Lolita Complex


tittle: LOLITA COMPLEX
author: peternaksemut
Cast: SHINee Minho, SHINee Taemin, Song Yoorin, Song Yoojin, Hyosun

“Hyosunie!!!”

Dia tersenyum lebar, lalu berlari-lari kecil menghampiriku “Oppaaaaaa, kemana saja? Sudah beberapa hari tidak mengunjungi Hyosun”

“Oppa sedang sibuk, tugas-tugas sekolah oppa menggunung”

“Hmm, menggunung” dia membelalakkan matanya lucu, seolah kata-kataku barusan sangat luar biasa.

“Ya, tugas oppa sangat banyaaak sekali” dia mengangguk-anggukkan kepalanya, entah mengerti atau sok mengerti.

“Oppa punya sesuatu untukmu” aku mengeluarkan sebuah boneka kelinci berwarna pink yang berukuran lumayan besar dari mobilku. Dia menatapku dengan kedua matanya yang berbinar-binar melihat boneka yang kubawakan untuknya.

“Hyosun-ah, ini untukmu”

Senyumnya terkembang saat aku memberikan boneka itu “Gomawo oppa” katanya riang.

“Emm, Hyosunie, kau mau kan jadi pendamping oppa?”

“Pendamping? Pendamping itu apa oppa?” tanyanya tak acuh, masih sibuk dengan boneka barunya.

“Pendamping itu semacam orang yang selalu menemani oppa, saat oppa sedih kau yang menghibur oppa, kita bisa selalu bersama-sama” aku memberanikan diri menggenggam tangannya yang mungil

Dia sedikit mengkerutkan keningnya, lalu melepaskan tanganku “Tidak mau, Hyosun tidak mau hanya bermain sama oppa. Mommy bilang Hyosun harus bermain dengan teman-teman Hyosun juga. Annyeong oppa..” dia belari menuju Taman Kanak-kanak tempatnya bersekolah sambil membawa boneka kelinci barunya meninggalkanku di depan gerbang dengan hati yang terluka.

Aku hanya bisa menatap kerepergiannya, lalu kemudian menundukkan kepalaku. Dengan ini sudah tak tahu berapa kali aku ditolak orang yang kucintai, dan aku mulai terbiasa dengan itu.

*********

“Gyaaaa… MINHOOO… Minho oppa saranghaeee”

“Minhooo, marry me!!!”

“Minho Sunbaenim!!!”

Dia tampan, tak perlu diragukan lagi. Dia berkharisma, dia kaya, dia keren, dia punya semua hal yang diidamkan wanita. Lihat, gadis-gadis itu berlomba-lomba mencuri perhatiannya, sayangnya tak satupun dari mereka yang terlihat menarik dimatanya

“Hyung” dia merasakan tepukan ringan pada bahu kirinya. Hanya dengan mendengar suaranya saja dia sudah tau siapa orang yang sekarang berdiri di sampingnya

“Ah, Taeminie…”

“Hyung kenapa? Lemas sekali… Apa teriakan gadis-gadis itu kurang menyemangatimu hyung?”

“Aku tak butuh diteriaki seperti itu, aku malah agak terganggu dengan teriakan-teriakan itu”

“Emmm, jangan bilang kau baru saja ditolak lagi hyung…” Taemin berusaha mengatur nada bicaranya agar tak terdengar menyindir Minho.

“Sayangnya memang begitu”

“Aaah, sekarang bocah mana lagi yang menjadi korbanmu hyung?”

“Korban?? Mereka bukan korban, mereka itu orang-orang beruntung yang bisa mendapatkan cintaku”

“Kalau mereka bukan anak kecil mungkin mereka beruntung, tapi…” Taemin menghentikan kata-katanya untuk sedikit melihat ekspresi Minho, takut kalau-kalau hyung nya itu tersinggung walaupun dia tau Minho bukan orang yang gampang tersinggung, “tapi kau tau sendiri mereka dibawah umur, hyung…”

Minho menghela napas berat, tentu saja dia tau mereka masih di bawah umur. Tapi apa yang bisa dilakukannya jika jantungnya berdetak lebih cepat jika bersama anak-anak kecil itu? Apa yang bisa dilakukannnya jika timbul rasa ingin melindungi yang begitu besar jika bersama anak-anak kecil itu?

“Sepertinya aku mengidap pedophilia, atau mungkin lebih tepatnya lolita complex…”Minho bergumam lirih, entah kata-kata itu ditujukan pada Taemin atau pada dirinya sendiri.

Taemin memandang lekat-lekat hyung kesayangannya itu, “Bukan sepertinya hyung, tapi kau memang lolita complex”

Minho sedikit tercekat mendengar kata-kata Taemin barusan, lalu tersenyum hambar “Ya, kurasa kau benar, aku memang lolita complex”

“Tapi harus kuakui seleramu bagus hyung, semua anak-anak yang pernah kau nyatakan cinta itu sangat lucu. Kalau mereka sudah dewasa mereka pasti menjadi wanita yang cantik, dan akan menyesal sudah menolakmu.” Taemin terkekeh membayangkannya

“Tentu saja, aku tak mungkin sembarangan memilih orang yang akan menjadi pendampingku”

Taemin terdiam sejenak, tak lama tawanya pecah “Hahahahah, seandainya saja kata-katamu barusan itu ditujukan pada seorang gadis, tentu akan terdengar sangat romantis”

“Hyaaa, apa kata-kataku terdengar lucu??? Berhenti tertawa” Minho menarik Taemin dan mulai menjepit kepala Taemin diantara lengannya.

*********

Sejenak waktu terasa berhenti saat dia lewat, dia terlihat repot dengan setumpuk buku di tangannya, sebuah kacamata bertengger manis membingkai wajahnya, tipikal anak pintar. Tanpa sadar tubuhku ikut berputar mengikuti arahnya berjalan. Merasa diamati, dia melihat kearahku, aku membuang muka salah tingkah. Jantungku berdetak semakin kencang saat dia berjalan menuju mejaku dan Taemin.

“Kenapa tadi kau melihatku seperti itu ajushi?” Ajushi?? Yang benar saja anak ini? Apa dia tidak melihat seragamku? “ Apa ada yang salah denganku?” tanyanya polos, namun tak kusadari matanya menatapku tajam, seakan ingin menelanku bulat-bulat.

“Ehm, ah itu.. Tidak… aku…” entah kenapa kali ini aku tergagap didepannya, memalukan.

“Tidak ada yang salah denganmu anak manis, dia hanya menyukai seragammu” Taemin menepuk-nepuk pelan kepala anak tadi sambil tersenyum, harus kuakui kalau saat tersenyum Taemin benar-benar tidak terlihat seperti anak senior high…

“Kau suka seragamku?” Tanya nya sambil melihat kearahku dengan matanya yang dingin dibalik kacamatanya yang baru kusadari berwarna pink (?)

“Ehm, menurutku seragammu manis”

“Mau mencoba memakainya? Hah, sepertinya kau menderita kelainan ajushi!!” katanya sinis lalu kemudian pergi mencari kursi kosong di pojok ruangan.

“Hahahah, apa kau mendengar kata-katanya hyung?? Dia bilang kau menderita kelainan.. hahahah” sepertinya Taemin sangat senang mendengar anak itu meledekku.

“Bukan hanya kelainan, apa kau tak dengar tadi dia memanggilku ajushi?” tawa Taemin makin meledak, tapi sepertinya tak ada yang terganggu dengan suara tawanya itu, malah ada beberapa gadis yang mulai kasak-kusuk sambil sesekali melihat Taemin sambil tersenyum

“Eheeem, hyung…” dia mencoba menghentikan tawanya begitu melihat sedikit ekspresi kesal di wajahku

“Hmm?”

“Hyung, kau tidak menyukainya kan? Maksudku…”

“Ya, aku tau maksudmu… Tapi…”

“Kau baru melihatnya dan kau langsung jatuh cinta padanya? Yang benar saja, aku tak menyangka kau semurah itu hyung” lagi-lagi Taemin tertawa, namun kali ini tawanya tak sehebat yang sebelumnya.

“Hei, aku tak berkata kalau aku jatuh cinta padanya, aku…… hanya menyukainya” dia masih tertawa, huh, tak ada gunanya bicara pada Taemin yang sedang tertawa, “Aku ingin tau namanya”

“Sayang sekali tadi aku tak sempat melihat name tag nya…”

Aku mengerutkan alisku, “Dia mengenakan name tag? Aku bahkan tak menyadarinya”

“Tentu saja kau tak menyadarinya kau begitu serius menatapnya” Taemin tersenyum sambil mengarahkan kepalanya ke arah anak tadi, yang mungkin mengisyaratkan sana-pergi-ke-mejanya-dan-lihat-namanya

Tanpa ba-bi-bu aku langsung berjalan meja anak tadi yang ada di pojok ruangan, mendekati anak tadi yang kutaksir dia masih kelas 5. Saat aku berdiri di depannya dia masih sibuk membaca buku, buku apapun itu tapi yang jelas buku itu tak terlihat buku pelajaran anak seusianya, lalu pandanganku beralih pada name tag nya. Song Yoorin… Hmm, jadi namamu Song Yoorin, anak manis??

“APA YANG KAU LIHAT?!?!?!” bentaknya sambil buru-buru menutupi dadanya. Astaga, sekarang dia pasti berpikir aku seorang mesum yang memperhatikan dadanya, hebat!! Dan sekarang orang-orang di café ini melihat kea rah kami berdua.

“Aku.. aku hanya melihat..”

“Kau melihat dadaku ajushi!!!!” desisnya penuh kemarahan. Tak kusangka anak sekecil dia bisa semarah itu, ayolah, tak mungkin aku melihat dadanya dengan sengaja, maksudku… dadanya bahkan masih rata…

“AKU HANYA MELIHAT NAME TAG MU!” teriakku putus asa. Dia tampak kaget melihatku berteriak seperti itu, jangankan dia, bahkan aku sendiri pun kaget. Aku tak pernah seemosional ini.

“Untuk apa kau melihat name tag ku ajushi?”

“Bisakah kau berhenti memanggilku ajushi? Aku masih sekolah, kau tak lihat seragam ini?” kataku sambil merentangkan tanganku sedikit, memamerkan seragamku. “Panggil aku oppa” aku tersenyum. Seandainya saja dia salah satu gadis di sekolahku, pasti dia sudah histeris melihat senyumanku ini. Sayangnya dia bukan, ekspresinya datar, malah terkesan dingin.

“Baiklah, jadi untuk apa kau melihat name tag ku oppa?”

“Aku hanya ingin tau namamu”

“Untuk apa?” selalu ingin tau, benar-benar tipikal anak pintar. Dan aku punya masalah dalam menghadapi anak pintar, aku tak pandai bicara, seringkali pada akhirnya aku malah terlihat bodoh.

“Tidak untuk apa-apa, hanya ingin tau”

“Untuk apa?” Tanya nya lagi, masih ngotot..

“Kau butuh jawaban logis atau jawaban jujur?”

“Berikan aku jawaban jujur, dan masuk akal”

“Kurasa jawaban jujurku tidak mungkin bisa terdengar masuk akal, sedangkan jawaban logisku tidak mungkin jujur”

“Kalau begitu berikan aku jawaban jujur”

“Aku menyukaimu, aku ingin tau namamu, aku ingin berkenalan denganmu” kataku secepat yang kubisa, jantungku lagi-lagi berdetak dengan kecepatan yang luar biasa.

“Kau bercanda!!” desisnya sinis, lalu kembali menenggelamkan diri dalam bacaannya
“Aku tidak bercanda, hatiku berdetak saat melihatmu tadi”

“Kau sekolah dimana?”

“Kenapa?”

“Akan kupastikan aku tidak akan memasukkan nama sekolahmu dalam daftar sekolah tujuanku nantinya”

“Kenapa?”

“Aku tak mau belajar di tempat yang mengajarkan bahwa ‘HATI BERDETAK’, konyol! Apakah gurumu tak mengajarkan bahwa hati itu untuk menyimpan glukosa, pengeluaran hormon dan insulin, mengubah amonia menjadi urea, BUKAN BERDETAK. Berdetak itu fungsi dari jantung!” sesuai dugaanku, dia anak pintar, dan aku berakhir dengan terlihat bodoh didepannya.

“Maksudku… kau pasti tau maksudku. Aku menyukaimu.”

“Tidak, aku tidak tau. Aku masih kecil, aku tak mengerti apa itu cinta.” Aku terdiam mendengar kata-katanya, tentu saja dia tidak mengerti cinta. Dia masih kecil, mereka masih kecil, tentu saja mereka menolakku. Yang ada dipikiran mereka hanya bermain.

“Yoorin-ah, kau masih belajar? Onnie bawakan strawberry shortcake untukmuuuu” seorang wanita berseragam pegawai café ini datang menghampiri Yoorin dengan suaranya yang riang. “Ah, kau membawa teman?”

“Dia bukan temanku”

“Hei, jangan galak begitu. Anyyeong, kau pasti teman Yoorin?!?!”

Aku tercengengang melihat wanita didepanku, dia seperti Yoorin versi lebih dewasa. Wajahnya, matanya, hidungnya, semuanya sama persis dengan Yoorin, apa mungkin Yoorin hasil kloningan wanita ini? Bed“Ah, anniyo.. Aku baru saja berkenalan dengannya?” entah kenapa ini pertama kalinya jantungku berdetak kencang untuk wanita. Maksudku wanita sesungguhnya, bukan anak kecil.

“Berkenalan? Yang benar saja? Aku bahkan tak tau namamu!!”

“Choi Minho imnida”

“Song Yoojin imnida, senang berkenalan denganmu”

Taeminie, sekarang kau tak bisa meledekku lolita complex lagi. Aku jatuh cinta pada wanita, bukan anak-anak.

Fin~

35 responses to “Lolita Complex

  1. @Fintaemin: iya, untung kakaknya dateng…

    @thata 하늘 yesung: eheheh, makasi yaaa ^^

    @kim hyeji ondubu: hehehhe…
    iya kasian cewe” yang udah nungguin mino..
    untung aku masi kecill (?)

    @illuminateimagination: ehehhe, iya dia sayang banget sama anak kecil makanya begitu…

    @shineeisland: hehehe, makasi yaaa..

    @Enny_onn1: ahahhaa, maaf ya.. lebay itu udah bawaah orok..

    @hanririneguvie: errrr, sekuel yaaa???
    ntar aku usahain deh..

    @HwangRiChae: makasi yaa…
    iya, itu yubin…

Leave a reply to leeyaaaa Cancel reply