Super Romance Part VI

Title : Super Romance Part VI

Cast(s) : Kyu Jong, Hyun Joong, Jessica

Kyu Jong p.o.v

Aku berbaring di sebelah Hyun Joong hyung yang tengah bermain game di laptopnya, sebuah aktifitas wajib sebelum tidur yang selalu dilakukannya selain memainkan gitar. Aku memejamkan mata, mencoba tidur diantara suara bising yang keluar dari laptop Hyun Joong. Kamar ini terlalu ramai sehingga aku tidak bisa tidur, apalagi ditambah dengan sorakan Hyun Joong saat ia memenangkan gamenya, aku serasa tidur di dalam sebuah pertunjukan musik rock.

“Hyung, bisakah kau pelankan suaramu sedikit. Aku mengantuk dan ingin tidur.” Pintaku dengan sedikit jengkel.

“Kalau begitu jangan tidur,” jawab Hyun Joong tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop, “Temani aku mengobrol, rasannya sepi jika semuannya tertidur.”

“Besok kita harus bangun pagi, hyung!” tolakku, mencoba mengingatkan Hyun Joong, “Lekaslah tidur, jangan kesiangan lagi!” tambahku, bangun dan mencoba mematika laptop milik Hyun Joong.

Akhirnya Hyun Joong mengalah dan menurutiku. Dia mematikan laptopnya, dan menyimpannya di bawah tempat tidur, lalu berbaring di sebelahku. Akhirnya aku dapat menutup mataku dengan tenang, kamar kembali terasa hening.

“Kyu Jong, kau sudah tidur?” Tanya Hyun Joong, mengganggu tidurku. Aku berbalik memunggungi Hyun joong hyung, dan mengacuhkannya. “Kemarin aku melihat drama musical, dan Jessica bermain sebagai tokoh utamannya. Dia terlihat sangat cantik disana.” Hyun Joong melanjutkan kalimatnya, tak peduli apakah aku mendengarkannya atau tidak. “Kyu Jong, jangan diam saja.” omel Hyun Joong sambil menggoyang-goyangkan tubuhku karena aku tidak meresponnya.

Aku kembali berbalik dan menatap Hyun joong dengan jengkel, “Hyung, ini sudah larut. Kenapa kau tidak tidur saja.” aku balik mengomel.

Hyun Joong terlihat mengantuk, akupun demikian, tetapi dia masih tetap mengajakku mengobrol, “Aku hanya mau bercerita.” Kata Hyun Joong pelan. Aku melihat Hyun Joong dengan iba, lalu mengangguk pelan setuju untuk mendengarkan ceritannya, “Aku pikir aku mulai tertarik pada Jessica, jatungku selalu berdebar-debar saat bersamannya dan aku bisa terus tersenyum saat bertemu dengannya. Apa yang harus kulakukan Kyu Jong?”

Aku serasa membeku saat mendengarnya, aku menatap Hyun Joong lekat-lekat sedikit terkejut dengan apa yang dia katakan. Jujur, aku tidak mempercayainnya, Jessica bukanlah tipe gadis Hyun Joong, aku tahu itu. Dan aku akui, kali ini aku cemburu. Aku kembali berbaring dan memunggungi Hyun Joong untuk menutupi rasa cemburuku. Aku menutupi seluruh tubuhku dengan selimut, dan bergumam, “Lakukan apapun yang kau mau Hyung. Aku ingin tidur.”

Aku memejamkan mataku, berharap akan melupakan kejadian malam ini. akan tetapi hal ini membuatku tak bisa tidur, ungkapan perasaa Hyun Joong benar-benar menggangguku. Aku kembali membuka mataku, dan melihat kegelapan di dalam selimut yang kupakai. Baru kusadari jika keadaan kembali sunyi, mungkin Hyun Joong sudah tertidur pulas. Dan aku mendesah, tiba-tiba aku merasa takut pada keadaan kamar yang sunyi ini.

Tiba-tiba saja aku merasakan sebuah tangan merangkulku dengan keras. Reflek, aku segera melepaskan diri dari rangkulan itu. Aku berguling untuk melepaskan diri, sehingga terjatuh kelantai. Kepalaku terbentur tembok, dan pantatku terasa sakit. Aku meraba kepalaku dan merasakan sebuah benjolan kecil di sana. Aku mendongak, melihat Hyun Joong yang tersenyum geli melihatku terjatuh.

“Hyung! Apa yang kau lakukan!” teriakku jengkel, “sakit sekali rasannya.”

“Kenapa responmu dingin sekali,” kata Hyun Joong ngambek sambil membantuku berdiri, “Atau, jangan-jangan kau juga menyukainnya?”

Mataku membesar, “Tidak!” bantahku.

Dan Hyun Joong terlihat sangat senang mendengarnya, “Syukurlah, aku tidak mempunnyai saingan untuk mendapatkan Jessica.” Ucapnya dengan senyum merekah, “Bagaimana menurutmu jika aku jadian dengannya?”

Aku tidak menjawab –atau belum. Aku duduk di atas tempat tidur dan memeluk bantalku, rasa kantukku hilang karena Hyun Joong. Aku menoleh pada Princess yang kuletakkan di sebelah akuarium Young Saeng, dan tersenyum tipis. Aku mendesah, aku benar-benar tidak tahu harus bicara apa kali ini, tetapi tatapan mata Hyun Joong terus mendesakku untuk menjawabnya.

“Entahlah, tapi aku pikir itu tidak mungkin.” Jawabku seadannya.

Hyun Joong menaikkan alis dan bergeser mendekat padaku, “Kenapa? Berikan alasannya!”

“Banyak alasan,” jawabku dengan gaya bijak, “pertama kau terlalu tua, kau lebih cocok menjadi pamannya,” celaku dengan wajah innocent, “Kedua, kalian berdua adalah penyanyi yang diharapkan untuk masih tetap single. Ketiga, kalian beda manajemen, apa reaksi mereka jika kalian berdua memang benar berpacaran?

“Jika aku jadi kamu, aku akan berpikir dua kali untuk menyukainnya. Jika itu benar-benar terjadi, kalian harus menutupi hubungan kalian dari semua orang, bahkan manajer juga.” Saranku, berharap Hyun Joong akan menyerah untuk mendapatkan Jessica.

Hyun Joong terdiam. Dia terlihat sedang berpikir keras, mungkin memikirkan tentang saranku. Tiba-tiba saja dia tersenyum kepadaku, sepertinnya dia baru saja mendapatkan solusinnya, “Kyu Jong, terimakasih telah mendengarkan ceritaku.” Ucapnya sambil menjabat tanganku, “Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan Jessica.”

Aku terkejut, merasa kecewa. “Kenapa?” tanyaku dengan menunjukkan ekspresi yang biasa saja.

“Karena cinta bisa melakukan apa saja,” jawab Hyun Joong dengan senyum merekah dan mata berbinar-binar, “Cinta tak mengenal batasan usia, bahkan tak mengenal status. Jika saling mencintai, maka kedua orang itu akan bersatu. Jika mereka memang ditakdirkan bersama, maka mereka akan bersatu. Tak ada yang bisa menghetikan hukum cinta.”

Aku menatap Hyun Joong dengan kagum. Pikirannya begitu terbuka, dia begitu dewasa dan matang. aku tersenyum kepadannya, “Sepertinnya kau sudah menemukan solusinnya.” Kataku, lalu kembali berbaring di atas tempat tidur. Aku sengaja berbaring memunggungi Hyun Joong agar dia tidak menyadari keresahanku tentang perasaannya pada Jessica.

“Haruskah aku menyatakan perasaanku ini?” Tanya Hyun Joong tidak yakin dengan pemikirannya.

“Menurutku itu terlalu cepat.” Jawabku singkat.

“Tetapi cinta itu tak mengenal waktu,” bantahnya keras kepala.

Aku kembali bangun dari tidurku, dan menatap Hyun joong dengan heran, “Lalu bagaimana jika dia tidak menyukaimu?”

“Aku akan melepaskannya” jawabnya dengan santai.

Aku terkejut mendengarnya, “Semudah itukah?”

“Cinta itu tidak boleh dipaksakan,” jelas Hyun Joong, seakan dia adalah seorang pakar percintaan, “Jika dia menolakku, maka kita tidak berjodoh.”

Aku menatapnya dengan heran. Mendadak rasa kagumku lenyap setelah menyadari betapa sempitnya pikiran leaderku ini. aku kembali tidur memunggungi Hyun Joong, karena merasa percakapan ini hanya membuang waktu saja.

“Jika kau terlalu malu untuk menyatakan cinta, ataupun terlalu takut untuk ditolak kau tak akan mungkin bisa mendapatkan gadis yang kau cintai. Itulah prinsipku.” Jelas Hyun Joong seolah dia tahu aku akan mendengarkan semua yang dia katakan.

Aku hanya diam dan memejamkan mataku, memperlihatkan seolah aku sudah tidur dengan pulas. Aku bisa merasakan Hyun Joong berbaring di sebelahku, dan tak lama kemudian dengkurannya mulai terdengar. Aku membuka mataku perlahan, melirik Hyun Joong yang telah tertidur pulas. Aku tersenyum kepadannya, bukan karena sayang atau kagum, melainkan karena aku jengkel padannya. Malam ini dia berhasil membuatku marah, gusar, dan mungkin sedikit cemburu.

***

Jessica p.o.v

Drama kami sekali lagi berhasil. Di belakang panggung, seluruh pemain merayakan kesuksesan drama musical kami. Aku hanya bisa tersenyum melihat luapan kegembiraan teman-temanku di drama musical ini. Akan tetapi senyumku memudar ketika melihat setangkai bunga mawar di atas meja riasku. Aku mengambilnya, dan mencium harum bunga mawar yang masih segar itu.

Aku melirik pada Sembilan tangkai bunga mawar yang aku rangkai di vas bunga, aku meletakkan setangkai bunga mawar itu di sana, bersama teman-temannya yang lain. Aku memandangi mereka dengan penuh penasaran, sepuluh hari terakhir bunga-bunga mawar ini mulai menghiasi meja riasku. Aku tak tahu siapa yang mengirimkannya, mungkin temanku, atau mungkin seorang penggemar rahasia. Aku memandangi sepuluh tangkai bunga mawar tersebut sekali lagi, dan melihat sebuah kertas yang di selipkan di sebuah tangkai bunga mawar. Aku mengambilnya, dan mulai membaca.

Catatan Ini terdengar seperti sebuah teka-teki, atau mugkin puisi. Aku mulai terganggu setelah membacannya karena aku sama sekali tidak tahu jawabannya. Aku duduk di depan meja riasku selama berjam-jam untuk memikirkan apa arti dari catatan itu. Aku mungkin bisa duduk di kursi riasku sampai pagi jika pak sutradara tidak mengingatkanku untuk segera pulang karena sudah larut malam.

Aku segera menghapus riasanku, dan mengganti kostumku. Tapi aku tidak segera pulang, aku masih tetap di atas kursi riasku, memikirkan jawaban dari teka-teki yang aku dapat. Aku hampir saja menyerah, saat aku melihat sebuah baliho yang di letakkan di belakang panggung. Baliho yang bertuliskan; Shining Theater.

Dan aku mengerti, bahkan aku bisa menebak siapa yang menuliskan teka-teki yang sangat mudah itu. Tanpa pikir panjang, aku segera menyambar mantelku dan membawa sepuluh tangkai bunga mawar yang menghiasi meja riasku dalam sepuluh hari terakhir. Aku berlari secepat mungkin. Aku ketakutan, takut jika dia bosan menungguku, takut jika dia tak ada disana. Aku terus naik, melangkahi tiap anak tangga yang kulalui. Kakiku sakit, tapi aku tak terlalu memikirkannya. Aku lelah, tetapi ketakutanku memaksaku untuk tetap berlari. Hingga aku melihatnya, melihat ujung tangga.

Aku membuka pintu loteng dengan tergesa-gesa dan melihatnya Menari dengan background bulan purnama yang begitu indah.

Aku melangkah, dan baru menyadari jika aku berdiri di atas ribuan kelopak bunga mawar merah yang sudah ditata sehingga menyerupai karpet merah. Aku terkesan, sekarang aku merasa seperti Alice yang tersesat di negeri mimpi. Aku terus melangkah, akan tetapi dia masih belum menyadari kedatanganku. Dia terlalu asik menari, mengikuti setiap irama yang keluar dari headphone yang terpasang di telingannya. Hingga dia berputar secara tiba-tiba. Terus berputar, sangat cepat layaknya angin torpedo yang dapat menghisapku ke dalamnya.

Dan dia terjatuh, terjatuh dengan posisi berlutut, tepat di depanku. Aku tersenyum kepadannya, dan dia membalas senyumanku. Walaupun dengan sedikit terengah-engah karena tariannya yang begitu bersemangat. Dia menunduk malu, masih berlutut seakan tenagannya telah habis, bahkan untuk menatapku dalam waktu yang cukup lama.

6 responses to “Super Romance Part VI

  1. Pa bneran hyun joong suka ma sica?tow tu cma strategi bwt bkin kyu jong mengakui prsaanx ma sica?truz yg ngirmn bunga k sica tu spa yach?jgn lma2 yach next chapx soalx dah g sbar nich!!

  2. itu leader serius atau cuma pengen manas2in kyu aja ya? hmm.. klo tebakanku sih dia cuma manas2in doang, soalnya leader sm taeyeon kan udh kerjasama sebelumnya.. hehehee..

    huaaa.. itu yg ada d atap kyu bkn? klo d liat dr cerita2 sblmnya sih kynya emg kyu..

    makin penasaran.. >.<
    d tunggu lanjutannya ya..^^

  3. Wuah penasaran bgt..
    Yg nari moonwalk di atap tu kyujong ea?
    Ehm so sweet jg.. Hehehe..
    Mga part brktnya ada ksah cinta member snsd yg lain taeyeon ma young saeng atau ma hyun joong.. Hehehe

Leave a reply to Enny_chenz Cancel reply