Title: Coffee Kiss
Main Cast:
- Oh Sehun (EXO)
- Park Raejin
Genre: Fluff & romance
Length: Ficlet
Request dari Seha08
Author’s note: Hai Seha08! Terima kasih sudah mengikuti event ini. Semoga suka sama scenario di bawah ya! YEHET hehehe.
Sekedar info untuk teman-teman cerita di bawah berupa ficlet, jadi setiap cerita yang di post akan berbeda dan tidak bersambung, tergantung dari request reader kemarin. Untuk reader lain yang udah request, jangan takut karena idenya sudah ditampung dan akan dipost secara satu-persatu. Jadi sabar menunggu giliran ya 🙂
Selain itu karena hanya bisa post 1 fanfic setiap hari di ffindo, maka jangan sungkan untuk berkunjung ke blog Vankyu. Siapa tahu scenario yang kalian request sudah Vankyu post di blog pribadi. Sekali lagi terima kasih untuk antusiasme dan partisipasi kalian.
Selamat liburan untuk semua reader! ❤
Do not copy, share, or print this story without Vankyu permission!!
ENJOY!
*************
“Woah, Yeon Min-ah. Aku tidak menyangka hari ini datang juga,” ucapku sambil mengguncang-guncangkan tubuh sahabatku. Perkenalkan, aku Park Raejin. Apakah kalian tahu kenapa aku begitu bersemangat hari ini? Hari ini adalah ulang tahunku dan bisakah kalian menebak kado apa yang aku dapatkan hari ini? Tiket konser SMTOWN Seoul dari kedua orang tuaku!
“Akhirnya setelah 18 tahun aku hidup, kesempatan untuk melihat Donghae oppa secara langsung dapat terlaksana. Bahagianya,” ucapku sambil mencium poster bergambar member Super Junior, Lee Donghae. Yeon Min hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mungkin kelakuanku yang seperti orang gila ini sudah biasa ia lihat.
“Kau benar-benar sudah diracuni oleh Donghae oppa. Semoga saja kau tidak pingsan saat di dalam nanti,” ucap sahabatku itu dengan tatapan kasihan. Kami berdua sudah mengantri sejak pukul enam pagi. Betapa mengejutkannya, ternyata bukan kami penonton pertama yang ada di sini. Aku harus berada paling depan, tidak peduli berapa banyak orang yang harus aku lewati nanti. Semangat kami mengantri SMTOWN sepertinya sama dengan sinar matahari yang bersinar hari ini. Matahari Seoul hari ini terasa membakar, keringat sudah bercucuran dari balik kemejaku.
“Panas sekali. Aku sudah mandi keringat sekarang,” keluh Yeon Min sambil mengibaskan tangannya.
“Jangan mengeluh, cinta itu memang butuh perjuangan.” Dapat kulihat sahabatku melemparkan tatapan tidak percaya ke arahku.
“Baiklah, karena kau begitu bersemangat, bisakah kau membelikanku ice americano? Ayolah, aku sudah tidak kuat lagi,” ujar Yeon Min sambil menatapku dengan mata berharap belas kasihan. Aku lemah jika diserang dengan tatapan seperti itu. Dengan setengah hati, aku pun melangkah ke kedai kopi terdekat. Baru satu langkah masuk ke kedai ini sudah disambut oleh antrian yang sangat panjang. Tidak lama kemudian, aku mendengar pintu kedai dibuka oleh seseorang. Pria itu berdiri tepat di belakangku. Wajahnya tertutup topi yang ia kenakan, tubuhnya tinggi dan kulitnya sangat putih.
“Bisakah kau berhenti melihatku?” Aku mengangkat kepalaku dan menatap orang tersebut. Tanpa sadar aku sudah memperhatikannya sedari tadi.
“Maaf,“ ucapku malu dan tanpa disuruh langsung mengalihkan pandanganku ke depan antrian.
Akhirnya tiba giliranku untuk memesan. Aku tidak berani memalingkan wajahku ke belakang sama sekali, walau aku merasa pria tadi sempat memperhatikanku. “Ini dia pesanannya, satu ice americano dansatu ice cappucino. Semuanya 25.000 won.” Aku mengeluarkan dompetku dan membayar semuanya. Dengan kedua tangan, aku membawa kopi milikku dan Yeon Min.
Setelah melewati pintu kedai dengan susah payah, sebuah teriakan terdengar dari dalam. “Nona dompetmu ketinggalan!” Aku membulatkan kedua mataku dan menyadari bahwa dompetku tertinggal di atas meja kasir. Dasar bodoh kau Park Raejin. Dengan tiba-tiba aku berbalik dan sedetik kemudian kopi yang tadinya berada di tanganku berpindah ke atas kaos pria yang tadi berdiri di belakangku.
“Astaga! Maafkan aku! Aku tidak melihatmu,” ucapku sambil mengelap baju berwarna putih yang sudah menjadi coklat tersebut. Pria tadi memegang tanganku dan menarikku ke lorong jalan yang sepi. Astaga, cobaan apa lagi yang harus aku terima.
“Dasar bodoh. Kau kira maaf bisa menyelesaikan semuanya? Apa kau tahu berapa harga baju ini?” ujar pria tadi dengan suara dingin. Aku menggigit bibir bawahku. Memang aku yang salah dalam kasus ini, tapi tidak perlu berkata menyebalkan seperti itu kan?
“Aku kan sudah minta maaf. Memangnya berapa harga bajumu? Aku akan menggantinya,” ucapku dengan sedikit berteriak. Tiba-tiba pria tersebut membuka topinya. Aku tidak bisa mempercayai penglihatanku. Mengapa pria ini terlihat seperti Oh Sehun? Udara panas hari ini pasti membuatku berhalusinasi.
“Kau tidak akan bisa mengganti baju ini, kecuali kau anak konglomerat. Kenapa? Karena baju ini dipesan khusus oleh agensi hanya untukku. Untuk Oh Sehun.” Setelah mataku, kini sepertinya telingaku yang tidak bekerja dengan baik. Apakah aku baru saja mendengar pria itu menyebutkan dirinya sebagai magnae EXO?
“Hei! Kenapa kau diam seperti itu?” ujar pria tadi dengan nada sedikit menghentak. Aku memejamkan kedua mataku dan membukanya kembali.
“ASTAGA! OH SEHUN! KAU BENAR-BENAR OH SEHUN!” teriakku. Pria tadi melingkarkan tangannya di pinggangku, menarik ke arahnya dan menutup mulutku.
“Bisakah kau tidak berteriak? Selain ceroboh ternyata kau juga sangat menyusahkan,” bisiknya di telingaku. Dengan cepat aku melepaskan diri dari pelukannya. Jantungku kini berdetak tidak karuan dan mungkin kedua pipiku sudah semerah tomat.
“Kalau dilihat dari penampilanmu, kau tidak akan bisa mengganti bajuku dengan uang. Aku harus memikirkan cara lain untuk membuatmu ganti rugi,” ucap pria itu sambil menatap wajahku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menunduk dan memainkan ujung bajuku. Setelah beberapa detik yang terlewati dengan canggung, Sehun akhirnya membuka suara.
“Aku tahu apa yang bisa kau lakukan untuk ganti rugi.” Dengan cemas aku melemparkan pandanganku ke arahnya. Entah ini hanya perasaanku saja atau memang Sehun sedang berjalan mendekat, mengeliminasi jarak di antara kami. Aku hanya bisa mundur dan tanpa sadar punggungku telah menyentuh tembok. Sekarang kedua tangan pria itu berada di antara badanku, seakan mengurungku dalam teritori miliknya. Mata pria itu menatapku lembut dan perlahan wajahnya menunduk. Dapat kurasakan nafas hangatnya berhembus di wajahku dan bibirnya yang begitu lembut mendarat di atas bibirku. Aku hanya bisa terpaku dan membiarkan ciuman pertamaku direbut oleh seorang Oh Sehun. Beberapa detik kemudian pria itu memundurkan kepalanya dan menatapku dengan tatapan jahil.
“Jangan berharap ciuman itu sudah menghapus semuanya. Kau masih berhutang nomor teleponmu dan beberapa kencan bersamaku.” Sehun mengambil ponsel dari kantongku, menekan beberapa nomor dan pergi meninggalkanku. Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi tadi. Semuanya seakan tidak nyata hingga ponselku berbunyi dan tertulis sebuah pesan.
Hei bodoh. Sabtu besok di depan kedai kopi tadi jam 12 siang. Jangan kabur atau aku akan menghantuimu seumur hidup.
-Oh Sehun-
-SEKIAN-
Tambahan untuk reader pecinta baby Sehun ❤
So fierce hahaha
Syitmeeennnn
Ahhhhhhh beruntung banget sih wkwk
Nice ff yesss
hahaha terima kasih 🙂
salam peluk dari baby hunnie
ohh, jadi cinta pada pandangan pertama ni ceritanya,, oke oke..
hehehe gemes ya mereka :3