Love Story of The Sleepaholic [ Part 7 : First Date ]

Love Story Of The Sleepaholic

Title :

Love Story of The Sleepaholic

 

Author : Citra Pertiwi Putri / citrapertiwtiw

 

Genre : Romance, Fantasy, a little bit Comedy

 

Rating : PG15 – NC17

 

Main Casts :

‘A Pink’ Son Naeun

‘INFINITE’ L / Kim Myungsoo

 

Other Casts :

‘ BtoB’ Lim Hyunsik

‘ Hello Venus’ Yoo Ara

‘ Block B’ Ahn Jaehyo

‘ A Pink’ Park Chorong

‘ INFINITE’ Nam Woohyun

‘ A Pink’ Yoon Bomi

‘ A Pink’ Hong Yookyung

‘ A Pink’ Kim Namjoo

‘ Miss A’ Suzy

 

Type : Chaptered

 

Cerita Sebelumnya :

Memindahkan Naeun dari apartemennya ke kost khusus namja ternyata sama sekali tidak mengurangi masalah Myungsoo, namja itu justru semakin kesulitan karena Naeun mau tidak mau sudah menjadi tanggungannya. Belum lagi Suzy dan Ara, kedua pacar Myungsoo yang terus-terusan ngerecokin dengan sms-sms abstrak (?), terutama Suzy yang sudah kelewatan karena menghabiskan seluruh isi dompet Myungsoo.

Masalah baru muncul, Hyunsik mengetahui bahwa Myungsoo telah menduakan Ara. Apakah kakak Naeun itu akan diam saja?

Lalu bagaimana juga dengan nasib Naeun yang sudah tahu bahwa ternyata pemilik kost tempat ia tinggal adalah pacarnya yang absurd, Ahn Jaehyo?

Bagaimana pula kelanjutan kisah cintrong Chorong dan Woohyun, pelukis latah yang ternyata mantan penjual martabak maut Hayoung itu (?) ?

Dan.. sampai kapan Myungsoo dan Naeun mengingkari perasaan mereka masing-masing? Apakah kedatangan Myungsoo saat Naeun ketakutan dan kedinginan itu adalah nyata, ataukah hanya PHP dari author? #plak!

Selengkapnya lihat di :

Part 1 : Bad Girl Side, Mysterious Sunbae, and An Unusual Drug

Part 2 : The Curse is Beginning

Part 3 : Stay Together!?

Part 4 : My New Life is Beginning

Part 5 : Love Alert !

Part 6A : Insomnia

Part 6B : Still Insomnia

NB : Seneng rasanya bisa posting tepat waktu dan mengundur waktu hiatus xD ~

Tapi setelah part ini kayaknya author hiatus beneran ._.v

*sebenernya gak mau sih, gak update ff seminggu aja rasanya gak enak banget. Author gak suka bikin readers nunggu, hiks ;(*

Enjoy deh buat part ini, sengaja author bikin sepanjang-panjangnya biar puas sebelum author hiatus ! ^^

And.. yang merasa dibawah 17 tahun harap waspada (?) dengan beberapa adegan agak ehem-ehem di part ini ._.v

***

 

Author POV

 

Hujan semakin deras, angin bertiup amat kencang sampai-sampai terdengar suara seng rumah-rumah berterbangan, termasuk seng rumah author #abaikan

Naeun masih dalam pelukan Myungsoo, namun gadis itu tidak benar-benar tertidur, ia masih insomnia dan masih sedikit tidak percaya namja itu ada disampingnya saat ini. Kapan namja itu datang? Mengapa ia seakan tahu Naeun butuh kehangatan? Eh, pertolongan.

“ Tidur, bodoh.”ucap Myungsoo sedikit berbisik, rupanya ia tahu Naeun belum tertidur karena gadis itu mehe-mehe dalam pelukannya (?)

“ Aku.. takut.”jawab Naeun pelan.

“ Takut apa?”

“ Hantu.”

“ Hahaha! Dasar perempuan.”

“ Ya!! kalau kau didatengin kuntilanak pasti teriak juga kan!?” ucap Naeun kesal.

“ Kuntilanak? Haha! Mana sini dateng kalo berani!” Myungsoo semakin mengejek.

“ Heh! Aku serius, biasanya kalau tengah malam dan gelap begini pasti ada ha….”

“ Kau bersamaku. Tidak akan ada yang berani mengganggumu, termasuk hantu.”potong Myungsoo, ia semakin mengeratkan pelukannya dan mengusap kepala Naeun dengan lembut, sesekali menggesekkan kedua tangannya dan menempelkannya ke pipi gadis itu agar tidak kedinginan.

Naeun tersenyum kecil, ia tidak menyangka Myungsoo bisa seperhatian ini padanya. Gadis itu justru berharap semoga malam semakin panjang dan listrik tetap padam seperti ini. Kapan lagi ia bisa merasakan kehangatan seorang namja yang selama ini bersikap dingin pada semua orang? Naeun merasa beruntung.

Naeun tiba-tiba bergidik ketika kilat muncul, gadis itu bersiap menutup telinganya karena tahu sebentar lagi akan ada petir menggelegar, namun belum sempat ia melakukannya, suara petir yang amat keras sudah terdengar.

“ Aaaaa!!!” jeritnya, karena terkejut gadis itu tak sengaja menendang lilin yang menjadi satu-satunya penerang dalam kost tersebut hingga mati.

“ YA!!! mengapa kau tendang?!” Myungsoo terkejut karena keadaan menjadi gelap gulita sekarang.

“ M..maaf. aku..aku..aku kaget ada petir tadi.”

“ Halah, petir doang takut.”

JDER!!

“ Aaaa!!!” Myungsoo berteriak karena petir kembali menggelegar.

“ Hahahaha!! Petir doang takut.”balas Naeun.

“ Grrr~ Son Naeun, keadaan seperti ini kau masih bisa bercanda?”

“ Lalu kita harus bagaimana? Nyalakan lagi lilinnya!”

Myungsoo meraba-raba celananya, mencari korek.

“ Kok gak ada?”namja itu kebingungan, “…dan sejak kapan celanaku jadi mulus begini?”

“ Yaaa!!! Mengapa kau meraba pahaku!!??” Naeun buru-buru menendang tangan Myungsoo. Mengapa namja itu tidak bisa membedakan mana celananya dan mana paha Naeun? Ah entahlah.

Sial, salah raba rupanya ._.

“ Sorry. Kan gelap, jadi gak liat.”Myungsoo ngeles sembari mehe-mehe nista. Naeun manyun. Untung aja yang megang pahanya orang ganteng. Kalo jelek, mungkin udah Naeun jejelin lilin ke mulutnya (?)

“…gak ada koreknya. Ketinggalan di mobil.”ucap Myungsoo lagi, “…ah, kau sih. Pake acara nendang lilinnya segala!”

“ Yah, terus gimana?”

“ Yaudah, gelap gini.”

“ Huaaa.. aku tak……”

Sebelum Naeun kembali mengeluh, Myungsoo menarik gadis itu kepelukannya lagi, hingga berbagai pikiran kotor mulai merajalela di pikirannya.

Naeun merasakan nafas Myungsoo mengenai wajahnya. Ia menunggu, gadis itu sengaja tak menutup matanya karena keadaan sudah gelap. Ia merasakan bibir Myungsoo menyusuri wajahnya, menciumi hidung dan pipinya yang dingin. Namun lebih tepat lagi, namja itu mencari bibirnya yang tidak terlihat karena suasana gelap gulita.

Jantung Naeun semakin berdebar. Ini sudah kesekian kalinya Naeun menghindar ketika Myungsoo sudah mendapatkan bibir cherrynya. Gadis itu belum siap meski ciuman Myungsoo adalah hal yang paling memabukkan baginya. Ck, mengapa namja itu sangat ahli membuatnya melayang seperti saat ini? Ia merasa benar-benar seperti perempuan murahan sekarang, rasanya ia ingin mendorong dan memukuli Myungsoo yang mulai kurang ajar padanya, tetapi ia tidak sanggup. Sentuhan namja itu justru membuatnya merasa nyaman.

Baiklah, Naeun siap sekarang. Ia mematung, menunggu sentuhan untuk bibirnya dan berjanji untuk tidak menghindar lagi dalam hatinya, gadis itu bahkan membuka mulutnya tanda setuju jika Myungsoo mengajaknya mengulang french kiss yang pernah mereka lakukan beberapa waktu lalu.

 

TING! (?)

Sebelum keinginan nista kedua insan berpikiran kotor itu terealisasi, lampu tiba-tiba menyala. Listrik sudah tidak padam lagi.

“ YA!!!”

Keduanya langsung kembali pada akting jual mahal mereka masing-masing, Naeun mendorong tubuh Myungsoo hingga namja itu kejedot dinding.

“ Listriknya sudah nyala. Pulang sana!” ucap Naeun ketus sembari membalikkan badannya.

Myungsoo melotot. Baru saja ia memperlakukan Naeun selembut mungkin, sekarang gadis itu kembali bersikap menyebalkan.

“ Dasar, tidak ada terimakasihnya.”ucap Myungsoo dingin.

“ Untuk apa aku berterimakasih? Aku tidak memintamu datang!”balas Naeun sengit.

“ Tapi aku yakin kau membutuhkan aku.”

“ Dih! kegeeran banget! Kau lupa saat pulang dari mall itu kita berantem di telepon? Seharusnya sekarang kita perang dingin!”

“ Astaga, kau masih dendam padaku gara-gara aku memarahimu di telepon itu!??” Myungsoo heran, “…ck, so childish.”

“ Tentu saja aku masih dendam! Kau galak sekali, tahu!!”

“ Aku hanya tidak mau kau dilihat Suzy!”

“ Aku tahu, tapi gak harus marah-marah kan!?”

“ Aku marah biar kau tidak mengulanginya lagi!”

“ Bohong. Aku tahu kau masih benci padaku makanya kau memarahi aku b…..”

“ Diam! Mengapa akhir-akhir ini kau banyak bicara sih!?” Myungsoo mulai kesal.

“ Ini juga gara-gara kau, gunung es. Aku tahu kau marah-marah tadi biar aku tidak mengganggu kencanmu dengan Su……”

“ Kubilang diam!! Cium nih!”

“ Cium sini kalo berani!!” Naeun nantang dengan memonyong-monyongkan bibirnya.

Myungsoo tidak main-main, namja itu menarik tangan Naeun hingga gadis itu jatuh ke pelukannya. Gadis itu terkejut dan hanya bisa memejamkan matanya ketika Myungsoo mulai mendorong tengkuknya. Namun…

BRUK!

 

“ Ya! bodoh!!! Malah tidur!” sungut Myungsoo, ia langsung mengembalikan Naeun ke atas tikar dan membiarkan sleepaholic itu tidur pulas.

*****

 

“ Heh!! Dasar kebo!!! Bangun!! Udah siang!!”

“ Duh apaan sih!!???” jawab Naeun malas, “…baru jam 6 juga!”

“ Bego. Kau melihat jamnya terbalik. Sekarang udah jam 9!!!”

“ Hah!? Jam 9!?” Naeun akhirnya terbangun dan ia langsung mundur ketika sadar Myungsoo bertelanjang dada di depannya. Sepertinya namja itu baru habis mandi.

“ Kau belum pulang!?” tanya Naeun mengalihkan pembicaraan.

“ Pulang kemana?”

“ Apartemenmu lah!”

Myungsoo hanya tertawa misterius dan tak menjawab pertanyaan Naeun.

“ Mandi sana.”ucap namja itu kemudian.

Naeun masih bengong, itu memang sudah menjadi kebiasaannya setiap bangun tidur, apalagi didepannya sedang terpampang nyata tubuh macho Myungsoo, sayang kalo gak diliatin dulu (?)

“…mau kumandiin?” ancam namja itu karena Naeun masih saja duduk di atas tikar.

“ Dasar mesum!” Naeun akhirnya berdiri sebelum adu cingcong lagi dengan Myungsoo. Gadis itu segera masuk kamar mandi.

 

“ Sarapanmu ada di meja! Tadi ada tetangga yang ngasih.” terdengar suara Myungsoo sedikit berteriak.

Naeun tak menyahut.

“ Heh, kau masih marah padaku?” terdengar suara Myungsoo lagi.

“ Pikir aja sendiri!” jawab Naeun ketus.

“ Males. Marah aja sana, aku gak rugi.”jawab Myungsoo tak kalah ketus.

“ Yaudah kenapa nanya aku masih marah apa engga!!?”jawab Naeun sengit.

“ Hahaha..” Myungsoo tertawa sinis, “…ya sudah, aku pergi dulu.”

“ Pergi sana!! Gausah balik sekalian!!!!”

Myungsoo tak menyahut lagi. Ketika terdengar suara pintu tertutup, Naeun keluar sejenak dari kamar mandi untuk melihat sarapannya di atas meja.

Martabak.

Dari tetangga.

Itu artinya..

Dari Woohyun?

Ada yang mau? Author nggak mau, udah kenyang ._.v

****

 

“ Halo masbro.”

 

Myungsoo sedikit terkejut, ketika ia membuka pintu café, Hoya sudah ada di depannya sembari mehe-mehe licik.

Namja itu mengangguk saja, lalu lanjut berjalan menuju toilet café untuk mengganti pakaiannya dengan seragam koki karena ia harus bekerja sekarang.

“ Heh, mau kemana?” cleaning service paling sok ganteng di café itu langsung menahan Myungsoo.

“ Ganti baju lah.”jawab Myungsoo singkat dan malas.

“ No..no.. sini bajunya buat gue.”dengan watadosnya Hoya mengambil seragam koki yang ada di tangan Myungsoo, dan lebih watadosnya lagi ia langsung buka baju disitu, melepas seragam cleaning servicenya dan melempar seragamnya itu ke wajah ganteng Myungsoo lalu memakai seragam koki milik Myungsoo.

“ Hah? Apa maksudmu?” Myungsoo tak terima seragamnya dipake sembarangan, gitu-gitu juga dia mendapatkannya dengan susah payah, menjadi koki di Infinite Café bukan hal yang mudah, Myungsoo sudah berusaha sampe titik bakso penghabisan (?) demi seragam koki berukuran L itu (?)

“ Hari ini, esok, dan seterusnya bebeb gue jadi koki, elo jadi cleaning service!” tiba-tiba Eunji datang dan dengan bangganya (?). Hoya mehe-mehe tanda setuju.

“ Mwo!?? Bagaimana bisa!?” Myungsoo terkejut.

“ Ara yang meminta pada manajer untuk menukar pekerjaanmu dengan Hoya.”jawab Eunji, “…kau tidak sadar sudah berapa kali absen kerja? Kurasa Ara muak padamu makanya ia lapor pada manajer.”

Mata Myungsoo membelo, “ Gak! gak bisa!!”

“ Bisa lah. Sekarang kau turun pangkat, aku yang naik pangkat jadi koki. Muahahahahaha..” Hoya ketawa evil dengan pedenya, padahal dia gak bisa masak sama sekali, bisa-bisa semua pengunjung Infinite Café pada keracunan makanan.

Myungsoo segera berjalan cepat dengan emosi tertahan menuju dapur. Sesampainya disana ia langsung menemui Ara yang sudah mulai bekerja.

“ Heh! Cleaning service haram nginjek dapur! Yang boleh cuma chef!” teriak Hoya.

“ Anjir, baru berapa detik resmi jadi koki udah songong!” sungut Myungsoo, ia akhirnya berdiri saja di depan pintu dapur.

“…Ara!!! Yoo Ara!!”teriak Myungsoo.

Ara yang sedang sibuk menata piring di dapur pura-pura tidak dengar, atau emang bolot beneran, entahlah ._.

“…Araaaa!!!”

“ Tidak bisa memanggilku dengan sebutan sayang, huh?” Ara berbalik dan pasang tampang kesal, namun Myungsoo jauh lebih kesal sekarang.

“ Tidak ada waktu untuk itu, sekarang jelaskan kenapa aku…..”

“ Panggil aku dengan sebutan sayang dulu.”

Myungsoo menghela nafas, mencoba menahan emosinya.

“ Baiklah, Son Naeun sayang.. eh!” namja itu langsung menutup mulutnya, “…bodoh! Kenapa aku salah ngomong!”

Ara melotot, “ Apa katamu?”

“ A.. aniya.. m..maksudku..”

“ Kau menyebut nama gadis itu, hah??”

“ Tidak!! Tidak!!”

“ Lalu!?”

“ Baiklah, maaf. Yoo Ara…. sayang.”

Ara tersenyum puas, “ Nah, gitu dong. Ada apa?”

“ Jelaskan padaku mengapa kau melaporkanku ke manajer!”

“ Ooh.. soal itu.”jawab Ara enteng, “…pertama, karena kau sudah tidak tertib lagi dengan pekerjaanmu. Kedua, karena kau sudah membuatku kesal. Aku menunggumu tapi kau tidak datang juga!”

“ Hanya karena itu!? ya ampun.. Ara, tapi…”

“ Tapi apa!? manajer setuju menukar pekerjaanmu dengan Hoya. Masih mending kau tidak dipecat.”

“ Tapi Hoya sama sekali gak bisa masak! Apalagi dia melihara tomcat, kalo tomcatnya masuk ke makanan gimana!?? Kau mau café ini kehilangan pelanggan!?”

“ Aku yang akan mengajarinya memasak. Dan aku akan membuang tomcat peliharaannya. Jadi tidak perlu menjadikan itu alasan.”

*ini kok tiba-tiba ada tomcat? -_-*

“ Kau tidak malu punya pacar cleaning service?” Myungsoo masih mencoba memengaruhi Ara agar gadis itu mau menarik laporannya kembali.

“ Tidak. Asal ia tetap ada bersamaku disini dan tidak absen tanpa alasan yang jelas seperti kemarin.”

“ Grrr..~” Myungsoo mengacak-acak rambutnya dengan gusar. Mengapa masalahnya jadi semakin rumit begini? Kalau ia terpaksa jadi cleaning service ia tak akan mendapat gaji yang besar lagi, darimana lagi ia akan membayar uang kuliahnya, membiayai hidupnya dan hidup Naeun, dan mengisi dompetnya yang saat ini benar-benar kosong gara-gara Suzy kemarin? Ara memang sudah gila.

“…Ara, aku akan lakukan apa saja asal kau menarik laporanmu itu. aku tidak mungkin jadi cleaning service!”

“ Apa saja? Wow.” Ara langsung tersenyum licik.

Myungsoo mengangguk dengan terpaksa.

“ Oke. Pertama.. aku ingin menyimpan ponselmu.”

“ Hah!? Ara, kau gila!?” Myungsoo menolak habis-habisan.

“ Ya sudah kalau tidak mau, aku tidak akan meminta manajer untuk menukar kerjaanmu lagi dengan Hoya.”

“ Grrr~ baiklah!” Myungsoo terpaksa mengeluarkan ponselnya. Sebelum menyerahkannya pada Ara ia menghapus semua sms dari Naeun bahkan menghapus kontaknya.

“…itu saja kan?” kata Myungsoo dengan memelas saat ponselnya sudah berada di tangan Ara.

“ Tidak. Aku ingin.. sepulang dari café nanti.. kita berkencan.”kata Ara, “…bisa kan?”

“ Kencan…?”

****

 

Naeun dan Chorong sudah duduk manis di stan lukis milik Woohyun pagi itu. Naeun terpaksa melarikan diri dari kost secara sembunyi-sembunyi karena ketakutan, Jaehyo ada di sana dan sedang melakukan pemeriksaan kebersihan di setiap kamar kost. Naeun baru tau ada kost yang ngadain pengecekan kebersihan setiap minggu seperti itu.

Absurd kan?

Saat ini gadis itu hanya bisa diam menunggu Woohyun yang sedang melukis Chorong.

“ Oh iya, waktu pertama kali kesini kau pernah melukis Chorong, kan? Nah, ada orang yang membeli lukisanmu itu, lho. Sebenarnya aku tidak mau menjualnya, tapi orang yang membelinya menawar dengan harga yang mahal.”

“ Jinjja!?” Naeun terkejut, sama halnya dengan Chorong.

“ Yang membelinya bukan seorang namja atau orang tua kan?” tanya Chorong khawatir.

Woohyun tertawa, “ Bukan.. yang membelinya lukisan itu adalah seorang wanita. Beliau bilang, lukisan itu mirip sekali dengan anaknya yang sudah lama meninggal.”

EHEK!!

Naeun keselek mendadak, Chorong salah tingkah. Ia yakin yang membeli lukisan itu pasti ibunya.

“ Wanita itu bilang, anaknya sudah meninggal delapan tahun yang lalu. Beliau sampai menangis didepanku, makanya aku tidak tega dan akhirnya mau menjual lukisan itu padanya. Mianhae, Naeun. Aku tidak izin dulu padamu.”kata Woohyun lagi.

“ Ah, tidak apa-apa. memangnya beliau membelinya dengan harga berapa?”

“ Empat juta won. Oh ya! ini uangnya, tidak aku pakai. Ini untukmu dan untuk Chorong juga.” Woohyun menyerahkan empat gepok uang di depan mata Naeun.

Naeun ternganga-nganga, “…ng.. aku ambil setengahnya saja! Setengahnya lagi untukmu saja!”

“ Setengahnya untuk Chorong saja!”

“ Aku.. aku tidak butuh uang.”ucap Chorong pelan.

“ Heh, kau serius??” Woohyun heran, Chorong mengangguk saja.

“ Makanya, untukmu saja setengahnya.” Naeun mengambil dua juta won saja dari tangan Woohyun.

“ Terimakasih ya, kalian baik sekali..” Woohyun tersenyum senang, “…kalau begitu.. apa kau mau membantuku lagi, Naeun?”

“ Bantu apa?” tanya Naeun.

“ Dua bulan lagi aku akan ikut festival pameran lukis. Kau mau kan menyumbangkan lukisanmu untuk aku pamerkan nanti?”

“ Mwo?? Ah.. kurasa tidak, lukisanku tidak bagus sepertimu..”

“ Haha! Kata siapa? Aku melihat bakat dalam dirimu. Ayolah, bantu aku. Kau bisa dapat uang banyak kalau orang membeli lukisanmu dengan harga mahal.”

“ Bener juga, kalau aku punya uang, aku bisa membalas kebaikan Myungsoo sunbae..” pikir Naeun.

“…baiklah, aku mau.”

*

 

“ Heh, kau serius??”

“ Ssst! Tentu saja!”

“ Naeun, kurasa kau keterlaluan!”

“ Ck! Bisa diam tidak!?” Naeun kesal karena Chorong terus berusaha menghalangi jalannya.

Sepulang dari tempat Woohyun, Naeun mengajak Chorong untuk menemaninya ke apartemen Myungsoo, entah apa yang ingin ia lakukan.

“ Memangnya kau mau apa kesini!?”

“ Aku.. ng.. anu.. aku..” Naeun mehe-mehe, “…aku terpaksa sih sebenernya.”

“ Memangnya kau mau apa?” Chorong nampak curiga.

“ Aku ingin mengambil braku yang ketinggalan.”

“ HAHAHAHAHAHA!!!!!” Chorong langsung tertawa terbahak-bahak mendengarnya, “…jadi itu!?? hahahahahahaha!!!!”

Naeun tak peduli, ia menekan-nekan beberapa tombol yang ada di samping pintu apartemen Myungsoo. Ini sudah kesekian kalinya ia memasukkan password yang salah. Padahal ia pernah tahu persis kode untuk masuk ke dalam apartemen Myungsoo.

“ Apa dia ganti yah?” pikir Naeun, “…ah, dasar namja gila!”

“ Aku tahu passwordnya.”ucap Chorong tiba-tiba.

“ Hah?? Serius!? Apa? apa!?”

“ Passwordnya.. sleepaholic.”

“ Hah?”

“ Gak percaya?? Coba aja!”

Naeun mencoba mengetik password tersebut dan benar saja, pintu apartemennya langsung terbuka.

“ Sialan, jangan-jangan dia menghinaku!”sungut Naeun, ia yakin sleepaholic yang dimaksud Myungsoo pasti dirinya.

“ Hahaha, sudahlah cepat ambil barangmu itu!”

Naeun segera masuk ke dalam apartemen Myungsoo, matanya membesar seketika saat ia melihat suasana apartemen yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. Apartemen tersebut nyaris kosong. Dan ada banyak dus tertata rapi di lantai.

“ A..apa maksudnya ini?” Naeun tak mengerti, “…apa dia mau pindah?”

Chorong hanya bisa mengangkat bahunya, “ Aku juga kaget, aku tidak tahu..”

Naeun membuka lemari dan laci-laci, semuanya sudah kosong. Pasti semua barang sudah masuk ke dalam dus-dus itu. Perasaan Naeun semakin tidak enak, sepertinya Myungsoo memiliki masalah dan tidak bercerita padanya.

“ Apa dia mau meninggalkan aku?” ucap Naeun lemas sembari duduk di atas tempat tidur, “…apa dia sudah muak denganku? Karena aku cerewet, manja, nyusahin, dan tukang tidur. Apa dia mau pindah ke tempat yang jauh? Hiks..”

Airmata Naeun menetes satu demi satu, “ Kim Myungsoo sunbae.. maafkan aku.. tidak seharusnya aku marah padamu sekarang. Jangan pergi kemana-mana.. aku membutuhkanmu.. hiks..”

Chorong mengusap bahu Naeun, makhluk itu mencoba berpikir, namun ia tidak mengerti apa maksud Myungsoo mengotakkan semua barang-barang apartemennya itu.

“ Coba kau telepon dia.”saran Chorong, “…tapi jangan bilang kau ada di apartemennya sekarang, nanti dia marah.”

Naeun mengangguk, ia mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Myungsoo. Namun tak ada jawaban. Ketika gadis itu mematikan sambungannya, beberapa saat kemudian ia menerima sms dari nomor Myungsoo.

 

“ NhiE cHi4p4 eAA???”

 

“ Anjir, sejak kapan si gunung es jadi alayers?” Chorong terkejut, sama halnya dengan Naeun.

“ Bentar.. kok dia nanya aku siapa?” Naeun bingung.

“ Dia tidak menyimpan nomormu?”

“ Mana mungkin..” Naeun curiga, “…jangan-jangan..”

“ Apa?”

Naeun membalas pesan tersebut.

“ L sunbae? Ini kau kan?”

Hingga tak lama masuk balasan lagi.

“ BuKaNddd.. NhiE aQhu ArA, p4C4Rny4. K4mU cHi4p4????”

“ Ara!? Ponsel Myungsoo sunbae ada di Ara!?” Naeun terkejut, “…duh.. pasti Myungsoo sunbae menghapus kontakku biar gak ketahuan..”

“ Iya yah.. mengapa ponsel Myungsoo jadi ada di tangan Ara?” Chorong ikut bingung.

“ Pasti Myungsoo sunbae benar-benar ingin menghindar dariku, makanya ia memberikan ponselnya pada Ara agar aku tidak bisa menghubunginya..” ucap Naeun sedih, ia menyesal telah marah pada namja itu.

****

 

06.00 PM

 

Sepulang kerja dari café, Myungsoo langsung menuju kost Naeun. Betapa terkejutnya namja itu ketika tahu Naeun tidak ada disana. Mau menghubunginya? Tidak bisa. Ponselnya masih berada di tangan Ara entah sampai kapan.

Namja itu gusar, ia sudah mengecek ke semua ruangan namun hasilnya nihil. Naeun benar-benar tidak ada. Harus ia cari kemana gadis itu? ia tidak punya banyak waktu, Ara sudah menunggunya karena mereka sudah janjian untuk kencan malam ini.

Ia kembali masuk ke mobilnya dan tancap gas menuju apartemennya. Entah mengapa sekarang ia memiliki firasat bahwa Naeun ada disana.

*

 

“ Naeun!”

Myungsoo terkejut ketika mendapati Naeun sedang tertidur pulas di apartemennya. Beribu pertanyaan melintas di benaknya. Bagaimana bisa Naeun masuk ke dalam apartemennya padahal jelas-jelas ia sudah mengganti password pintunya? Mengapa gadis itu datang ke apartemennya? Ia mau apa?

Dan Myungsoo yakin Naeun pasti sudah salah paham saat melihat kardus-kardus yang tertata di lantai itu.

Naeun mengerjap-ngerjapkan matanya, gadis itu terkejut melihat Myungsoo ada di depannya sekarang. Tanpa ragu ia langsung memeluk namja itu dengan erat.

“ Sunbae! Aku kira kau mau pergi meninggalkan aku. Jangan pergi.. kumohon..” seketika itu juga Naeun menangis keras di pelukan Myungsoo.

“ H..hei.. tenang.. aku..aku tidak..”

“ Kau mau pindah kemana!?? Jangan tinggalkan aku.. aku minta maaf.. hiks..hiks.. aku akui, aku sangat membutuhkanmu.. jangan pergi.. jebal..” Naeun semakin mengeratkan pelukannya. Myungsoo jadi tidak tega, padahal ia ingin memarahi Naeun yang sudah lancang masuk ke apartemennya.

“ Aku tidak mungkin meninggalkanmu. Jadi sekarang diam.”ucap Myungsoo pelan.

“ Tapi kenapa kau membereskan semua barang……”

“ Kubilang diam dulu! Cium nih!”

“ Cium saja! Aku rela dicium olehmu asal kau tidak meninggalkan aku.”

“ Benarkah?”

Naeun mengangguk. Ia memang benar-benar takut kehilangan Myungsoo, namja itu satu-satunya orang yang bisa ia harapkan sekarang. Untuk hidup, dan mungkin juga untuk melepaskan kutukannya suatu saat nanti.

Suasana hening sejenak hingga dengan perlahan tetapi pasti keduanya mendekat, dan tak butuh waktu lama bagi kedua bibir mereka untuk saling menyentuh. Mereka berciuman beberapa detik.

“ Eits, maaf.” Myungsoo segera melepas ciumannya sebelum ia tergoda untuk bertindak lebih jauh, Naeun menundukkan kepalanya, mencoba menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Mengapa keadaan menjadi awkward dan bodoh seperti ini?

 “ J..jadi.. kau benar-benar akan pindah dari apartemen ini?” tanya Naeun pelan dan gugup.

Myungsoo hanya mengangguk.

“ Kenapa?”tanya Naeun lagi.

“ Aku tidak bisa membayar uang sewa apartemen ini lagi. Suzy menghabiskan semua uangku..”

“ APA!? Suzy menghabiskan uangmu!?” Naeun terkejut, Myungsoo lagi-lagi mengangguk saja.

“…keterlaluan!” Naeun emosi mendadak, Suzy memang orang termatre yang pernah Naeun kenal.

“ Bahkan aku sudah tidak jadi chef lagi di café, Ara melaporkan aku yang sempat bolos kemarin pada manajer. Akhirnya aku dijadikan cleaning service.”

“ Apa!!??” Naeun semakin terkejut. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, hal seperti ini langka banget dialami orang seganteng Myungsoo.

Naeun menatap Myungsoo dengan prihatin. Akhirnya gadis itu mengerti sekarang, Myungsoo sedang banyak masalah, dan masalah-masalah itu datang sejak ia masuk dalam kehidupannya. Gadis itu merasa bersalah.     

 “ Ah sudahlah..” Myungsoo malas membahasnya, “…hei, jangan menatapku seperti itu! aku tidak suka dikasihani.”

“ Sorry.” Naeun menunduk, “…jadi sekarang apa rencanamu?”

“ Entahlah. Ng.. maaf karena sudah menceritakan ini padamu, sebenarnya aku tidak mau membagi penderitaanku dengan orang lain.”

“ Tidak apa-apa. Aku justru harus tahu masalahmu.”

“ Tapi kumohon, jangan pikirkan. Biar aku sendiri yang menyelesaikannya.”

“ Mwo? tidak bisa, aku harus membantumu.”

“ Tidak perlu. Aku tidak suka dibantu.”

“ Dasar gunung es, dalam masalah seberat apapun masih saja jual mahal dan tidak butuh pertolongan.”batin Naeun. Tetapi ia berusaha memaklumi, Myungsoo memang tipe orang yang tidak mau terlihat susah meskipun sedang menderita.

Suasana hening sejenak, hingga kemudian Myungsoo berdiri, mengambil sebuah kantong dari bawah tempat tidurnya.

“ Pakailah, setelah itu temui aku di mobil.” Myungsoo melempar kantong tersebut kearah Naeun kemudian keluar dari apartemennya.

Naeun terkejut, ia membuka isi kantong tersebut.

Sebuah mini dress berwarna hitam.

****

 

Myungsoo sengaja membatalkan kencannya dengan Ara secara sepihak. Entah apa yang ada di pikiran namja itu sekarang, malam ini ia benar-benar ingin bersama Naeun untuk melepas penat dan semua masalahnya. Memang terdengar aneh, namun Myungsoo benar-benar ingin bersama Naeun malam ini, apalagi namja itu sudah berjanji untuk tidak meninggalkan Naeun.

Namja itu mengganti pakaiannya di mobil, ia tidak mungkin pergi dengan Naeun dalam keadaan kusam (?) seperti ini. Maka itu ia memperganteng (?) dirinya di dalam mobil sebelum Naeun datang.

Beberapa menit kemudian, Naeun muncul dari gedung apartemen dan langsung menghampiri mobil Myungsoo dengan malu-malu. Ia nampak cantik dengan mini dress hitam itu, mengapa Naeun harus tampil secantik itu didepannya? Rambut panjangnya yang bergelombang, bibir cherrynya, mata indahnya, wajah innocentnya, ah.. Myungsoo merasa ia hampir gila.

“ Mianhae lama, aku mencari peralatan make upku yang berhamburan di tas.” Naeun berbasa-basi, ia duduk di samping Myungsoo dan tidak dapat mengalihkan pandangannya dari namja itu. Ia benar-benar tampan, meskipun penampilannya horor seperti biasanya, tetapi kaos dan kemeja bahkan celananya yang serba hitam itu membuat Naeun merasa sedang duduk bersama seorang pangeran.

“ Syukurlah gaunnya muat di badanmu. Sebenarnya itu untuk Suzy.”kata Myungsoo pelan, membuat Naeun sedikit terkejut.

“ Untuk…Suzy?”

Namja itu mengangguk, “ Kemarin dia minta dibelikan gaun. Aku belikan saja gaun itu, tapi ternyata dia tidak mau. Dia tidak suka warna hitam.”

“ Kenapa? Padahal bagus.”

“ Entahlah. Biar saja, kurasa lebih cocok untukmu. Kau terlihat.. cantik.”

“ Mwo???” Naeun terkejut, “…a..apa kau bilang?”

“ Gak ada siaran ulang.”jawab Myungsoo dingin. Ia memang paling tidak suka jika harus mengulang pujiannya. Naeun manyun, sebenarnya ia mendengar apa yang dikatakan oleh Myungsoo, namun ia hanya ingin memastikan.

“ Mau kemana kita?” tanya Naeun mengalihkan pembicaraan.

“ Nanti kau tahu.”jawab Myungsoo singkat, namja itu mulai menjalankan mobilnya.

Hah, Naeun kira Myungsoo akan berubah romantis malam ini. Tetapi ternyata namja itu tetap saja bersikap dingin seperti biasanya.

Hingga sepanjang perjalanan mimpi-mimpi buruk menghantui Naeun yang ketiduran di mobil.

Bagaimana kalau seandainya Myungsoo menembaknya?

 

“ Son Naeun. Apa kau mau menjadi pacarku?”

“ Apa??!!”

“ Gak ada siaran ulang.”

“ -__-“

 

Dih! Amit-amit! Naeun akan kesal sendiri jika Myungsoo benar-benar seperti itu.

Atau seperti ini..

 

“ Sunbae, kau menyukaiku?”

“ Yaiyalah suka! Kalau enggak ngapain aku nembak? Kau ini bodoh sekali! Yaudah gak jadi!!”

 

Makin amit-amit.

Atau begini..

 

“ Kau harus jadi pacarku! Kalau tidak, silahkan angkat kaki dari kehidupanku. Cari orang lain yang mau mengurusmu!”

“ Apa!!???”

 

Anjir, ini horor.

Atau kemungkinan terburuk, seperti ini..

 

“ Mau tidak jadi pacarku!?”

“ Ehm.. ehm..”

“ Buruan jawab! Aku benci cewek yang kelamaan mikir! Ditembak cowok ganteng aja mikirnya lama!”

“ Tapi aku..”

“ Buruan jawab!! Kelamaan mikir aku cium nih!”

 

“ KYAAA!!! SEREEEM!!”

Naeun menjerit sendiri, ia terbangun dari tidurnya. Myungsoo terkejut.

“ Heh, kau kenapa?” tanya Myungsoo heran.

“ Huaaa!! Kau menyeramkan!!” Naeun jadi parno melihat Myungsoo sekarang, sepertinya ia benar-benar menghayati (?) mimpinya barusan.

Myungsoo hanya bisa menggelengkan kepalanya

“ Dasar yeoja gila.”

***

 

“ Oke, Kim Myungsoo. Kau sudah membuatku marah untuk yang kedua kalinya!” Ara terus-terusan menggerutu di pinggir jalan. Sudah sekitar satu jam ia menunggu Myungsoo, namun namja ganteng yang ia paksa untuk berkencan dengannya itu tidak juga datang, padahal ia sudah berdandan secantik mungkin untuk pergi dengan Myungsoo.

Ingin menghubungi namja itu? tidak bisa, ia sendiri yang memegang ponsel namja itu sekarang. Ah, dasar bodoh. Seharusnya tadi ia kembalikan saja dulu ponselnya.

Hingga tiba-tiba ponsel Myungsoo yang ada di genggamannya bergetar, ada pesan masuk.

“ Dari Suzy? Siapa Suzy?” Ara bingung saat melihat nama si pengirim pesan, ia langsung membuka pesannya.

 

“ L 0pp4, gHie apZ?? aQhU k4nG3nD bGtZz amA oPpaa~ <3”

 

Ara emosi mendadak, berbagai pikiran negatif langsung merajalela di benaknya, ia langsung membalas sms Suzy.

 

“ HeHhh!! chiApA loE ng3-sMZ p4c4R gU3??!”

Hingga tak lama masuk lagi sms balasan. Hingga akhirnya Ara dan Suzy adu bacot di sms *siap-siap sakit mata .__.*

 

“ gU3??!! gU3 chiieee cHanTiEkz SuZy, p4c4r L !!! lo3 yg chiAp4!? Pk3 mEganK2 h4Pe p4cAr gUe cGaLaaa.. iyuwH.”

“ wH44tt!??p4c4R L? h3LLowH, s4L4H orAn6k yA Lo3, pAcAr L cUm4 gUweehh.. YoO 4r4 si iimooedhh. elOe tuCh yG iYuwhH anD kAmSeup4y! :p”

“ DiiH, ng4ku2 y4 loE?! L cuM4 miLiKz gU3!!”

“ 3n4k aJ4 !! L tU punY4 gU3!!!”

“ PleAzE dEcChh j4nG4N ng4ku2 y4 Lo3!!”

“ Lo3 tueeChh yG nGaKu2 !!!”

“ AwAzZz loE!!”

“ LoE tuChh yG aWaZz, h4ti2 kALoww kTmU gUe!!”

“ Ng4p4inD pk3 h4tI2?? iyUwh.. k4mS3up4y bGtzzZ chieE loE..”

“ Lo3 yG k4mS3uP4y tuChh, dASaRr g3mBeeLLzz!”

“ GrRrRr!!! NyEtt loE!!”

“ CoT lo3 !!”

“ K4mPretsS!!”

“ BuLLshieettZzZz!!”

*udah-udah, author ngos-ngosan. aer mana aer -,-*

 

Ara langsung mematikan ponsel Myungsoo, mulutnya manyun. Namun ia berusaha membuang pikiran negatifnya kalau Myungsoo telah selingkuh.

Gadis alay itu kembali memandang jalan kiri kanan. Masih sepi. Myungsoo belum datang juga. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi, moodnya sudah rusak karena adu bacot dengan Suzy barusan. Ia juga yakin Myungsoo tak akan datang.

Hingga jemarinya tiba-tiba tertarik untuk mencari kontak Hyunsik di ponselnya. Ia menelpon namja itu meski belum tahu apa yang harus ia bicarakan.

“ Oppa, kau dimana sekarang?”Ara berbasa-basi ketika Hyunsik mengangkat teleponnya.

“ Aku di rumah. Mau pergi sih.”jawab Hyunsik, “…ada apa?”

“ M..mau pergi kemana?”

“ Malam mingguan, biasalah. Mau nonton.”

“ Nonton…?! Sama siapa!?” Ara makin kepo, semoga saja Hyunsik tidak pergi dengan yeoja.

“ Sendiri, nanti di tempat nonton ketemu beberapa temen..”jawab Hyunsik seadanya.

“ Jinjja?? Ng..”

“ Kenapa? Kau mau ikut?” Hyunsik seakan tahu apa yang Ara pikirkan.

“ Apa boleh?” Ara malu-malu ayam. eh, kucing ._.

“ Tentu saja. Baiklah aku akan menjemputmu.”

“ Eh, aku sedang tidak di rumah. Jemput aku di pinggir jalan tempat kemarin kita bertemu.”

“ Baiklah.”

Ara menunggu Hyunsik, entah mengapa hatinya jadi tidak sabar begini. Bagaimana kalau ia diajak menonton film romantis oleh Hyunsik? Ah, rasa kesalnya pada Myungsoo pasti langsung hilang seketika. Tak ada rotan, bambu pun jadi (?). Tak ada Myungsoo, Hyunsik pun jadi (?)

Tak lama Hyunsik datang, namja itu tidak membawa mobilnya, ia mengendarai motor gede yang sukses membuat Ara mehe-mehe di tempat (?). Kalau dilihat-lihat kakak Naeun itu gak kalah keren dengan Myungsoo, walaupun masih gantengan Myungsoo lah *ini kenapa jadi ngebanding-bandingin?-_-*

 

“ Mau nonton film apa, oppa?” tanya Ara saat mereka dalam perjalanan.

“ Film? Kau ini bicara apa?” Hyunsik terkekeh pelan.

“ K..kan..kan mau nonton.”

“ Iya mau nonton. Nonton ini nih, kita udah sampai.”

“ HAH!!???”

Ara terkejut ketika Hyunsik menghentikan motornya di depan sebuah tempat outdoor dimana di tempat itu berdiri sebuah spanduk besar.

KONSER MAUT PANGERAN DANGDUT LEE SUNGYEOL. TIKET MASUK : 10ribu WON, BISA DICICIL!!

 

“ Bunuh aja gue, bunuh -_____-“ Ara rasanya pengen gantung diri aja di pohon toge terdekat.

*******

 

Jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Myungsoo dan Naeun bahkan belum puas menikmati waktu berdua mereka. Berbagai tempat sudah mereka kunjungi, mulai dari makan malam yang sudah mereka lakukan dua kali di tempat yang berbeda karena kelaparan, menemani Naeun berbelanja mentang-mentang punya duit dua juta dari Woohyun, dan mengunjungi Lotte World yang paling memakan waktu, namun paling menyenangkan. Namja dan yeoja yang biasanya bertengkar dan adu cingcong itu nampak akur bahkan sesekali tertawa selama bermain bersama. Sebenarnya Naeun sudah berkali-kali jatuh dan tertidur, tetapi langkanya waktu seperti ini bersama Myungsoo membuatnya berusaha menahan kantuknya sampai mereka benar-benar mengakhiri kencan ini.

Eh, apa? kencan?

Saat ini keduanya berada di Sungai Han, menikmati udara malam sekaligus menjadikan tempat itu sebagai tempat terakhir yang mereka kunjungi.

Suasana hening. Sungai Han sudah sepi, para pengunjung satu per satu meninggalkan tempat indah tersebut. Hanya Myungsoo dan Naeun yang belum mau beranjak dari tempat itu. Dalam pikiran mereka masing-masing, sudah terbayang sesuatu yang ingin mereka bicarakan, namun mereka belum berani mengungkapkannya.

“ Ponselmu ada di Ara, ya?” Naeun memecah keheningan.

Myungsoo menoleh kearahnya dengan sedikit dongkol, “ Heh, suasana sedang bagus begini kau malah merusaknya dengan menyebut nama orang itu.”

“ Haha. Tapi bagaimanapun dia adalah pacarmu, sunbae.”

“ Tapi aku tidak mencintainya.”

“ Kalau begitu kau harus belajar mencintainya.”

“ Tidak.”

“ Kenapa?”

“ Keluarganya membenciku.”

“ Apa?!” Naeun terkejut, “…mengapa?”

“ Dasar banyak tanya. Aku malas menjelaskannya.”

Naeun manyun, padahal ia benar-benar ingin tahu mengapa keluarga Ara sampai membenci Myungsoo.

“ Bagaimana dengan Suzy?”

“ Heh, bisakah kau berhenti bertanya soal dua yeoja itu?”

“ Sorry.”

Suasana hening lagi. Naeun mulai menguap, gadis itu mengantuk dan kedinginan, tetapi ia tidak berani meminta Myungsoo untuk mengantarnya pulang, apalagi namja itu kelihatan betah berada di tempat ini.

Myungsoo melepas jaket hitamnya dan menyampirkannya di bahu Naeun, setelah itu ia beranjak dan masuk ke dalam mobilnya tanpa bicara sepatah katapun. Apa ia ingin pulang?

Tidak, ia kembali dengan sebuah gitar di tangannya dan duduk kembali di atas mobil, di samping Naeun yang sudah sesekali memejamkan matanya karena ingin tidur.

“ Tidur di mobil sana.”ucap namja itu cuek, sepertinya ia kesal karena disaat-saat seperti ini Naeun malah sudah mengantuk.

Gadis itu menggeleng, ia lantas menggeser duduknya lebih dekat lalu menyandarkan kepalanya di bahu Myungsoo kemudian memejamkan matanya. Namja itu tidak protes, ia membiarkan Naeun terlelap di bahunya.

Setelah memastikan gadis itu benar-benar sudah tertidur, Myungsoo mulai memainkan gitarnya dan melantunkan sebuah lagu untuk cinta pertamanya yang kini tertidur di bahunya itu.

 

The best thing about tonight’s that we’re not fighting
Could it be that we have been this way before
I know you don’t think that I am trying
I know you’re wearing thin down to the core

But hold your breath
Because tonight will be the night that I will fall for you
Over again
Don’t make me change my mind
Or I won’t live to see another day
I swear it’s true
Because a girl like you is impossible to find
You’re impossible to find

This is not what I intended
I always swore to you I’d never fall apart
You always thought that I was stronger
I may have failed
But I have loved you from the start
Oh..

But hold your breath
Because tonight will be the night that I will fall for you
Over again
Don’t make me change my mind
Or I won’t live to see another day
I swear it’s true
Because a girl like you is impossible to find
It’s impossible

So breathe in so deep
Breathe me in
I’m yours to keep
And hold onto your words
‘Cause talk is cheap
And remember me tonight
When you’re asleep

 

Because tonight will be the night that I will fall for you
Over again
Don’t make me change my mind
Or I won’t live to see another day
I swear it’s true
Because a girl like you is impossible to find

Impossible to find ..

 

( Secondhand Serenade – Fall For You )

Myungsoo menyentuh tangan Naeun perlahan, menatap gadis itu dalam dan mengecup keningnya singkat. Ia tahu perasaannya masih sama seperti lima belas tahun lalu, sekalipun Naeun berubah menjadi gadis yang menyebalkan dan terkadang membuatnya marah. Terlepas dari itu semua, Myungsoo mencintainya, amat sangat mencintainya, bahkan berani berkorban demi hidupnya, apapun akan Myungsoo lakukan demi Naeun asalkan gadis itu tetap tinggal bersamanya.

Ia tahu Naeun sudah tenggelam dalam mimpinya, gadis itu pasti tak begitu mendengar nyanyiannya barusan, tidak merasakan betapa gugupnya ia saat ini. Entah mengapa rasanya Myungsoo ingin sekali gadis itu membuka matanya sesaat saja, namja itu sudah mengumpulkan keberanian untuk membuat pengakuan malam ini. Seharusnya gadis itu tahu, seharusnya ia tidak tertidur sekarang.

“ Son Naeun, would you be mine?”

Myungsoo berbisik pelan, namun rasanya sia-sia karena gadis itu sudah benar-benar pulas di bahunya.

Tidak, namja itu salah. Naeun mendengar semuanya dengan jelas. Jika tidak, mengapa bajunya mulai dibasahi oleh air mata?

Naeun menangis. Rupanya gadis itu tidak benar-benar tertidur. Ia membuka matanya perlahan dan menghapus airmatanya lalu memandangi Myungsoo dengan tatapan yang sulit diartikan, mungkin sedikit tidak percaya karena namja itu baru saja melakukan hal yang sangat jauh dari mimpi buruknya soal tembak-menembak (?) itu, ia kira Myungsoo akan menembaknya dengan cara yang dingin, cuek, atau bahkan kejam dan sedikit memaksa. Gadis itu merasa bersalah karena sudah meremehkan Myungsoo dalam urusan seperti ini.

“ Artinya.. aku menjadi yang ketiga?” canda gadis itu sembari menunjukkan wajah pura-pura marahnya, Myungsoo tertawa kecil.

“ Ketiga. Tetapi satu-satunya yang mampu membuat gunung es mencair.”

Naeun tertawa kecil, “ Jadi.. janji tidak akan meninggalkan aku?”

Myungsoo mengangguk.

“…dan..janji tidak akan marah-marah lagi?”

“ Aku tidak janji soal itu.”

“ Yaa!!!” Naeun manyun seketika.

“ Hahahaha..”

Myungsoo menarik Naeun ke pelukannya, melindungi kekasihnya itu dari udara yang semakin dingin malam itu. Merasa tak ada siapapun lagi di sekitar Sungai Han selain mereka berdua, namja dan yeoja itu mulai berbaring di atas mobil dan mengulang ciuman yang pernah mereka lakukan di tempat yang sama beberapa waktu lalu.

 

_To be Continued_

 

MaApHh b4Ng3t eEeaa iNi kEp4nJ4ngAaand *Suzy Ara wannabe -_- #plak!*

Readers, semoga kalian puas dengan part ini. Maaf kalau part ini banyak typo+kepanjangan+maksa+jauh dari kata romantis -_- author bener-bener nyari waktu luang buat nulis ini demi kalian ;_; *sok sedih -_-*

Oke, seperti kata author di atas, author benar-benar akan hiatus. Sebenernya belum tau pasti kapan mulai hiatusnya, entah mulai minggu ini atau mulai minggu depan. Kalau minggu ini author banyak waktu luang author update lagi kok Jum’at depan  😀

Dan.. karena part ini merupakan part terpanjang, author harap komen kalian panjang juga yah ^^

Sampai ketemu di part berikutnya !

 

Next >> Part 8 : Unforgettable Things

234 responses to “Love Story of The Sleepaholic [ Part 7 : First Date ]

  1. Duuh ga kuat aku ga kuat..
    Myungueun moment nya so sweet mament..
    Myungsoo romantiss badai eiiy..
    Ga sesuai ama biasanya yang super dingin..Kkk
    Naeun ampe udah mimpi yang kaga² soal tembak menembaknya myungsoo.
    Duh coba yhe ane punya cowok yang bise romantis kaye myungsoo gitu.
    Duh ga ane sia²in kali yhe..#plaakk*mulai ngahyal..
    Emang yhe ara sama suzy alayers yang bisa bikin mata juling beneran.
    Aigo akku suka skip tuh kalo muncul dialog begitu bukan ape².
    Cuma ga kuat aje bacanye.
    Mata ampe sakit dhe.*ciyus lho.
    Thor ente nulis jadi ikut² alayer yhe.
    Duh bisa gaswat ini mah ffnya.
    Bisa bikin mana belong(?)..Kkk
    Duh thor ente emang bikin ff yang suka bikin ane ngakak koprol dhe.
    Bayangin aje pas bagian yang
    Hyunsik sama ara mau nonton konser sungyeol.
    Yha elah masa harga tiket udah 10 won pake nyicil segala lagi.
    Duh akku juga mau kali nonton.
    Masi ada tiketnya ga thor.
    Bagi sini ane pengin dangdutan bareng sungyeol pengin nyawer..Kkkk

    Salaam sompalaakk..

  2. ahh. mianhae aku baru komen di part ini. tapi serius aku suka banget ff km :’) beneran menghibur x’D padahal sebelum baca part ini aku nangis berdrah(?). di akhirnya malah nyengir2 gaje *curcol.sekalian* XD

Leave a comment