One Call Away

one_call_away

ONE CALL AWAY

Oneshot by Atatakai-chan

starring
U-KISS Jun as Lee Junyoung
G-FRIEND Yuju as Choi Yuna

.

.

Satu demi satu member U-KISS berjalan memasuki van mereka sembari sesekali menoleh ke arah para fans kemudian melambaikan tangan ㅡsebagai seorang idol sudah kewajiban bukan untuk bersikap ramah pada fans?

Lee Junyoung, atau yang lebih dikenal sebagai Jun, duduk di jok belakang van bersama dengan tas-tas para anggota dan juga staff. Sebagai maknae ia harus mengalah pada yang lebih tua bukan? Ditambah lagi ia adalah anggota baru. Alasan lain kenapa ia duduk di belakang beserta tas-tas yang mempersempit space adalah karena tubuhnya kecil ㅡbegitu ujar leader U-KISS yang bernama Soohyun.

“Jun-ie! Kau baik-baik saja ‘kan di belakang sana?” Tanya Kevin yang khawatir akan keadaan sang maknae.

Jun tersenyum ke arah Kevin, memamerkan deretan giginya. Gusi bagian atasnya sedikit nampak karena senyum super lebar yang ia pamerkan.

Gwenchana hyung. Aku baik-baik saja. Jangan khawatir.” Perhatian sekecil itu, yang baru saja diberikan Kevin, sudah dapat membuatnya merasa bahagia.

“Semuanya pakai safetybelt kalian! Sekarang kita akan menuju ke hotel!” Soohyun berseru dari jok di samping jok pengemudi.

 

oOOo

“Yaak! Choi Yuna! Bangun kataku!”

Sementara itu, jauh dari tempat van U-KISS melaju, seorang gadis tampak sedang dengan mati-matian mencoba untuk menggusur seorang gadis lain dari tempat tidur.

Andwaeee! Aku masih mengantuk!” sahut si gadis bernama Choi Yuna yang masih menutupi wajahnya dengan bantal.

Aigoo! Aku tidak mau tahu pokoknya kau harus bangun, sekarang!”

Gelengan kuat dari Yuna yang masih merebahkan dirinya di tempat tidur membuat gadis dengan postur tubuh jangkis* itu menghela napas ㅡia sudah menyerah.

“Baiklah, terserah kau saja. Tapi tiga jam lagi kita akan ada schedule dan jangan sampai belum siap eoh!”

Yuna mengangguk, menandakan ia mengerti. Dengan begitu si gadis jangkis tadi berjalan keluar kamar.

Satu detik… Dua detik… Tiga detik… Empat detik… Lima detik…

Yuna yakin leadernya tadi sudah berada jauh dari kamar. Ia mengangkat bantal yang ia gunakan untuk menutup wajahnya ㅡpengap juga rasanya, pikirnya.

Hiks…” sebuah senggukan meluncur keluar dari mulutnya.

oOOo

Soohyun menghitung anggota U-KISS yang sudah seperti anak-anaknya sendiri. Kini mereka berenam duduk mengelilingi salah satu meja makan yang berada di dalam ruang makan hotel.

Setelah selesai menghitung anak-anaknya yang berjumlah sebanyak enam orang, ia pun duduk. Baru ketika ia hendak memasukan suapan pertama nasi ke dalam mulutnya ia tersentak kaget.

U-KISS adalah sebuah boygroup yang beranggotakan tujuh orang, bukannya enam.

“Dimana Jun-ie!?” Tanyanya dengan tidak santai yang kemudian memicu rasa kaget pada para anggota lain khususnya pria dengan rambut cepak yang kini tengah meneguk segelas air lantaran tadi tersedak.

Pria dengan badan terbesar melongo, ia clingak clinguk menatap rekan-rekan yang duduk di samping kanan dan kirinya secara bergantian.

“Jangan-jangan ia tertinggal di pom bensin saat kita berhenti tadi…” Ujar pria berbadan besar itu ㅡungkapannya membawa teror bagi yang lainnya.

“Ah! Eli! Jangan menakut-nakuti ‘dong!” Kevin langsung memukul lengan lelaki berbadan besar yang kebetulan duduk di sebelah kirinya itu.

Eli mengusap-usap lengannya walaupun pukulan Kevin tidak terasa sakit, “aku bukannya menakut-nakuti! Kita ‘kan tadi memang berhenti di pom bensin.” Lanjutnya.

Dalam hitungan detik keenam pria U-KISS itu berdiri dari tempat duduk masing dan berhamburan keluar ruang makan hotel. Manajer mereka bahkan tak sempat menghentikan mereka karena mereka masing-masing sudah berlarian ke berbagai arah yang berbeda.

.

.

.

Di dalam kamar 707…

Jun meringkuk di tempat tidur berukuran kingsize yang akan menjadi tempatnya dan Kiseop tidur selama tiga minggu ke depan. Napsu makannya sama sekali tidak ada.

Tadi ‘sih ia sudah menyampaikan bahwa ia tidak akan makan pada Kiseop agar lelaki yang berperan sebagai main dancer dan visual itu menyampaikannya pada anggota lain.

oOOo

“Sojung eonni, Yuju mana?” tanya Yerin yang baru saja selesai berdandan untuk menuju ke music bank.

Sojung, atau yang lebih dikenal sebagai Sowon, mengangkat kedua bahunya. Ia tidak tahu di mana Yuju ㅡyang nama aslinya Yunaㅡ berada.

“Bukannya tadi eonni pergi membangunkannya?” tanya Yerin lagi.

“Iya aku tadi membangunkannya tetapi ia tidak mau bangun,” Sojung menghela napas.

“Tumben sekali ia seperti ini, padahal ia biasanya bangun paling pagi.” lanjut Sojung.

Yerin menganggukan kepalanya, ia setuju.

“Mungkin kemarin ia benar-benar kelelahan.” Gumam Yerin pelan.

“Lelah? Kemarin kita ‘kan sama sekali tidak ada schedule. Apa yang membuatnya lelah?” Sojung memiringkan kepalanya, jelas-jelas ia heran akan apa yang baru saja digumamkan oleh Yerin.

Aish, maksudku bukan lelah secara fisik. Semalam ia terus-terusan menangis.” Bisik Yerin perlahan, berusaha agar tidak terdengar oleh manajer mereka yang berdiri tak jauh dari mereka.

Kedua mata Sojung melebar. Ia kemudian berlari meninggalkan Yerin untuk menghampiri sahabat terdekatnya yang sedang bersedih. Dalam hati, Sojung memaki Lee Junyoung.

oOOo

Kalau ia adalah tokoh kartun, maka sekarang wajahnya akan merah padam dan asap bermunculan dari atas kepalanya. Kiseop menarik bed cover yang digunakan oleh Jun sebagai selimut. Ia akan memukuli anak itu habis-habisan ㅡitulah rencana awalnyaㅡ namun Kiseop mengurungkan niatnya ketika melihat jalur air mata membekas di pipi sang maknae.

Tangan yang tadinya akan Kiseop gunakan untuk memukul kini tengah mengusap-usap pelan kepala Jun. Dari ekspresi wajahnya, Kiseop terlihat iba.

Tangannya kirinya yang menganggur ia gunakan untuk merogoh sakunya, mengeluarkan ponsel miliknya dan menelepon Soohyun.

“Soohyun hyung. Aku sudah menemukan Jun. Ia sedang tidur di kamar. Kalian sebaiknya cepat kemari, uri Jun-ie belum lama ini telah menangis.”

Kode merah.

Soohyun langsung menelepon para anggota lain ㅡyang entah sebenarnya sedang mencari Jun di manaㅡ dan memberi komando agar semuanya langsung menuju ke kamar 707.

.

.

.

Jun membuka kedua matanya yang terasa sepet. Ia kaget bukan main, bahkan ia nyaris terlonjak dari tempat tidur ketika melihat para hyungdeulnya sudah mengelilingi tempat tidur.

Ia merasa seperti snow white yang baru bangun dan dikelilingi oleh para kurcaci. Ia menatap hyungdeulnya satu persatu sembari melemparkan tatapan bingung.

“… Ada apa ini?” Tanya Jun.

oOOo

Yuna baru melangkahkan satu kakinya keluar kamar dan tiba-tiba saja Sojung berlari ke arahnya. Sahabatnya itu kemudian memeluknya dengan sangat erat.

“Yunaaaaaa~! Maafkan aku! Aku tidak tahu!” Ujar Sojung seraya melepaskan pelukan eratnya pada Yuna.

“Tidak tahu apa?” Tanya Yuna heran.

“Kau baru saja putus dengan Junyoung ‘kan makannya kau menangis semalaman?”

Air mata yang sudah dengan susah payah Yuna hentikan kembali mengucur ketika Sojung menyebutkan nama Junyoung.

“A-aniya… K-kami tidak..” Yuna meresepon sembari sesenggukan.

oOOo

Junyoung bangkit dari tempat tidur, ia menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Ia tidak mau para hyungnya tahu kalau ia baru saja menangis.

Sementara itu di kamar, Soohyun bertanya pada Kiseop apa yang terjadi.

“Aku tidak tahu pasti ‘sih…” Bisik Kiseop pelan seraya menunjuk ke arah ponsel Jun yang masih teronggok di tempat tidur.

“Tadi ketika aku tarik bed covernya, ia tengah meringkuk dengan ponsel di dekat kepalanya, dan…” Masih berbisik, Kiseop mengarahkan jarinya pada ponsel Jun dan menekan tombol yang terletak di bagian tengah bawah ponsel. Saat itu juga, layar ponsel kembali terang dan terpampang foto Jun dengan seorang gadis, yang mereka yakini bernama Yuna. Dan mereka juga tahu bahwa gadis itu adalah kekasih Jun.

Soohyun tampak sangat shock. Kemungkinan yang terjadi begitu memukul pria kelahiran tahun 1988 itu.

“Jangan-jangan…” Bisik Soohyun perlahan.

Walaupun ujarannya belum selesai, para anggota lain ikutan shock. Bahkan Kevin menggeleng-gelengkan kepalanya sembari menggumamkan “tidak mungkin” berkali-kali.

Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat keenam pria yang masih dalam posisi mengelilingi tempat tidur itu menoleh ke arah kamar mandi hanya untuk mendapati Jun menatap mereka dengan heran.

“Jun, kemarilah, kemari.” Undang AJ dengan lembut.

Jun langsung saja berjalan mendekati para hyungnya itu.

“Kami tahu ini berat bagimu, tapi kalau kau menceritakannya kau akan merasa jauh lebih baik.” AJ kembali berujar ㅡsebagai orang yang dulu menempuh S1 di bidang psikologi ia tahu apa yang dikatakannya itu bukanlah omongan belaka.

“Eh?” Sahut Jun yang sama sekali tidak mengerti degan apa yang dimaksudkan oleh AJ.

“Kau baru saja putus dengan Yuna ‘kan?” Tanya Hoon straight to the point yang membawa petaka untuk dirinya sendiri ketika sang leader menjitak kepalanya.

“…. Oh hahaha. Kalian pasti baru mengecek ponselku ‘kan?” Tanya Jun. Tangan kanannya bergerak ke arah matanya untuk menghentikan air mata yang hampir saja menetes lagi.

Tawa Jun terdengar getir di telinga ke-enamnya.

“Aku… Maksudku, kita, U-KISS harus melakukan aktivitas di Jepang selama tiga minggu ‘kan? Maka dari itu…”

“Maka dari itu ia memutuskanmu? Kejam sekali…” Kiseop berujar lemah. Ia tidak tahu perempuan zaman sekarang bisa menjadi begitu tega.

“A-ani. Itu yang membuatku menangis…”

Mulai dari Soohyun, Kevin, Eli, Kiseop, AJ, sampai Hoon, ke-enamnya melongo. Mereka sama sekali tidak mengerti maksud Jun. Kalau yang membuatnya menangis bukan karena diputuskan lalu apa?

“Aku tidak bisa bertemu dengannya selama tiga minggu.”

Hoon adalah orang pertama yang mengerang setelah mendengar jawaban Jun.

oOOo

“Aku tidak bisa bertemu dengannya selama tiga minggu. Hiks.” Yuna kembali terisak, namun kali ini ia menggunakan bahu Sojung sebagai sandarannya.

Sojung menghela napas, telapak tangan kanannya ia tempelkan pada kening kemudian ia tarik ke bawah menelusuri wajah.


Di tempat yang berbeda namun pada saat yang bersamaan, Sojung, Soohyun, Kevin, Eli, Kiseop, AJ, dan Hoon berujar bersamaan.

“ASTAGA! KAU KAN BISA MENELEPONNYA!”

Oke, mungkin lebih tepatnya mereka berteriak.

2 responses to “One Call Away

Leave a comment