kau punya ilmu layaknya cenayang-cenayang tak jelas itu?”Baekhyun terlihat ingin berkelakar dengan kalimat terakhirnya.

“Aku tak butuh menjadi cenayang hanya untuk memastikan kau bisa berhasil melewati ini semua. Ini soal keyakinan dan firasat dari seseorang yang pernah mengajari mu,orang yang tahu bagaimana kemampuan mu.Aku percaya bahwa kau pasti bisa menjawab soal-soal itu,dan kaupun harus percaya hal itu.”

“Syarat seseorang berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan,yang paling petama yang harus kau lakukan adalah memiliki niat yang kuat,kedua berusaha sebisa mu dan terakhir adalah tinggal menanamkan rasa  percaya bahwa kau pasti akan mendapatkan hal tersebut.Kalau kau sendiri tak mempercayai dirimu bagaimana kau mau berhasil mendapatkan keinginan mu?

Mulut namja itu terkatup rapat.Matanya melotot ke Hyunchan tanpa berkedip sedari tadi.Kupingnya berusaha menangkap kata demi kata yang dilontarkan Hyunchan.Sungguh aneh,mendadak ia merasakan ada api semangat yang baru saja terhidupkan di dalam dirinya.Benar apa yang diucapkan yeoja itu.Kalau diri dirinya sendiri saja tak bisa mempercayai kemampuannya,lantas bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan keinginannya? Hyunchan saja sudah menaruh rasa percaya pada,jadi kenapa dirinya tidak bisa melakukan hal yang sama?

“Baiklah, sepertinya ujian sudah hampir di mulai.” Hyunchan menatap jam tangannya.Ia kembali berdiri tegak,setelah sedari tadi memilih untuk menyandarkan punggungnya di tembok dekat Baekhyun.ia membersihkan bajunya,mencegah kalau ada kotoran yang menempel.

Sebenarnya sedari tadi ia hanya ingin melihat namja itu dari balik pintu ruangannya yang berada tak jauh dari ruangan lelaki itu.Lagipula sebentar lagi  ujian akan berlangsung,tapi menangkap tingkah aneh dari Baekhyun membuat kakinya melangkah mendekati siswa itu.

“Aku pergi.”Ujarnya bersamaan dengan tepukan pelan yang ia berikan di lengan atas Baekhyun.

Baru dua langkah sepatunya bergerak,tiba-tiba sepatu itu berbalik kearah sebelumnya,arah yang berlawanan,tepat mengahadap tubuh Baekhyun yang berdiri tegak menatapnya.

“Baekhyun-ah,fighting!”Ia mengangkat kepaan tangannya ke udara walau tidak terlalu tinggi,sambil tersenyum.

Menyadari aksinya yang sangat jauh dari karakternya, yeoja itu memilih untuk cepat memutar badannya dan melanjutkan langkahnya menuju ruangan ujiannya tanpa melihat bagaimana reaksi Baekhyun terhadapnya.Ia bisa merasakan wajahnya memerah karena malu sendiri dengan tingkahnya.

“Ugh,apa yang baru saja kulakukan?” gerutunya sambil menepuk-nepuk wajahnya dengan kedua telapak yangannya berulang kali.

Sementara Baekhyun,ia terdiam melongo.Apakah Hyunchan yeoja yang dianggapnya kaku dan tidak akan mungkin mau melakukan hal-hal seperti itu baru saja mengucapkan ‘fighting’ sambil mengangkat kedua tangannya?Apakah ia tidak sedang berhalusinasi akibat stress ujian melandanya?

Sekarang ia tak butuh ribuan gadis pemandu sorak cantik nan seksi untuk membangkitkan semangatnya, cukup dengan seorang Shin Hyunchan saja dan efeknya akan jauh lebih besar dari apa yang gadis pemandu sorak ataupun fans-fansnya itu lakukan.

Meski tubuh Hyunchan sudah menghilang tak berbekas namun bayangan yeoja itu  yang terbentuk dari imajinasi Baekhyun masih berada di tempat yang sama sambil melakukan adegan terakhir tadi berulang-ulang kali.Seketika ia merasa koridor sekolah mendadak sepi meninggalkan dirinya sendiri terdiam mematung.Tak ada suara gaduh dari para siswa yang begitu heboh berceloteh soal ketakutan mereka terhadap ujian yang sebentar lagi akan dimulai.Yang sanggup ia dengar hanya detingan bel yang begitu pelan dan lembut di hiasi oleh senyuman Hyunchan dengan ucapan ‘Baekhyun-ah fighting’ berputar mengelilinginya.

“Tuan Byun,sampai kapan kau akan berdiri di situ? Apa kau tidak dengar bel masuk sudah berbunyi dari tadi?” Teguran dari guru tersebut akhirnaya memaksa Baekhyun utuk kembali kedunia nyata dan menanggalkan sejenak segala fantasi-fantasi konyolnya.

Ia melihat kesekitarnya seperti orang yang baru saja sadar dari kesurupan roh.Koridor sunyi dan suara bel masih mengalun dipendengarannya.Jadi ternyata,khayalannya soal koridor yang mendadak sunyi itu memang kenyataan karena pengawas ujian sudah mendekati ruang ujian.Dan soal bunyi bel itu,sepertinya itu bersumber dari bel yang menandakan bahwa ujian akan segera berlangsung.Baekhyun terkikik pelan menyadari kekonyolannya sendiri sambil berjalan masuk tanpa merespon ucapan pengawa  tersebut,melewati orang itu yang melemparkan tatapan bingungnya.

“Ku harap dia tidak gila sebelum ujian di mulai.” Si guru yang sekaligus menjadi pengawas ujian itu bergumam sambil melihat kea rah Baekhyun yang terus saja tersenyum-senyum tak jelas apa alsannya.Dia berfikir bahwa anak itu sedang mengalami tekanan dan akhirnya depresi akibat ujian ini.Karena sudah menjadi rahasia umum banyak siswa di korea yang gila mendadak hanya karena mereka tertekan dengan ujian seperti ini.

***

Ujian tinggal sehari lagi.Beberapa anak mulai sedikit lebih tenang dibanding dengan waktu pertama ujian.Sedangkan beberapa lainnya masih ada yang memutuskan untuk tetap serius belajar dan tidak lengah sedikitpun.Baekhyun dan Hyunchan berada di pilihan pertama,meskipun di hari pertama ujian fikirannya sangat kacau dan takut akan kegagalan.

Sebuah tempat duduk di bawah pohon rindang tepat di sebelah utara gedung sekolah,menjadi tempat pilihan dua orang anak manusia yang kini tengah menikmati hari ke 6 di musim dingin ini.Sekolah mulai sunyi,maklum saja kebanyakan murid tingkat tiga yang baru saja mengikuti ujian memilih untuk pulang ke rumah.Sedangkan bagi murid tingkat pertama dan kedua yang baru akan menjalani ujiannya  seminggu setelah ujian kelulusan senior mereka,lebih banyak memilih untuk tetap dirumah dan meringkuk di balik selimut menghangatkan diri dan selebihnya sibuk mengurusi ekskul masing-masing untuk persiapan pertandingan antar sekolah musim dingin ini.

Udara yang dingin ditambah tempat duduk besi yang pastinya terasa dingin juga tak juga mengurungkan niat Baekhyun-dan Hyunchan untuk duduk di tempat mereka berada sekarang.

“Bagaimana ujiannya?” tanya Hyunchan yang memang baru bisa bertemu Baekhyun hari ini.

Tarikan nafas  terdengar jelas dari lelaki disebelahnya.Lelaki itu menatap ke atas sambil kedua tanganya terlentang di sepanjang sandaran tempat duduk tersebut.Salah satu kakinya ia naikkan,terpangku tepat di atas pahanya.segaris senyum terlihat di bibirnya.

“Tidak seburuk yang kubayangkan.Beberapa hal yang pernah kau ajarkan dimunculkan dalam soal itu.”

“sudah kubilang kan kau pasti bisa,asal kau mau percaya pada dirimu juga.”

“Tapi tak ada yang tahu bagaimana hasilny nanti.”Lanjutnya kembali pesimis.

“Soal hasil itu kau fikirkan belakangan,yang terpenting adalah kau sudah punya niat,keyakinan dan usaha yang keras.Aku yakin semuanya akan berjalan seperti harapanmu.”

Baekhyun beralih memandang Hyunchan.Gadis itu tersenyum seolah sangat yakin dengan apa yang dikatakannya.”Kenapa aku merasa kau terlalu bersemangat dalam menyemangatiku?Ayah,Chanyeol dan Kyungsoo,rasanya tak terlalu berlebihan seperti mu.”

Hyunchan seketika tersadar dengan perkataan Baekhyun.Ia sadar bahwa sejak berbaikan dengan namja itu ia merasa tak menjadi dirinya yang dulu.Ia sering bertingkah aneh yang bahkan tak pernah ia bayangkan akan melakukannya dan itu semua baru akan ia sadari ketika dirinya sudah tak berada di sekitar yeoja itu.ia seperti kehilangan kendali jika sudah berada disektir namja ini.Perasaan yang terasa semakin kuat.

Kepalanya membelakangi Baekhyun,ia merasakan wajahnya memanas meskipun suhu udara sangat sangat dingin diluar sini.”kalau kau merasa risih dengan itu,aku tidak akan melakukan—“

“Ya!bukan seperti itu maksud ku.” Yeoja itu bisa mendengar tawa besar Baekhyun yang memenuhi telinganya.

Jemari kurus dan panjang itu perlahan meraih wajah Hyunchan yang membelakanginya.Di hadapakannya wajah gadis itu berhadapan dengan wajahnya.Rona merah terlihat jelas menghiasi wajah Hyunchan.Bola matanya bergerak-gerak mencari objek lain agar tidak menatap Baekhyun.Gadis itu salah tingkah dan itulah bagian yang paling disukai Baekhyun.

“Jangan berhenti.Tetaplah seperti itu,umh?”

Jarak mereka terlalu dekat dan itu membuat Hyunchan semakin merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya.Sesuatu yang aneh yang ia rasakan di dalam perutnya.Mata yang berusaha mengindari namja itu pada akhirnya terkunci juga dengan mata Baekhyun.Ia bisa merasakan nafas lelaki itu menyentuh pipinya.

Takut terjadi hal diluar dugaannya,Hyunchan akhirnya memilih untuk kembali membuang wajahnya.Membuat wajahnya terlepas dari jemari yang menyuruhnya untuk terus menatap pemiliknya.Ia menggit bibirnya,tangannya tercengkram kuat pada kain roknya membuat rok yang tadinya rapi menjadi sedikit kusut.

Dari sudut matanya ia bisa melihat Baekhyun tersenyum,entah apa maksudnya.Senyum karena ia baru saja mengerjai Hyunchan lagi ataukah ada maksud lain.

Setelah kejadian itu saat-saat selanjutnya hanya diisi oleh keheningan.Hyunchan masih terbayang dengan kejadian beberapa saat yang lalu itu.Jangankan soal skinship,soal setiap percakapannya dengan Baekhyun saja masih selalu terbayang-bayang di kepalanya.

“Ingat dulu di tempat ini kau pernah bertanya sesuatu? Waktu itu kau bertanya sampai kapan aku harus terus menjadi playboy dan apakah aku tidak bosan  berada di siklus yang sama terus.Memacari wanita lalu memutuskannya.”

Tak perlu sebuah jawaban muncul dari mulut Hyunchan,karena Baekhyun tahu pasti yeoja itu masih sangat mengingatnya.

“Saat itu mungkin aku masih tak tahu apa jawaban untuk pertanyaan itu,tapi sekarang aku ingin menjawabnya.Aku sudah tahu jawaban dari pertanyaan mu itu.”

Mereka saling bertatapan.Hyunchan sangat penasaran dengan jawaban Baekhyun dan ia ingin memastikan dari mata itu bahwa anak itu sedang tidak dalam gurauan ataupun membohonginya.

“ya,aku mulai merasakan kebosanan dengan memacari gadis,memanfaatakannya lalu menelantarkannya.Aku  jenuh dengan hal-hal seperti itu.Prasaan untuk berhenti menyandang gelar playboy kelas kakap mulai muncul dalam diri ku.Dan itu semua karena akhirnya aku menemukan apa yang selama ini diriku inginkan.Seorang wanita yang bukan mendapatkan rasa suka dari otak ku,tapi dari sini.Seperti katamu,sesuatu yang membuatmu bahagia di dalam sini.” Ia menepuk-nepuk tepat di bagian dadanya.

Keterkejutan terlihat jelas di wajah gadis itu.Entah apa yang harus ia rasakan sekarang.Senang karena akhirnya satu sifat buruk Baekhyun berkurang lagi meskipun bukan dia yang melakukannya,ataupun sedih yang ia tak tahu alasannya kenapa.Sosok wanita yang dimaksud Baekhyun mendadak membuatnya penasaran akan identitas orang yang bisa membuat playboy seperti Baekhyun bisa bertaubat.

“Ga – gadis itu—siapa … um maksud ku siapa dia??” tanyanya gugup dan  pelan tak ingin menatap Baekhyun.Namun akhirnya ia sadar bahwa ia tak seharusnya bertanya seperti itu.”Um..maksudku –“

“Kau tak usah tahu siapa orangnya tapi yang pasti kau mengenalnya.Bahkan mungkin setiap hari kau melihatnya.”

Jawaban Baekhyun itu semakin membuat kening Hyunchan berkerut,berfikir siapakah wanita yang namja itu maksud.Ia menatap kembali wajah lelaki yang menengadah ke atas itu ketika suara Baekhyun kembali memenuhi telinganya.

“Dia sama sekali gadis yang tak pernah terfikirkan bisa membuat ku seperti ini.Sifatnya yang aneh,sedikit introvert,dan suka mencampuri urusan orang lain.” Baekhyun tertawa di akhir kalimatnya sebelum melanjutkan pendeskripsiannya tentang gadis itu.

“Tapi aku tahu,dibalik sifat-sifatnya itu dia orang yang baik.Dialah yang mengajari ku untuk lebih menghargai hidup,menghargai apa yang telah kumiliki.Dia membuatku tahu bagaimana rasanya mendapatkan sesuatu berkat kerja keras dan usaha sendiri.Tanpa ia sadari aku banyak belajar darinya.” Suara tarikan nafas dari Baekhyun menjedahi cerita panjangnya.

“Sayangnya,yang selalu kubalaskan hanyalah menyakitinya.Aku merasa dia terlalu banyak ikut campur dalam hidupku,dengan mengatur-ngatur bagaimana aku harus bertindak.Kami belum cukup akrab untuk sampai ditahap itu dan aku paling tidak suka di atur orang yang seperti itu.Tapi sekarang aku sadar bahwa apa yang ia lakukan itu semua bertujuan baik untuk ku.”

Mata Hyunchan tak pernah lepas dari bola mata Baekhyun meskupan namja itu sedang tidak melihatnya.Gadis itu bisa melihat jelas bagaimana bola mata itu berbinar di setiap kata yang dikeluarkan Baekhyun,meskipun di akhir ia bisa menangkap raut penyesalan namja itu begitu kalimatnya berakhir.Kepalanya kembali tertunduk,ia tak tahu kenapa ia tak sanggup melihat mata itu berbinar menceritakan sosok lain.Seketika rasa sakit menyerangnya,entah dari mana asalnya.Itu sangat sakit sampai ia ingin sekali memukul keras dadanya.Tangannya mengepal,membuat kukunya berbekas pada kulit telapak tangannya.

“Bagaimana kau..”Hyunchan memperbaiki nada suaranya yang terdengar bergetar.”Maksudku bagaimana kau tahu bahwa dialah wanita yang akan membuatmu merasakan bahagia dalam arti sebenarnya? Bagaimana kau tahu bahwa perasaan mu menganggapnya lebih istimewa di banding gadis yang biasa kau kencani?”Hyunchan membuka sedikit harapan pada dirinya,berharap bahwa Baekhyun tidak dapat menjawab pertanyaannya,berharap bahwa namja itu masih ragu pada kesimpulannya sendiri.

“Awalnya juga aku kurang yakin soal perasaan ku.Dari sifatnya kau bisa tahu bahwa dia sangat berkebalikan dengan gadis yang biasa ku kencani.Bahkan aku sempat berusaha menolak bahwa tanpa aku sadari aku mulai menyukainya.Aku tak bisa terima itu.Aku berusaha menghindarinya yang justru malah membuat ku tersiksa sendiri.Sisi lain dari diriku mulai merindukannya,aku sakit saat melihatnya dengan orang lain.Dan pada akhirnya aku sadar,apa yang kulakukan dengan tidak mau menirima kenyataan itu semua kesalahan terburuk.Aku sadar bahwa aku memang menyukainya.Sangat.”

Hyunchan semakin mengeratkan kepalan tangannya.Sebisa mungkin ia menahan agar air matanya tidak mengalir di tempat ini.Poninya turun kebawah menutupi matanya sehingga tak sadikitpun orang bisa melihat apa yang terjadi dengan matanya.Rasanya ia ingin segera berlari pulang ke rumah dan menangisi seuatu yang menyebabkan rasa sakit yang ia rasakan.Tapi itu akan aneh di mata Baekhyun,jadi ia berusaha untuk bertahan sedikit lagi.

“Jadi apa gadis itu juga ada hubungannya dengan kenapa kau bertindak aneh belakangan ini?”

Ia berusaha mengalihkan fikirannya namun kenapa pertanyaan semacam itu meluncur dari mulutnya? Saat kepala namja itu mengangguk saat itulah ia merasa bahwa pertanyaan itu semakin memperburuk keadaan hatinya.Ia berharap Baekhyun tahu bahwa pengaruh ‘gadis idaman’ baekhyun terhadap tingkah Baekhyun pada saat-saat itu sungguh menyakitinya.

“Maafkan aku.Waktu itu aku sedang dalam proses untuk menolak kenyataan bahwa aku menyukainya.Fikiran ku sedang kacau.Aku tak bermaksud menjadikan mu korban di sini.Sekali lagi maafkan aku.”

Mungkin ketika ia berada di apartemen Hyunchan,yeoja itu bisa menerima maafnya.Tapi setelah ia tahu semuanya,ia sungguh sulit untuk menerima itu.Seharusnya ia tak boleh seperti ini,hak Baekhyun untuk menyukai siapa saja.Namun Hyunchan tetap tak bisa menerimanya.Ia merasa orang  yang egois.Dan ia benci kenapa perasaannya seperti itu.

Setelah itu keduanya kembali terdiam.Wajah bekhyun masih menatap keatas,seolah di atas sana ia melihat wajah gadis yang baru saja ia ceritakan.Sementara Hyunchan sedang bertarung mengusir rasa sedih yang hampir menggerogotinya dan bisa membuat air matanya mengalir di kondisi yang tak seharusnya.

“Usai pengumuman nilai ujian aku akan menyatakan perasaan ku padanya.Makanya aku berusaha agar nilai ujian ku tak mengecewakan.Bagaimana menurut mu?”

Inilah pertemakali Baekhyun melihat orang yang duduk di sebelahnya setelah sekian lama tadi dia hanya menatap awan tak jelas.Keterkejutan menghampirinya ketika ia melihat Hyunchan sedikit aneh.Gadis itu tertunduk mebiarkan rambutnya menutupi wajahnya.

“Hyunchan-ah,kau baik-baik saja?” ia sudah melupakan pertanyaanya tadi yang ia tujukan kepada Hyunchan.

Suara itu membuat sang gadis tersadar bahwa Baekhyun sudah tidak menatap awan lagi melainkan menatap dirinya.Ia menegakkan badannya yang tadinya tertunduk lesu.

“Uhm..Baik.Menurutku itu rencana yang sangat baik.” Ujarnya cepat tanpa memperdulikan pertanyaan kekhawatiran dari Baekhyun.Wajahnya ia sembunyikan dari tatapan lelaki itu dengan  menatap kearah lain.

“Hyunchan-ah..kau—“ Baru saja lelaki tersebut hendak meraih wajahnya agar Hyunchan bisa menatapnya namun gadis itu terlanjur berdiri dari posisinya.

“Maaf, aku baru ingat hari ini ada urusan penting.Senang bisa mendengar cerita mu.Aku pergi dulu.” Ia membungkuk menghadap Baekhyun ,tapi karena terlalu dalam membungkuk rambutnya menghalangi wajahnya dan itu tetap membuat Baekhyun tak bisa menatap matanya yang sudah sembab.

Hyunchan berjalan secepat mungkin,tak ingin mendengar apapun keluar dari mulut Baekhyun.Tangannya tak henti-heninya mengusap air mata yang terus mengucur bak air mancur.Gadis itu pergi dengan kesalahpahaman.Rasa cemburu yang menyerangnya membuatnya tidak menyadari bahwa gadis yang sedari tadi di ceritakan Baekhyun adalah dirinya.

Hyunchan menghentikan langkahnya ketika ia sudah merasa cukup dirinya meninggalkan Baekhyun.Ia harus menenangkan dirinya sebelum berjalan pulang ke rumahnya.Ia tidak ingin berjalan pulang sambil menangis sepanjang jalan ,membiarkan orang-orang melihatnya dan sok tidak peduli.Ini adalah dunia nyata dan dia tidak sedang melakonkan adegan gadis menangis seperti di film-film itu.

Nafas yang berusaha diatur terdengar dari setiap hembusan udara yang keluar dari mulutnya.Punggung tangannya membantu menghilangkan sisa air mata itu dari kulit pipinya.Sejak ia  meninggalkan ibu penjaga panti yang dulu merawatnya,ia sudah tak pernah mengeluarkan air mata lagi hingga saat ini.Ia gadis yang tegar.Bahkan siksaan fisik yang membuat tubuhnya perih dan memaksanya untuk mengeluarkan air mata,tetap saja tak sedikitpun air mata itu keluar dari tempatnya.Sekarang,hanya dengan satu kenyataan saja,kenyataan bahwa Baekhyun telah memutuskan untuk menanggalkan keplayboyannya demi gadis lain,hal itu entah mengapa membuat tembok pertahanannya runtuh dalam satu kali hempasan.

Kepalanya menoleh kebelakang,melihat kesekitar sebelum akhirnya ia berbalik diiringi senyuman mirisnya.”apa yang kau harapkan,bodoh?Apa kau berharap Baekhyun mengejarmu dan kembali memastikan keadaanmu?” ia memarahi dirinya.

Ia tersadar bahwa selama ini tanpa sepengetahuannya, ia sudah terlalu jauh memanjat tangga harapan itu hingga ada saat dimana ia terjatuh dan rasanya amat sangat sakit.Siapa dia  yang berani memijakkan kakinya pada setiap anak tangga itu? Dari mana ia mendapatkan keberanian terhadap harapan akan menjadi orang penting bagi Baekhyun? Byun Baekhyun,ia seorang anak popular dengan segudang wanita cantik yang siap mengantri demi mendapatkannya .Sementara dirinya,jika bukan karena masalah bimbingan belajar itu,ia yakin tak akan mungkin bisa membuat Baekhyun menyadari keberadaannya.Bisa menjadi teman dari namja itu bukankah sudah cukup? Tapi sisi lain dari dirinya membuatnya ingin naik keposisi yang lebih tinggi daripada hanya sekedar teman.

Tapi dia adalah Shin Hyunchan. Dia bukan type  orang yang akan menyiksa diri jika sudah tidak ada harapan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.Kepulan asap  keluar dari mulutnya ketika ia menghelah nafas, panjang dan berat.Tinggal beberapa hari lagi ia harus tersiksa dengan semua hal ini, setelahnya ia akan pergi meninggalkan tempat ini dan semua kenangan dan fikiran-fikiran itu akan hilang tak berbekas.

***

Jisun tengah tertidur pulas.Ia baru saja selesai dengan terapinya beberapa saat yang lalu.Selain mulai memasukkan makanan ke dalam mulutnya tak ada peningkatan berarti yang terjadi pada gadis itu seperti hari pertama ia masuk ke rumah sakit ini.Lelaki jangkung bermata besar masih setia berada di sampingnya,menunggu kondisi si pasien yang tak kunjung juga membaik.Sesekali ia membiarkan suster menjaga gadis yang paling disayanginya itu ketika ujian akhir menuntutnya untuk masuk sekolah.

Wajahnya lusuh,muram dan tampak kelitihan tergambar begitu jelas di sana.Tak ada lagi senyuman lebar yang selalu muncul ketika ia sedang menertawakan sesuatu yang lucu,tak ada suara bas yang menggelegar ketika ia tertwa mengeluarkan lelucon-leluconnya terhadpaa teman-tematnya.Yang tersisa hanya kesedihan yang siapa pun tak bisa tahu bagaimana rasanya itu.

Ia sedang memperhatikan Jisun tertidur pulas dengan setiap tarikan dan hembusan nafasnya yang teratur.Lebih baik ia melihat Jisun seperti ini saja daripada ia harus terbangun dan hanya diam saja seperti mayat hidup.Itu lebih menyakitinya.

Suara ribut-ribut dari arah pintu kamar inap Jisun membuat perhatian namja itu teralihkan ke arah pintu putih tak jauh darinya.Tak lama kemudian ia melihat seorang lelaki 50 tahunan dengan jasnya yang rapih disertai seorang lelaki sedikit lebih muda yang membawa map hitam di lengannya memasuki ruangan Jisun.Ia langsung membungkuk ketika matanya dan bapak tua yang ia kenali sebagai ayah Jisun ,bertemu.

Si lelaki tua tersenyum ramah sebelum beralih membicarakan sesuatu dengan lelaki yang memegang map hitam yang pasti adalah asisten pribadinya.

“Usahakan jangan sampai media mengetahui kondisi sebenarnya dari Jisun.Kalau salah satu dari mereka sampai menemukannya,kau harus mengurus bagaimana caranya agar dia bisa tutup mulut.”

Si asisten pribadi tampak mengangguk tanda menegerti.Setelah bercakap beberapa hal lagi iapun keluar dari ruangan itu meninggalkan tuannya.

Jinki,ayah Baekhyun memang sudah seharusnya bersikap seperti itu.Bukan karena ia malu anak seorang pebisnis ternama seperti dirinya terkena penyakit yang bahasa kasarnya adalah gila meskipun kondisi Jisun yang sebenarnya tak seperti itu.Ia hanya memikirkan bagaimana ini nantinya akan berefek kepada semua usahanya, para pegawainya,dan pemegang saham yang sulit di atur itu.

“Abeoji.” Chanyeol kali ini berdiri dari posisi duduknya lalu membungkukkan badannya keapda lelaki yang hampir menjadi calon mertuanya.”kapan anda tiba di Seoul?” tanya Chanyeol,jujur ia sama sekali tak tahu kalau ayah Jisun akan datang hari ini.Kabar terakhir yang ia tahu lelaki itu masih berada di London

“Siang ini.Dari bandara aku segera ke sini.”

Sang ayah menatap anak gadis satu-satunya yang kini terbaring lemah di ranjang rumah sakit.Ia membelai rambut anaknya,tak menyangka bahwa dengan segala kelimpahan materi yang diberikan pada anaknya ia tetap merasa gagal sebagai orang tua hingga anaknya mengalami depresi.Ia berusah sebisa mngkin untuk menyeimbangkan antar kerjaan dan keluarganya,tapi tak ada manusia yang bisa melakukan dua hal dengan seimbang.Pasti harus ada yang harus dikorbankan,dan itu keluarganya.

Lelaki tua itu mendudukkan dirinya di kursi,sembari tangannya memijit kepalanya.Raut kekhawatiran memenuhi wajah sang konglomerat berusia 50 tahun itu.Menjadi orang tua tunggal setelah istrinya yang menghilang sungguh tak mudah,belum lagi harus tetap mengurusi bisnisnya.Anaknya yang menurut Dokter terkena depresi membuatnya merasa gagal sebagai orang tua.Faktor kesibukan membuatnya tak punya waktu untuk lebih memperhatikan putriya dan bercerita layaknya orang tua dan anak.

“Apa in semua ada kaitannya dengan hubungan kalian?” Kepala yang sedari tadi hanya menatap anaknya kini beralih kepada calon menantunya.”Apa terjadi masalah besar di anatara kalian?”

Tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Chanyeol.Ia tak tahu harus menjelaskan apa dan harus bagaimana mengatakannya.Helaan nafas dari Jinki terdengar mengartikan bahwa ia mengerti apa maksud kediaman Chanyeol.

“Baiklah,aku tak akan memaksa jika kau tak ingin bicara dan aku tak akan menyalahkan siapapun disini.Yang kuharap adalah tanggung jawab dan kedewasaanmu tentang bagaimana kau mencari penyelesaian yang tepat dari masalah ini.” Kata lelaki itu bijak.

Kenyataannya ia memang tidak mengetahui apapun menyoal perkembangan terakhir hubungan anaknya yang telah bertunagan itu.Jisun sungguh belum menceritakan soal masalahnya dengan Chanyeol menyoal pembatalan pertunangannya.

“Ye,abeoji.Joseonghamnida.” responnya pelan.Kepala Chanyeol masih tertunduk,tak berani menatap calon mertuanya .

Ia sungguh merasa malu pada dirinya dengan mendapatkan sikap bijaksana dari ayah Jisun.Seharusnya lelaki itu sudah menendangnya keluar atau memukulinya karena dirinyalah penyebab Jisun jadi seperti ini.

“Gwenchana.Dalam suatu hubungan pasti akan ada klimaks dari suatu konflik.Di tahap itulah kita di uji.Kalau berhasil melewatinya maka yakinlah masalah seperti apa pun selanjutnya akan terasa mudah untuk di hadapai.Tapi jika gagal,itu berarti kalian masih harus belajar banyak dan belum bisa untuk meneruskan hubungan itu .”

Lelaki itu memberikan senyuman ramah,membuktikan bahwa ia memaklumi apa yang terjadi di antara Chanyeol dan anak gadisnya.

“Kau pasti lelah selama ini terus menjaga Jisun.Terima kasih untuk itu Chanyeol-ah.Sekarang pulanglah,biar aku yang menjaganya.” Menangkap raut keletihan di wajah pemuda itu Jinki merasa tak enak jika Chanyeol masih harus memforsir tenaganya lagi untuk menjaga anaknya.

Raut heran tertangkap di wajah Chanyeol.Jujur ia sama sekali tak mau meninggalka yeoja itu.Jika bukan karena ujian yang sedang dilewatinya,Chanyeol pasti sudah tak pernah beranjak dari ruangan Jisun.

“Gwenchana abeoji.Aku  tak ingin meninggalkannya.Bagaimana jika ia mendadak pulih di saat aku tak di sampingnya?Bagaimana jika terjadi sesautu dengannya?” tatapan hangat pemuda berambut coklat itu tertuju pada gadis yang tengah terbaring di hadapannya.Tangannya masih senantiasa menggenggam jemari kecil gadis yang tertidur itu.

“Aku tahu kau sangat mengkhawatirkannya.Tapi khawatirkan dirimu juga.Sampai kapan kau mau membirakan kantung mata itu menghiasi wajah mu?” Bukan hanya Jinki,setiap orang yang melihat Chanyeol pasti tahu bahwa lelaki itu tidak memiliki tidur yang cukup.

“Tapi..” Ucapan Chanyeol terpotong ketika Jinki menghampirinya dan menepuk pundaknya.

“Pulanglah.Jika ada sesuatu yang terjadi dengan Jisun abeoji akan segera menghubungimu.” Chanyeol nampak mulai berfikir.Sebenarnya iapun lelah beberapa hari terakhir ini tapi ia berusaha memaksa tenaganya.

“Dengar kata abeojimu ini.Atau kau tega aku mendapat omelan dari ayahmu dan ujung-ujung aku harus ke Dokter THT untuk memeriksa telinga ku?” Jinki memegang telinganya membayangkan kejadian tiap kali ayah Chanyeol yang juga sahabat dekatnya itu mengomelinya dengan suara basnya yang menggelegar mengalahkan orang yang berbicara tepat di pembesar suara.

Tawa singkat menghiasi wajah pemuda bernama Chanyeol  seiring dengan peristiwa lucu yang dialami oleh calon mertuanya.Mungkin dia memang harus mengistirahatkan tubuhnya.

“Baiklah.” Ia mulai berdiri dari posisi duduknya dan mengambil ranselnya.

“saya permisi abeoji.Kalau ada perkembangan soal Jisun,tolong hubungi aku.”

“Ne.Hati-hati dijalan.Dan..oh iya sampaikan salam ku pada ayah mu.Katakan padanya ia harus menemuiku sebentar malam kalau ia tak mau gitar-gitar yang kubeli di London menjadi milik ayah Kyungsoo semuanya.”

Setelah ucapan itu selesai Chanyeol masih bisa menangkap gumaman tak jelas ayah Jisun soal ponsel ayahnya yang sedari tadi dihubungi tapi tak terjawab.Sedikit catatan,ayahnya,ayah Jisun,dan ayah Kyungsoo di luar status mereka sebagai relasi bisnis,mereka bertiga adalah sahabat karib saat masih muda dulu.

Chanyeol hanya tertawa pelan sambil menambahakan kata ‘Ye’ untuk membuktikan bahwa ia mengiyakan permintaan ayah Jisun.

***

Sementara diluar Baekhyun yang menyadari bahwa ayahnya sedang terlibat percakapan dengan Chanyeol,memilih untuk tak mengusik mereka dan menunggu di kursi depan kamar inap Jisun.Wajahnya sudah kusut karena ia merasa keduanya bercakap terlalu lama.Beberapa saat yang lalu dengan seragam sekolah yang masih melekat di badannya,ia menuju bandara dan menjemput ayahnya.Dan begitu sampai di rumah sakit ini rasa  lelah mulai menyerangnya.Matanya yang sudah hampir tertutup di kursi pengunjung ini mendadak kembali ke posisi normal ketika dilihatnya gadis yang diajaknya berbicara sepulang sekolah sebelum ia berangkat kebandara,yang dengan tingkah aneh meninggalkannya,kini berada di rumah sakit tempat adiknya berada.Dan yang lebih mengejutkannya adalah sosok lelaki bermata besar bertubuh sama sepertinya,Do Kyungsoo.

Ia berdecak kesal.Dirinya sungguh tak suka melihat Hyunchan sering berinteraksi dengan Kyungsoo,apapun alasannya.Sepertinya Kyungsoo benar-benar serius dengan ucapannya waktu di kafe,beberapanwaktu sebelum putusnya Jisun dengan Chanyeol.

Ia melihat keduanya secara bergantian,Hyunchan masih dengan ekspresi biasa dan Kyungsoo yang sudah melihatnya sedang melambaikan tangan padanya.Ia membalasnya tapi dengan wajah senang yang dipaksakan.

“jadi  ini urusan penting yang dia maksud?” gumam Baekhyun dengan nada kesal.Ia mengingat ucapan Hyunchan sebelum meninggalkannya di sekolah tadi bahwa ia ada urusan penting.Urusan itu menjadi penting karena ia pergi bersama Kyungsoo.Wajahnya kembali cemberut.

Sedangkan Hyunchan sendiri sebenarnya sempat terkejut ketika ternyata Baekhyun berada di rumah sakit juga.Kata Kyungsoo,namja itu sedang pergi menjemput ayahnya di bandara makanya Hyunchan memilih ini saat yang tepat untuk membesuk Jisun.Tapi sepertinya perhitungan Kyungsoo salah.Jujur,setelah kejadian di taman sekolah beberapa saat yang lalu ia sama sekali tak mau melihat baekhyun dulu.Perasaannya belum tenang setelah pengakuan pemuda itu bahwa dia sedang menyukai seorang wanita dan akan menyatakan peraaannya setelah pengumuman nanti.

“Sedang apa kalian di sini?” Tanya Baekhyun sedikit sinis ketika Kyungsoo dan Hyunchan menghampirinya.

“Sedang ingin memukul leaki kurus bodoh yang bertanya ‘sedang apa kalian disini’ padahal dia sendiri tahu bahwa kami ini akan membesuk adiknya.”

“siapa tau saja ada maksud lain..” Baekhyun memutar bola matanya tak menatap kedua orang itu,rasa cemburu menyelimutinya. “misalnya saja berniat untuk memanas-manasiku.”  Lanjutnya tapi yang tertangkap oleh telinga Kyungsoo dan Hyunchan hanyalah gumamn tak jelas.

Kemunculan lelaki tinggi dengan rambut coklatnya dari balik pintu kamar Jisun sambil membawa ranselnya, mengalihkan perhatian tiga orang manusia di luar tersebut.

“Mau pulang, Yeol?” Tanya Kyungsoo.

“Uhm,appanya Baekhyun yang akan menjaga Jisun.”Jawab namja itu biasa.Nada semangat yang biasa keluar di setiap ucapannya sudah beberapa hari ini tak terdengar sejak sakitnya Jisun.

“Apa ayahku memarahimu habis-habisan?” tanya Baekhyun penasaran.Maklum ini adalah percakapan pertama Chanyeol dengan ayahnya sejak masalah hubungannya dengan Jisun.

“Anio.Dia hanya menasehatiku.” Jawabnya singkat tak mau berbicara banyak.”Aku pergi dulu.”

“Ya! Park Chanyeol kalau kau butuh sesuatu hubungi aku atau Baekhyun.” Teriak Kyungsoo mencegah langkah Chanyeol.

“Untuk apa berketa seperti itu kalau beberapa hari terakhir ini kau terus menghubungi ku  dan memaksaku untuk berbicara dengan mu,mau ataupun tidak mau.” Selama beberapa hari terakhir ini Kyungsoo memang selalu menghubungi Chanyeol.Mungkin ia sedikit berlebihan ,tapi dia hanya khawatir  terjadi apa-apa dengan temannya.

Baru saja kyungsoo ingin membela diri,tapi Chanyeol menghalangi ucapannya.  “ Ne,Ne,Ne,Kyungsoo eomma.Aku mengerti apa yang akan kau katakan.” Dan seiring kata itu suara tawa pun memenuhi koridor tempat kamar Jisun berada.Chanyeol menepuk pundak Kyungsoo yang memanyunkan mulutnya.Semua teman dekat Kyungsoo tahu,ketika lelaki itu mulai menasehati seseorang maka urusannya akan lama.Semuanya akan menjadi lelah hanya dengan mendengar omelan Kyungsoo yang sepanjang  rel kereta .

”Aku tahu kau khawatir,tapi aku sungguh baik-baik saja!” Pemuda jangkung itu akhirnya benar-benar pergi setelah memberikan senyumannya yang ia paksakan agar mereka tak mengkhawatirkannya.

Ia tahu maksud kawannya baik,dan ia menghargai soal kepedulian  itu.Tapi dia tidak akan merepotkan teman-temannya dalam masalah ini.Ia akan berusaha untuk menyelesaikannya.

Tak lama setelah wjud Chanyeol menghilang dari pandangan orang-orang itu,ketiganya langsung beranjak masuk ke dalam kamar inap Jisun.

“Oh abeoji,kau sudah tiba?” Suara Kyungsoo langsung menggema ketika melihat lelaki yang sudah dianggap ayahnya itu kini berada di hadapannya padahal beberapa hari yang lalu ia masih berada di London.

“Aigoo,Kyungsoo-ya.Mata mu semakin besar saja.” Ucap Jinki sedikit bercanda sambil memeluk Kyungsoo seperti anaknya sendiri.Tangannya menepuk-nepuk punggung pemuda itu.

Baekhyun hanya terkekeh mendengar celetukan ayahnya itu.

Mata Jinki langsung mengarah ke wanita asing yang baru kali ini dilihatnya berada di sekitar anaknya dan Kyungsoo.

“Wah kau sudah berkembang sekarang.Jadi siapa nama pacar barumu ini?”

Dan ucapan itu bagaikan efek petir yang kadang muncul di film-film bagi Kyungoo,Hyunchan,dan Baekhyun.Mata kyugsoo terlihat hampir melompat dari posisinya.Semburat merah sedikit menghiasi wajah putih saljunya.Sementara Hyunchan terkejut tak tau harus bagaimana.Dan Baekhyun jangan tanyakan seperti apa ekspresinya.Ekspresi kesal,cemburu,dan terkejut bercampur menjadi satu.Ia mulai merasa kesal dengan ayahnyanya sendiri.

“B—bukan abeoji.Dia ini teman kelas ku dan Baekhyun.” Jelas Kyungsoo setengah gugup.

Jinki langsung tertawa memaksa menyadari bahwa dirinya telah melakukan kebodohan lagi dan membuat ekspresi ketiga orang dihadapannya menajdi aneh.

“Annyeonghaseyo.Shin Hyunchan imnida.” Ucap Hyunchan membungkukka  kepalanya,membuat bebrapa rambutya terjatuh kedepan.

“A~ maaf,aku sepertinya salah bicara.” Lelaki yang menginjak setengah abad itu memegang rambutnya yang tidak gatal.

“Tapi tunggu dulu,aku pernah mendengar dari Guru Park bahwa nama siswi yang membantu Baekhyun juga Shin Hyunchan.Apa kau Shin Hyunchan yang sama?”

Hyunchan sedikit terkejut tapi ia melanjutkan dengan menjawab ‘ya’ pada bapak di depannya.

“Kenapa appa bisa tau soal itu?” Baekhyun penasaran.Matanya melotot mencari tahu.

“karena aku adalah appa mu.sudah kubilang kan aku memantau semua tindakanmu dari kejauhan.” Jinki tersenyum bangga,bahwa sekalipun ia sorang pebisnis hebat tapi bukan berarti ia akan membiarkan anaknya tak terurus.

Penuturan itu disambut dengan mBaekhyun yang memanyunkan mulutnya.Kyungsoo tertawa pelan mendengarnya.

“Duduklah,aku akan mengambilkan kalian minuman.”

Kyungsoo dan Hyunchan bergerak menuju sofa sofa kecil yang memang disediakan di kamar vip seperti kamar Jisun.Baekhyun sudah terlebih dahulu ke sana mengambil sofa yang paling panjang untuk sekalian merebahkan badannya.

Tak lama kemudian Jinki datang dengan beberapa minuman kaleng yang dia ambil dari kulkas kecil di ruangan Jisun.

“Akhirnya aku bisa berbicara langsung dengan mu.Terima kasih untuk bantuan mu Hyunchan-ssi.” Ucap Jinki begitu ia duduk.

Hyunchan mengangguk sambil berucap ‘ye’.

Lelaki yang memimpin 3 hotel ternama di Seoul itu tampak begitu ramah pada kesan pertamnaya.Padahal dulu dia berfikir kalau ayah Baekhyun adalah lelaki yang kaku,keras dan tegas,seperti pebisnis pada umumnya.Tapi setelah bertemu secara langsung,ia justru meragukan bahwa bapak-bapak yang ada di hadapannya adalah salah satu pebisni kaya dan sukses milik Korsel.

Ia mulai berfikir hal lain.Soal ibu Jisun.Ayah Baekhyun tidak terlihat seperti lelaki yang pantas untuk ditingalkan.Jadi kenapa wanita itu mau meninggalkan lelaki sebaik ini? padahal hidupnya setelah meninggalkan keluarga Byun juga tak lebih baik, malah memburuk. Ini sepertinya teka –teki yang harus ia selesaikan lagi.

“Aku punya pertanyaan Hyunchan-ssi.” Suara ayah Baekhyun itu membuat Hyunchan kembali ke dunia.

Hyunchan yang menandakan mimic penasaran akan pertanyaan apa yang hendak Bapak itu lontarkan, membuat Jinki melanjutkankalimatnya.”selama proses-belajar-mengajar itu,anak bodoh ini tidak pernah melakukan  susuatu yang kurang ajar kan? Seperti misalnya suatu pagi kau terbangun di tempat tidur yang asing?Atau berada di tempat lain?“

Semuanya paham apa yang ayah Baekhyun maksudkan.Dia tahu bahwa anaknya sering memabawa gadis ke apartemannya dan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dikukan.ia tahu anaknya terkenal soal julukan itu.

“Ye? A—a—anio .” Jawab Hyunchan gugup.Otaknya masih syok dengan pertanyaan mendadak itu.

“Ya! Appa!apa yang kau bicarakan? Aku tidak sebejat itu!Aku dan mereka melakukannya karena sama-sama suka.Aku tidak pernah memaksa siapapun,mereka saja yang mau melakukannya dengan ku.” pemuda itu membela diri,merasa tidak terima dengan tuduhan ayahnya.

Dan kepanikan Baekhyun itu membuat gelak tawa Ayahnya dan Kyungsoo memenuhi ruangan yang dimana seharusnya mereka tidak boleh berisik.Meskipun itu terdengar seperti pertanyaan konyol yang membuatnya sendiri terbahak-bahak,tapi Jinki serius dengan niat pertanyaanya.Ia tak ingin gadis sebaik Hyunchan menjadi korban anaknya.

Sekarang Baekhyun benar-benar merasa malu dengan kejadian ini.Ayahnya baru saja mempermalukannya di hadapan gadis yang  ia taksir.Ia sunggguh tak sanggup melihat ekspresi apa yang dikeluarkan oleh Hyunchan.Kenapa ia baru merasa malu dengan perbuatannya sekarang? Padahal jika difikir-fikir dari dulu bukankah Hyunchan juga sudah tahu itu? Bahkan beberapa pertemuan awal mereka di awali dengan insiden skinship dirinya dnegan wanita yang mengarah ke tindakan ‘itu’ .

“Aish! Aku mau tidur!” Baekhyun merebahkan badannya di sofa itu,memunggungi semua orang.Kepalanya ia tutup dengan bantalan sofa sehingga ia tidak mendengar tawa Ayahanya yang belum meredah,meskipun itu percuma.Kenapa ia harus mendapat ayah yang seperti ini? kenapa ia tidak mendapat ayah yang berwibawah dan tidak bertingkah konyol.

***

Sepasang sneakers converse hitam yang tampak kusam masih setia menapaki jalanan menanjak dari sejam yang lalu di kawasan pinggiran gangnam ini.Ketika tersebutkan kota pinggiran Gangnam,itu berarti tempat tersebut  benar-benar berbeda 180 derajat dari Gangnam  dengan segala kemewahan yang ia tawarkan.Jejeran rumah padat pendudk dengan  hiasan jemuran disana-sini sudah menjadi pemandangan yang khas.Anak-anak kecil berlarian tampak menikmati masa kecilnya yang jauh lebih menyenangkan dibanding anak seusia mereka di kawasan perkotaan sana,yang mungkin hanya menghabiskan masa kecilnya bergelut dengan salah satu tekhnologi abad 20 yang mereka sebut dengan PSP.Para lansia yang bercerita dengan ibu-ibu rumah tangga lainnya,dan begitupula dengan suami-suami mereka menampilkan suasana kekeluargaan dan keakraban yang tak terhalangi dengan tembok-tembok rumah yang menjulang tinggi seperti  di perkotaan sana.Suasana keceriahan penduduk setempat tak terhalangi oleah sang musim dingin yang biasanya memaksa orang-orang untuk meringkuk dibalik selimut dibanding harus keluar rumah dan bersenda gurau dengan para tetangganya.

Suasana sore yang teduh,angin musim dingin yang berhembus dari arah barat sesekali memainkan poni gadis berkemeja kotak-kotak itu hingga ia harus mengedipkan matanya dan membat telapak tangannya menyingkirkan benda yang menusuk bola matanyanya itu.Peluh yang nampak siap mengucur dari pelipisnya meskipun ini sedang musim dingin,kembali ia usap  dengan punggung tangan kanannya yang sementara menggenggam secarik kertas putih berisikan alamat yang hendak ia tuju.Langkahnya terhenti tepat di sebuah pintu hitam yang dikelilingi tembok beton yang mulai terkikis di beberapa bagiannya.Matanya kembali memicing tajam kearah kertas yang sedari tadi ia genggam sebelum ia melemparkan pandangannya menuju nomor dari rumah tersebut.

Gadis yang bernama Shin Hyunchan itu nampak bernafas legah ketika kertas putih itu ternyata sudah cocok dengan tempat ia berdiri sekarang.Inilah rumah dari ibu Baekhyun dan Jisun,Kwon Yeonhi.Ia memantapkan niatnya,menarik nafasnya dalam-dalam lalu mengnembuskannya sebelum telunjuknya memencet bel pintu tempat tersebut.

***

TBC

Tada!!!! Ffnya publish!! Dan kali ini chanyeol-jisun momennya sedikit banget,soalnya saya udah mulai memfokuskan pada main cast kan bentar lagi udah mau tamat jadi masalah main castnya harus mulai di perjelas hohho *mian*

Setelah ini mungkin saya bakal lama banget ngepublish next partnya soalnya perkuliahan udah mulai aktif lagi.Saya ga bisa pastikan seberapa lama,tapi sebisa mungkin kalau ada waktu cukup saya pasti bakal nyicil ngetikin buat next partnya.

Bentar lagi ini udah mau end ,tinggal beberapa part mungkin jadi saya harapnya sih kalian bisa terus ngikutin sampe ini ff selesai *authornya banyak mau* #plak 😀

GOMAWOOOO buat semua readers yang masih setia ngebaca ini ff sampai di part ini 😀 😀 *lempar permen*

MAAF KALAU TYPONYA BANYAKKK..  *bow*

91 responses to “THE SECOND LIFE [PART 11]

  1. Hehe Baekhyun ternyata bisa merasakan yg namanya malu juga. aku pikir cuman bisa mengoleksi banyak wanita.

  2. woaahhh makin seru ^^
    gimana ya reaksi baek dan jisun pas ktmu ibunya ? makin penasaran
    semangat thor ! ^^b

  3. Huhhh, Hyunchan kenapa gatau kalo itu dia huhhhhh~ gemes bener bacanyaaaa-______-
    Jisun-chanyeol kapan baikan TT sedihmax bacanyaaaaa, semoga happy ending buat mereka:’)
    Makin kesini makin keren thor ceritanya^^ keep writing, fighting thor!^^ 🙂

  4. Ga tau kenapa senyam-senyum sendiri pas ngebayangin ekspresi muka Baekhyun yang kesel karena hyunchan jalan bareng kyungsoo. Belum lagi dia yang malu karena ulah ayahnya, ternyata ayahnya ini demen becanda juga, aku kira jinki rada tertutup kya ortu dikebanyakan ff tapi ini ngga.
    Kayanya di sini chanyeol dlu yang menderita iaaaaaaaaaasss… Tapi kasian banget hubungannya sama jisun dan semoga jisun ngertiin keadaan chanyeol. Ga cma jisun tapi chanyeol juga bisa lebih mengerti perasaan jisun yang cinta sama dia dri dlu. Untuk jisun, gws🙏

    Semoga komentar saya yang selalu panjang, bertele-tele dan ga jelas ini menjadi kenangan bagi kaka😂

Leave a reply to Evita Cancel reply