[Fanfiction] Kim Seungwon Live in Concert 2015

PosterBackground

 

Author :

Kim Seungwon @Seungwonation

Judul :

Kim Seungwon Live in Concert 2015

Cast :

Kim Seungwon (Author/OC) – SNSD Yoona – SNSD Tiffany – Lee Jieun (IU) – EXO-K Luhan

Genre :

Lifestyle – Friendship

Length :

Oneshoot

Rated :

General

Disclaimer :

Semua cast adalah tokoh RPF dan merupakan milik agensinya masing-masing, kecuali story line murni karya @Seungwonation

Cuap-cuap Author :

Annyeong, I’m back with new story. Kali ini gue bawa fanfic tentang gue dan Yoona. Sebenernya tadinya ini ff buat di ikutin lomba yang di adain oleh sebuah fanbase gitu.

Namun berhubung gue agak males, jadi deadlinenya kelewat, yaudah mending di post aja sekalian hehehe

Okay deh, dari pada gue banyak cingcong, silakan baca aja sendiri….

Happy Reading

***

Malam itu hari belum terlaru larut, matahari bahkan baru tenggelam beberapa jam yang lalu. Namun suasana di sebuah kamar tampak gelap gulita. Apakah sang empunya kamar sudah tidur? Oh ayolah, baru juga jam 8 masa udah tidur sih, jam segitu mah jablay juga baru dandan buat siap-siap mangkal tengah malamnya hahaha

Duh, gelap banget, ini kamar atau goa sih? Author kan jadi gak bisa lihat apa-apa, kalau gak ada yang bisa di lihat, terus apa yang mau di ceritain? Masa fanfic yang kece ini langsung the end gitu aja huhuhu

Tapi tunggu dulu deh, tiba-tiba author melihat sebuah secercah cahaya di sudut ruangan. Cahaya yang temaram itu berasal dari sebatang lilin berwarna putih.

Samar-samar terlihat sesosok perempuan berambut panjang berada di depan lilin itu. Astaga, apa itu manusia ataukah kuntilanak yang lagi ngepet?

Perempuan itu menghadap ke tembok yang di sekitarnya terkumpul beberapa barang seperti sebuah poster, CD original, photobook, polariod, dan berbagai merchandise lainnya. Dan semuanya bergambar Kim Seungwon, seorang artis fenomenal yang tengah naik daun kaya ulet di iklan teh pucuk.

Pucukk… Pucuk… Pucuk….

“Samina… Samina… Samina… “

Perempuan itu bergumam di hadapan barang-barang yang di tata seperti sebuah sesembahan itu. Astauge, apa dia sedang melakukan ritual memelet Seungwon yang tampan rupawan menggelora bung karno itu? Dasar kelakuan cabe-cabean jaman sekarang ckckck

Tiba-tiba lampu kamar di nyalakan. Perempuan yang tengah berjampi-jampi ria itu terkejut. Ia lalu menoleh, mencari tahu siapa yang telah mengganggu ritualnya itu.

“Yoona, lo ngapain sih jam segini gelap-gelapan di kamar?” Seorang perempuan berambut panjang bergelombang sedang berkacak pinggang di depan pintu kamar.

“Gak ngapa-ngapain kok,” jawab perempuan bernama Yoona. Ternyata setelah lampu di nyalakan, wajah perempuan itu semakin jelas terlihat. Subhanallah, cantik sekali dia.

“Mencurigakan, lo pasti abis mesum ya?” tanya Tiffany sambil memicingkan matanya yang memang sedari awal sudah kecil.

“Kampret! Emangnya gue cabe-cabean, hah?!” Protes Yoona tak terima.

Tiffany terkekeh sambil menghampiri Yoona. Saat tersenyum, mata perempuan itu nyaris hilang dan terlihat seperti ikut tersenyum. Kalau kata Profesor. Lee Soomay, itu namaya eyes smile.

Tiba-tiba sosok lain ikut bergabung dengan Yoona dan Tiffany. Lee Jieun yang melihat kamar Yoona terbuka pun kemudian masuk begitu saja. Mungkin dia mengira Yoona dan Tiffany sedang ngerumpi, dan sebagai biang gosip, Jieun tentu tak ingin melewatkannya.

“Hallo, Udeul, lagi pada ngapain nih?” tanya Jieun penasaran, mungkin kepo lebih pas untuknya kali ya.

“Udeul?” Yoona dan Tiffany mengerutkan dahi, bingung.

“Unideul maksudnya hehehe…” Ujar Jieun meralat. Ia kemudian duduk di samping Tiffany.

“Tau tuh ngapain tu anak, lagi ngepet kali,” jawab Tiffany asal, sementara Jieun kayanya sih percaya-percaya saja. Kasihan, anak itu terlalu polos untuk menghadapi kejamnya dunia.

“Benarkah?” Jieun memastikan pada Yoona.

“Bener banget, Jieun. Gue yang jaga lilin, Fany Unnie yang keliling kampungnya,”

“Eh, kampret, jadi babi dong gue!” Protes Tiffany dengan kesal. Namun dia tak tersinggung, karena sekarang ke tiga perempuan itu tampak ketawa ketiwi.

Aduh, ngelihat 3 cewek cantik bertangtop dan berhotpan kaya mereka itu rasanya surga banget. Ingin rasanya author berada di antara mereka. Ahh, paha everywhere…..

“Tapi serius, Yoon, lo lagi ngapain sih gelap-gelapan jam segini? Biasanya juga nongkrong depan warnet.” tanya Tiffany.

“Gue lagi berdoa, Unnie!” Jawab Yoona singkat.

“Berdoa? Dengan cara nyembah gini-ginian?” Tiffany menunjuk merchandise-merchand­ise Seungwon yang udah kaya persembahan itu.

“Astagfirullah, Unnie, hati-hati ah, ntar jatuhnya musrik loh,” kata Jieun mengingatkan.

“Bener tuh kata Jieun. Apa-apaan sih kaya gini segala, ini namanya sirik, Yoona. Sekarang lo beresin semua ini gak? Atau harus gue obrak-abrik nih!” Seru Tiffany dengan nada mengancam.

“Jangan di obrak-abrik, Unnie, buat gue aja. Lumayan bisa di jual tuh CD-CD Seungwon,” sahut Jieun.

“Ihh, apaan sih, siapa juga yang musrik? Ada-ada saja kalian ini. Dan awas saja kalau kalian berani menyentuh poster Seungwon milik gue!” Seru Yoona seraya berdecak kesal.

“Abisnya mencurigakan bener,” kata Tiffany.

“Benar, mencurigakan sekali deh,” timpal Jieun menambahkan.

Yoona menghela nafas, kemudian menatap satu persatu sahabat-sahabatnya itu.

“Guys, gue lagi galau nih,” ujar Yoona.

“Galau kenapa? Lo putus sama si Seunggi?” Tebak Jieun.

“Bukan!” Yoona mendelik ke arah Jieun dengan sinis. “Uhmm, kalian tahu kan kalau Seungwon mau ngadain konser bulan February nanti,”

Tiffany dan Jieun saling memandang, “Iya, gue tahu kok. Terus kenapa?” tanya Tiffany.

“Gue pengen banget nonton konser Seungwon, guys!” Ungkap perempuan bermata rusa namun bermulut aligator itu.

“Yaudah tinggal nonton, gitu aja kok repot,”

Yoona menhela nafas kemudian menghembuskannya secara perlahan, seakan-akan ia menanggung sebuah beban yang sangat berat.

“Justru itu masalahnya, Jieun. Gue gak punya duit buat beli tiketnya.” Ungkap Yoona sambil cemberut. Ahh, cemberut juga dia tetep cute kok.

“Ya gak usah nonton atuh kalau gak punya duit mah, beres kan?!” Kata Tiffany acuh.

“Tapi gue pengen nonton, Unnie. Gue pengen liat Seungwon. Gue pengen denger suara emasnya, melihat wajah rupawannya, serta melihat ABSnya secara langsung!” Ujar Yoona bersikukuh.

“Idih, lebaynya kumat deh,” sindir Jieun, sementara Yoona meliriknya dengan sinis.

“Bacot lo. Lo itu gak bakalan ngerti perasaan fangirl kaya gue, secara lo itu fansnya Kangen Band, tinggal dateng ke studio Dahsyat pasti bakal ketemu. Beda banget kaya gue yang punya idol luar yang kesempatan ketemunya ya cuman di konser doang.” Kata Yoona menjelaskan panjang lebar.

“Ya ya ya, terserah lo deh,” Jieun mengerling malas. “Ngomong-ngomong Seungwon mau konser di mana sih? Terus harga tiketnya berapa?”

“Di Gelora Bung Karno. Tiketnya gak mahal kok, cuman 10 juta doang.” Jawab Yoona dengan entengnya, sementara Tiffany dan Jieun terbelalak kaget mendengar harga tiket Kim Seungwon Live In Concert 2015 yang sangat fantastis itu.

“Set dah, mahal banget. 10 juta mah udah bisa beli motor kali,” kata Tiffany.

“Hooh, emangnya Seungwon mau ngapain di konsernya sampe-sampe harga tiketnya gak manusiawi gitu? Mau debus gitu?” Ujar Jieun menanggapi.

“Please deh, buat cowok yang menggoda seperti coklat dan mewah seperti emas kaya Seungwon, 10 juta mah gak ada apa-apanya kali!”

“Gak apa-apanya dari Hongkong,” Gumam Jieun.

“Terus rencana lo sekarang apa? 10 juta itu gak dikit loh, apalagi konsernya tinggal beberapa bulan lagi,” kata Tiffany.

“Gak tahu deh, Unn, gue juga bingung gimana caranya dapet duit sebanyak itu dalam waktu singkat, masa iya gue harus jual monas sih,” lirih Yoona.

“Yer, lo pikir monas punya nenek moyang lo!” Cibir Jieun.

“Gini aja deh, Yoong, lo jadi cabe-cabean aja, setahu gue harga cabe-cabean yang masih perawan itu harganya bisa 10 jutaan gitu,” ujar Tiffany memberi saran. Laganya udah kaya germo deh si Tipenieuh ini hha

“Si cungkring ini jadi cabe-cabean? Dadanya aja rata kaya papan penggilesan, mana laku kali!” Seloroh Jieun dengan nada meremehkan.

Yoona melirik Jieun dengan sinis. “Eh, pesek, lo punya masalah ya sama gue? Kok kayanya dari tadi lo sensi banget sama gue?!”

“Ahh, gak kok, perasaan lo aja kali,” Jieun ngeles kaya bajaj.

Tiffany yang melihat akan adanya perang cabe buru-buru melerai ke duanya. “Ehh, sutrah-sutrah, jangan berkelamin lagi deh,”

“Berkelahi, woi!!” Seru Yoona dan Jieun bersamaan, sementara Tiffanya cuman bisa nyengir, pamer gigi pespsodent.

“Gimana, mau gak jadi cabe-cabean? Kalau mau mangkal sana di gang dolly,” Tiffany bersikukuh untuk menjerumuskan Yoona ke lembah hitam nan nista.

Apakah Yoona akan tergoda dan mengambil tawarannya? Secara godaan untuk nonton konser Seungwon sangatlah besar.

“Sorry, Unnie, gue emang butuh duit, tapi gue gak bakal ngelakuin hal-hal kotor kaya gitu, dosa cuy dosa,” kata Yoona bersabda.

“Ya terserah lo sih. Terus sekarang lo mau apa?”

“Tahu ah, gelap!” Lirih Yoona cemberut seraya mendekap erat poster Seungwon.

Mereka terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sebenernya sih cuman Yoona doang yang lagi sibuk mikirin gimana caranya dapet duit.

Si Jieun mah lagi sibuk ngemil chiki ball, sementara si Tiffany lagi sibuk ngeliatin poster Seungwon. Mungkin dia mulai tertarik dengan Seungwon yang kegantengannya memang membuat setiap perempuan menjadi penasaran.

Saat mereka sedang berbengong-bengong ria, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar dengan keras dan kasar.

Yoona, Tiffany, dan Jieun yang terkejut sontak saja langsung menoleh ke arah pintu. Mereka kaget dan shock seolah-olah baru saja melihat Sooman pake kaos kutang.

“Hayoo, udah tanggal 1 nih, waktunya bayar kostan!” Seru seorang wanita paruh baya. Dia memakai daster kembang-kembang dengan roll rambut yang masih terpasang di rambutnya.

Wanita gembrot itu tak lain dan tak bukan adalah Ibu Kost di rumah itu. Untuk keperluan peran, sebut saja namanya Kim Samsung.

“Ehh, Ibu… Apa kabar nih, kok baru kelihatan?” Ujar Jieun berbasa-basi sambil cengengesan.

“Gak usah banyak cingcong deh, cepet bayar kostan!” Kata ibu Kim Samsung ti the point.

Kim Samsung memang di kenal sebagai ibu kost yang galak, pelit, dan bawel di kalangan anak kost. Sekali saja ngelawannya, panci ngelayang deh.

Jadi gak heran kalau anak-anak kost malas banget kalau harus berhadapan dengannya. Istilah mending gantung diri di pohon toge deh dari pada harus berurusan dengannya.

“Nyantei aja kali, bu, serius amat hehehe…” Jieun sih niatnya cuman bercanda, tapi sayang niatnya itu malah berbuah omelan-omelan dari ibu Kim Samsung.

“Gak usah banyak bacot deh, cepet bayar kost!”

“Nghh, besok aja ya bu, Jieun belum ngambil duit di ATM nih,” kata Jieun beralasan.

“Beneran besok? Awas kalau bohong, gue kutuk jadi makin pesek loh ntar!” Balas Kim Samsung.

“Iya bu, beneran deh, ntar besok Jieun langsung anterin deh duitnya ke rumah ibu,” ungkap Jieun.

Kim Samsung manggut-manggut setuju dengan apa yang di katakan Jieun. “Tiffany, lo kapan mau bayar kostan?”

“Fanny kan udah bayar, bu. Kemaren duitnya Fanny titipin ke mang Hyundai,” jawab Tiffany.

“Bener? Awas loh kalau bohong,” ujar Kim Samsung dengan nada mengancam. Yah, sebenernya sih mau ngomong apa aja juga emang gitu badanya hehehe

Ke dua mata Kim Samsung kini beralih kepada Yoona. Wanita yang di kenal gak bisa dj ajak kompromi itu menatap Yoona dengan amat sangat tajam.

“Eh, cungkring, lo udah nunggak 3 bulan, kapan lo mau bayar, hah?!” Bentak Kim Samsung ala-ala preman tanah abang.

Yoona menggigit bibir bawahnya sambil meremas ujung bajunya. Ia merasa tegang dan takut, bahkan keringat dinginpun mulai membasahi jidat lebarnya.

“Heh, kok malah diem, jawab woi!” bentak Kim Samsung dengan nada tinggi sambil menggebrak pintu kamar, sehingga membuat semua orang tersentak kaget.

“Uhmm, itu… Anu… Nghhh…” Yoona gelagapan. Ia ketakutan. Dia merasa terintimidasi oleh sang ibu kost. Yoona merasa seperti seorang maling sendal di warnet yang sedang di interogasi oleh pihak aparat.

“Yoona bayarnya ntar aja ya, sekalian sama bulan depan deh,” kata Yoona ragu-ragu.

Mata ibu Kim melotot-melotot gitu, sementara mulutnya mulai menyon-menyon, pokoknya dia mencoba untuk segalak mungkin deh, yah meskipun kelihatannya kaya lagi nahan sembeleit sih.

“Lo itu udah nunggak 3 bulan, enak aja mau nunggak lagi!” Permintaan Yoona di tolak mentah-mentah oleh Kim Samsung.

Yoona sepertinya tak menyerah, ia langsung nyamperin ibu Kim dengan buru-buru, atau lebih tepatnya rusuh kali ya. Tiba-tiba Yoona langsung bersimpuh sambil memegang kaki Ibu Kim dengan erat.

“Kasihanilah saya, bu, saya hanyalah seorang rakyat jelata. Duit saya abis di pake mudik ke Cikijing kemaren, tolong beri saya kelonggaran dong, bu,” Yoona memohon-mohon sambil berderai air mata. Jangan lengah, itu cuman air mata buaya untuk merayu ibu Kostnya itu.

“Halah, banyak alesan lo mah,” sindir ibu Kim. “Yaudah, gue kasih waktu satu minggu, kalau masih gak bisa bayar, silakan minggat dari kostan ini,”

“Ahh, Ibu, sebulan aja ya…” Yoona berusaha untuk tawar menawar.

Ibu Kim langsung melotot, sehingga membuat nyali Yoona langsung menciut seketika. “Ehh iya deh, bu, gak apa-apa seminggu juga hehehe”

“Inget, seminggu loh!” Ujar Ibu Kim memperingatkan, sementara Yoona cuman bisa ngangguk-ngangguk doang.

“Bu Kim, kalau Yoona Unnie gak bisa bayar, sita aja tuh koleksi CD dan Poster Seungwon miliknya hehehe” sahut Jieun memanas-manasi ibu kostnya itu.

Yoona melirik Jieun dengan tajam. “Awas lo, gue dengkek ntar!”

“Jangan dengerin bisikan setan, bu!” Kata Yoona pada ibu Kim.

“Iya, gue juga gak butuh CD-CD itu kok, secara gue juga udah punya semuanya, gue kan admin Fanbase Seungwonbiasaed!” Ungkap ibu Kim dengan bangga, sementara semua orang hanya bisa memandangnya dengan takjub.

Ibu Kim Samsung kemudian meninggalkan kamar anak-anak perawan itu, meskipun sudah pergi, terkadang tawanya yang membahana itu masih terdengar.

“Wow, emejing!” Gumam Yoona mengomentari kebenaran kalau ibu kostnya adalah seorang admin fanbase Seungwon yang selalu update untuk menebar piku-piku ABS Seungwon di twitter.

“Kayanya lo udah gak punya harapan buat nonton konser Seungwon lagi deh,” kata Tiffany.

“Hooh, bayar kost aja nunggak, tapi sok-sokan mau nonton konser, cih!” Ujar Jieun menambahkan.

Yoona semakin menekuk wajahnya. Ia terlihat sangat sedih dan minta di pukpuk banget sama author. Cup… Cup… Cup… /pukpuk Yoona/

“Tapi gue pengen banget nonton konser Seungwon…” lirih Yoona sambil sesekali menahan isak tangis.

Tiffany dan Jieun yang sedari tadi membullynya pun tiba-tiba merasa iba pada Yoona.

“Kalian kan tahu kalau gue udah nunggu-nunggu kesempatan agar bisa ketemu Seungwon. Coba kalian bayangin, nanti pas hari-H, gue dan Seungwon sama-sama menghirup udara yang sama, tapi gue gak bisa nonton konsernya….” Yoona diam sejenak, mengusap ingus, kemudian kembali melanjutkan. “Sakitnya tuh di sini!!!” Yoona unjuk bisul di pantatnya.

“Baryaw,” Tiffany menepuk pundak Yoona, menunjukan kalau dirinya berempati dengan masalah yang di alami Yoona.

“Tapi baryaw gak bisa bikin gue nonton konser Seungwon, Unnie,” kata Yoona.

“Unnie, emangnya lo pengen banget ya nonton konser itu?” Kali ini Jieun yang bertanya. Nada bicaranya lebih halus, gak songong kaya sebelumnya.

Perempuan yang tengah berderai air mata itupun mengangguk, “Banget, Jieun… Tapi gimana caranya coba? Bayar kost aja masih nunggak.”

“Baiklah,” Jieun menarik nafas, kemudian mengeluarkannya secara perlahan. “Hanya ada satu cara agar lo bisa nonton konser Seungwon,”

“Ciyuz? Miapa?” Yoona memandang Jieun dengan penuh harap.

“Migoreng special kari ayam deh,” jawab Jieun.

“Wah, gue jadi laper nih!” Timpal Tiffany.

“Udah-udah, sekarang cepet ceritain gimana caranya gue bisa nonton konser Seungwon!” Seru Yoona antusias.

Jieun berdehem, layaknya akan mengumumkan sesuatu yang sangat penting. “Jadi gini Unnideul, gue kan punya temen yang kerja di perusahaan promotor gitu, nah siapa tahu kita bisa dapet tiket gratis gitu, yah minimal dapet diskonan deh,” ungkapnya.

“Wah, bagus itu. Kenapa gak bilang dari tadi aja sih.” Kata Tiffany. Sebenernya sih ia enggan ngebahas hal-hal teknis kaya gini, dia biasa bertindak sesuai logika, kalau ya ya iya, kalau nggak ya nggak.

“Baru ingetnya sekarang hehehe” Jieun cengengesan.

“Alhamdullilah ya Allah, akhirnya gue bisa nonton konser yayang Seungwon juga!” Ucap Yoona seraya bersujud sukur layaknya abis menang Indonesian Dodol.

“Ehh, tapi gue gak janji loh…” ralat Jieun, ia tak mau terlalu memberi harapan pada teman satu Kostnya itu.

“Iya gue ngerti, tapi seenggaknya masih ada harapan buat gue nonton tu konser hehehe” kata Yoona dengan semangat.

“Oke, sekarang lo punya duitnya berapah? Jadi gue bisa pasti minta diskonnya ke temen gue,”

“Dug, gimana dong, gue gak punya duit sama sekali,” Yoona terlihat cemas.

“Sama sekali?” Seru Tiffanya memastikan.

Yoona mengangguk. “Duit gue kan abis di pake mudik ke Cikijing pas lebaran kemaren, mana pas di terminal gue kena hipnotis pula,” katanya curhat.

“Sumpah, idup lo miris banget ya, Yong!” Sindir Tiffany, antara kasihan sama kesel dengan tingkat kepolosan Yoona yang hampir mendekati garis blah-bloh.

“Ya terus gimana dong, masa gak punya duit sama sekali sih,” Jieun berdecak kesal.

“Beneran sumpah, gue gak ada duit lagi. Ini aja untung gue udah nyetok Indomie buat makan sebulan ke depan,” ujar Yoona.

Tiffany dan Jieun hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar kisah Yoona yang harus nyetok Indomie karena gak punya duit. Sungguh tipe anak kost yang melarat di akhir bulan.

“Yaudah deh gini aja, kan konsernya masih beberapa bulan lagi, lo usahain ngumpulin duit dulu gih!” Kata Jieun memberi saran.

“Iya, ntar kalau gue udah jual sawah di kampung, gue tambahin deh buat ongkos-ongkos mah!” Ungkap Tiffany.

“Wah, kalian baek sekali, guys!” Seru Yoona seraya memeluk ke dua sahabatnya itu. Yah, meskipun ke tiganya kadang kurang akur, seperti Jieun yang suka nyolot sama Yoona, ataupun Tiffany suka kesel dengan sifat absurd Yoona, tapi jika salah satu mereka kesusahan, mereka tak akan segan-segan untuk membantunya.

“Ya udah, sekarang kita berdoa bareng untuk kelancaran gue, yuk!” Ajak Yoona pada ke dua sahabatnya itu.

“Ayoook….” Seru Tiffany dan Jieun berbarengan.

Ke tiganya kemudian duduk bersila mengelilingi lilin yang sudah hampir habis itu. Mereka kemudian saling berpegangan tangan.

“Ya, Allah, semoga semuanya lancar, agar gue bisa nonton konser cowok pujaan gue!”

“Aminnn….” Sahut Fanny dan Jieun.

“Samina….”

“… Samina”

“Eh, doa apaan tuh?” Protes Jieun.

“Udah deh, ikutin aja apa kata si Yoona. Inget yang waras ngalah!” Kata Tiffany.

“Oke… Oke… Untung gue waras…”

Tiffany dan Jieun pun akhirnya mengikuti apa yang di katakan oleh Yoona. Entah doa apa itu…. Hanga Tuhab, Yoona, dan Author yang tahu hehehe

“Samina….”

“…. Samina”

“Samina….”

***

Hari-H Kim Seungwon Live In Concert 2015

Yoona, Tiffany, dan Jieun saat ini sedang mengantri penukaran tiket konser di salah satu loket yang tersedia. Meskipun teriknya matahari sangat menyengat, hal itu tidak membuat Yoona dan kawan-kawan, serta puluhan ribu Seungwonation lainnya, patah semangat.

Mereka terlalu antusias untuk menghadari konser akbar terbesar tahun ini. Panasnya matahari yang udah kaya neraka bocor, gak menyurutkan niat mereka, yang rata-rata merupakan cewek-cewek SMP.

Antrian yang panjang dan lama membuat sebagian orang untuk duduk-duduk dulu sambil nunggu giliran.

“Panas banget ih,” keluh Yoona sambil kipas-kipas wajah pake kwitansi pembelian tiket.

“Hooh, neraka bocor kali ya,” timpal Jieun yang juga kegerahan. Gak lucu banget ya, konser belum mulai, tapi mereka udah banjir keringat.

“Aduh, si Chen mana sih?” keluh Tiffant tiba-tiba.

Dahi Yoona berkerut, “Loh, ngapain nyari Chen, Unnie?” tanyanya heran.

“Bukan Chen Ekso kali, maksud gue itu tukang Chendol, aus nih!” ungkap Tiffany menjelaskan.

“Iya nih gue juga aus banget. Rasanya kaya desir pasir di pandang tandus, segersang pemikiran hati….”

“Woii, ngapa jadi nyanyi?!” seru Yoona, sementara Jieun terkekeh malu.

Tiba-tiba saat trio kwek-kwek itu sedang berkeluh kesah tentang cuaca yang panas, seorang pemuda melewati mereka, sebut saja namanya Luhan.

“Mijon… Mijon…” serunya dengan nada lantang, ternyata Luhan adalah penjual Mijon keliling pemirsa. “Mbak, Mijonnya, mbak?”

“Eh, mang Mijon!” teriak Tiffany memanggil Luhan yang berada tak jauh dari tempatnya mengantri sekarang.

Layaknya tukang asongan pada umumnya, Luhan menghampiri Tiffany dengan raut wajah yang cerah. Pemuda itu mengenakan kaos oblong berwarna putih, topi monyet yang seperti di pakai Baekhyun EXO di MV K Overdose, serta handuk kecil ala supir angkot yang melingkar di lehernya.

“Mijonnya, mbak?”

Tiffany mengangguk, “Iya, yang dingin ada?”

“Ada, mbak, mau yang rasa apa?”

“Leci aja deh,” jawab Tiffany. “Eh, kalian mau nggak? Sana beli, gue yang traktir deh!” serunya pada Yoona dan Jieun.

Yoona dan Jieun langsung mengangguk dengan cepat. Sebenernya mereka pengen beli, tapi duit mereka pas-pasan. Tadinya sih mereka mau minta se tetes dua tetes gitu sama si Tiffany, yah yang penting tenggorokan mereka gak terlalu kering. Duh, kasihan banget ya itu 2 anak perawan hahaha

Yoona kemudian memesan Mijon rasa mengkudu, sementara Jieun lebih memilih untuk menikmati Mijon rasa duren. Ketiga serangkai itupun kemudian meneguk minumannya setelah melakukan cheers ala holang kaya di pesta-pesta.

“Ah, segarnya….” ujar Yoona sambil bergaya kaya di iklan-iklan fanta.

“Mbak, gak sekalian sama cangcimennya nih?” ujar Luhan menawarkan.

“Boleh deh, sukro garudanya satu, mang!” ujar Tiffany.

“Permen jahenya juga, mang!” kata Jieun menambahkan.

“Oke, bos! Satu bungkus sukro dan permen jahe siap!” Luhan langsung menyerahkan makanan yang di pesan ke pada mereka.

Tiffany langsung membuka bungkus kacang atom itu, kemudian menyantapnya. Sementara Yoona dan Jieun, mereka terlihat rebutan permen jahe. Kasian banget ya mereka, cuman gara-gara permen jahe doang berantem. Mendingan juga ngerebutin author yang ketampanannya cetar badai paripurna ini hehehe

Yoona mengunyah permen jahe yang jaman dulu mah harganya 1000/3 bungkus, sementara matanya menatap Luhan yang tengah tersenyum penuh arti kepada mereka. Perasaanya mulai tak enak. Dia mulai takut dan curiga pada Luhan.

“Mang, udah lama ya jadi tukang cangcimen?” tanya Yoona berbasa-basi.

“Enggak juga kok, ini cuman sampingan aja,” jawab Luhan, masih dengan senyum yang penuh arti.

“Oh, pasti mang ini aslinya Mahasiswa ya?” Kali ini Tiffany yang bertanya.

“Iya nih, pasti mangnya mahasiswa, mukanya gak ada tampang-tampangnya tukang cangcimen sih,” timpal Jieun menambahkan.

Luhan menggelengkan kepalanya. “Nggak kok, gue bukan mahasiswa.” ujarnya. “Gue itu aslinya tukang mulung botol mijon, jualan cangcimen mah cuman pekerjaan sampingan doang,”

“Ciyuz?!” Yoona terlihat tak percaya, sementara Luhan hanya mengangguk pelan.

“Tapi tampang lo gak ada potongan tukang mulung, mang!” kata Tiffany yang juga merasa heran karena muka dan pekerjaan Luhan di anggapnya gak sinkron.

“Iya, lo cocoknya jadi model!” sergah Jieun.

“Tapi model bungkus cangcimen hahaha…..” ledek Yoona, di ikuti gelak tawa oleh Tiffany dan Jieun.

Lagi-lagi Luhan cuman bisa tersenyum, atau nyengir kuda lebih tepatnya. Tidak sedikitpun ia terlihat marah atau kesal sudah di hina oleh Yoona dan kawan-kawan. Melihat reaksi diam Luhan semakin membuat Yoona curiga dan waspada terhadap pemuda itu.

Yoona pikir Luhan itu berniat jahat pada mereka, misalnya mau nyopet, nyulik mereka terus di jual ke karaoke di Malaysia, atau lebih parahnya menghipnotisnya kaya waktu dirinya mudik ke Cikijing. Dia cuman bisa bergidik ngeri membayangkan hal-hal itu terjadi padanya. Amit-amit jabang babi deh.

“Hmm, mang cangcimen, kok gak marah sih udah kita hina kaya tadi?” tanya Yoona prnasaran.

“Yah, da aku mah apa atuh, cuman butiran debu,” jawabnya dengan gaya minta di kasihani. “Gue mah udah biasa di hina gitu. Percuma marah juga, yang penting mah gue kerja halal. Kalau bukan karena untuk kebutuhan biaya berobat nenek, gue juga ogah kali jadi tukang mijon,” katanya melanjutkan.

“Wah, kasihan banget si mang,” ujar Jieun iba.

“Halah, itu kan cerita acara sedih-sedih yang suka di tayangin sore-sore di Trans 7. Please deh, kalau mau ngarang itu yang bener, sono belajar dulu sama anak Roleplayer yang pinter ngedrama!” seru Tiffany dengan nada mencemooh.

“Astagfirullah, jadi orang kok suudzhon banget sih, mbak? Tapi yasudahlah, gue udah biasa di gituin kok…” lirih Luhan sambil masang tampang ngenes.

“Iya nih, Unnie suudzhon banget jadi orang. Kan kasihan mangnya…” omel Jieun pada Tiffany, kemudian mengpukpuk Luhan karena kasian, atau kecentilan lebih tepatnya.

Yoona memecingkan mata ke arah Luhan. Hati Yoona yang sensitif langsung terketuk ketika mendengar cerita sedih Luhan. Seenggaknya dia pikir masih ada orang yang hidupnya lebih susah darinya. Karena gak ingin suudzhon kaya Tiffany, diapun menepis rasa curiganya pada Luhan, lagi pula kalau di lihat-lihat tampang Luhan bukan tampang penjahat kok.

Meskipun begitu, entah kenapa perasaan Yoona masih tidak enak ketika melihat senyum Luhan yang siswanto itu.

Dan berhubung antrian sudah semakin pendek, Yoona dan yang lainnya memutuskan untuk menyudahi acara kongkow-kongkow sambil ngecangcimen.

“Eh, udah yuk, antriannya udah mau beres nih,” ujar Jieun memberi tahu.

Tiffany lalu mengeluarkan dompetnya. “Jadi berapa semuanya, mang?” tanyanya pada Luhan.

“Mijon 3… terus Sukro sama permen jahenya satu…. semuanya jadi 5 juta, mbak!” Kata Luhan.

“Apahhh????” Pekik Tiffany, Yoona, dan Jieun saking kagetnya. Oh, jangan lupa kamera tolong zoom in zoom out belek Yoona yahhhhh

“Mang gak salah ngitung kan?” tanya Tiffany memastikan.

Luhan menggeleng, “Enggak kok, semuanya bener 5 juta!” jawabnya.

“Ih, yang bener aja, masa mahal banget sih!” Protes Jieun.

“Iya nih, lo niat jualan atau mau ngerampok sih?!” Seru Yoona gak terima.

Luhan mengerling malas mendengar protes yang di lancarkan cewek-cewek di hadapannya itu. “Namanya juga di tempat konser, ya semuanya serba mahal, pipis di mall aja bayar kan?!! Ungkap Luhan beralasan.

“Ya emang sih, tapi gak nyampe 5 juta juga keleus!” Geram Tiffany.

“Halah, banyak bacot kalian. Udah cepetan bayar deh, gue mau jualan di tempat lain nih!” Seru Luhan dengan nada tinggi.

Senyum ramah yang sedari tadi menghiasi wajah Luhan kini sudah hilang. Berganti dengan raut bengis ala-ala preman tanah abang gitu. Tatapannya seakan berbicara, “Mau bayar gak? Atau pulang jangan haral selamat!” , kurang lebih begitu artinya.

Yoona menatap pemuda yang berperangai jahat itu. Pantes dari tadi perasaannya gak enak tiap ngelihat Luhan, ternyata ini toh penyebabnya.

“Jangan mau, Unnie, kayanya dia lagi mau nipu kita nih,” ujar Yoona pada Tiffanya.

“Benar Unnie, udah ayok kita kabur aja!” Kata Jieun menyarankan.

“Gak usah coba-coba kabur deh, anak buah gue banyak di sekitar sini, mau gue keroyok, hah?!” Seru Luhan dengan nada mengancam. Sementara Jieun dan Yoona menatap Luhan tak suka.

“Udah-udah, kalian gak usah berantem!” Lerai Tiffany. “Biar gue bayar aja deh, cuman 5 juta ini, gak usah kaya rakyat jelata deh!”

“Tapi gue emang rakyat jelata, unnie!” Balas Yoona dengan melas, sementara Jieun mengangguk setuju.

“Ini 5 juta, cukup kan?!” Tiffany menyerahkan segepok duit pada Luhan.

“Sip, bos!”

Luhan menghitung uang yang di berikan oleh Tiffany, sementara matanya sesekali melirik Yoona dan Jieun dengan tatapan meremehkan. Yoona dan Jieun sebenernya pengen protes, tapi mereka mengurungkan niatnya karena menghargai Tiffany.

Oh iya, sekedar informasi, sawah Tiffany di kampung baru laku kejual. Makanya sekarang lagaknya kaya holang kaya, 5 juta mah gampang buat seorang Tiffany. Bahkan kekurangan biaya tiket Yoona dan Jieun di bayarin sama si Tiffany. Oh ya, kostan Yoona juga udah di bayar pake duit yang di pinjem Yoona dari Tiffany.

Wah, enak banget ya kalau punya temen holang kaya hahahaha

***

Setelah menunggu dari subuh dan ngantri sambil panas-panasan, akhirnya saat-saat yang di tunggupun telah tiba. Saat ini Yoona, Tiffany, dan Jieun sudah berada di dalam venue konser Seungwon.

Yoona dkk berada di festival, itu artinya mereka harus berdiri dan desek-desekan dengan fans lain yang bau badanya udah kaya bau ikan asin. Dan beruntung bagi Yoona, karena dia berada tepat di depan panggung utama yang di pisahkan dengan sebuah pagar besi.

Hari sudah gelap, dan lampu-lampu di panggung sudah menyala terang menerangi seisi stadion. Bahkan, saking banyaknya Lightstick Seungwon yang menyala membuat stadion GBK ini seperti sebuah lautan yang bercahaya. Dan berhubung warna official Seungwonation itu kuning toska kecoklatan kaya pup, maka fenomenan ini di sebut Jamban Ocean.

Mata Yoona terlihat berkaca-kaca. Ia terharu karena cita-citanya menonton konser Seungwon akhirnya tercapai. Akhirnya dia bisa berada di tengah Jamban Ocean secara langsung seperti di video-video fancam konser Seungwon di negara lain.

Yah, alasan Yoona memang tidak mengada-ngada, berada di tengah-tengah Jamban Ocean merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi seorang fans Seungwon yang akrab di sapa Seungwonation itu. Tak tanggung-tanggung, hampir 100 ribu penonton memadati Gelora Bung Karni malam itu. Semuanya hanya demi untuk melihat Kim Seungwon, si pemuda tampan rupawan cetar badai membahenol yang menggelora bung karno itu.

Konser malam itu di mulai dengan lampu stadion tiba-tiba mati. Tenang saja, ini bukan karena ada pemadaman listrik bergilir atau karena pihak GBK belum bayar listrik. Ini semua memang bagian dari konsernya.

Saat keadaan gelap gelita itu. Jeritan-jeritan histeris terdengar dari arah penonton. Maklum aja mereka kan baru pertama kali nonton konser berkelas international kaya gini, jadi masih rada-rada kamseupay gitu hehehe

“Anjrit, PLN cacat nih!”

“Awas copet… awas copet!!!”

“Eh, kampret, siapa nih yang jambak rambut gue?!”

“Oh yesss… ohh noo… oh yeahh….”

“Mijon… mijon… cangcimen… cangcimen….”

Jeritan-jeritan norak itu terhenti ketika wajah tampan Seungwon tiba-tiba terpampang di big screen yang berada di panggung utama. Ya, VCR Seungwon sedang di tayangkan.

Dan jeritan-jeritan yang tadi terdengarpum kini sudah berganti menjadi teriakan fans yang mengelu-elukan idol mereka, Seungwon si The Hottes Boy 2014.

Tiba-tiba dari balik big screen munculah seorang pemuda tampan bertuxedo rapih yang auranya mencetarkan seisi stadion. Kim Seungwon muncul dengan kecehnya.

“Kyaaa… Seungwon…. Seungwon…” Yoona jerit-jerit histeris sambil ngejambak rambut Jieun saking gregetnya.

“Ishh, biasa aja keleus, gak usah pake ngejambak juga, sakit tahu!” Protes Jieun.

Seakan tak peduli dengan keluhan temannya itu, Yoona tetap menjambak rambut Jieun, bahkan dengan lebih kasar dari sebelumnya.

“Atulah itu Seungwon ganteng banget!! Kyaa, Seungwon Oppa, saranghae!” Teriak Yoona pada Seungwon.

Namun teriakan Yoona itu tersamarkan oleh jeritan fans lain. Karena bagaimanapun bukan hanya Yoona yang kepincut brondong rupawan itu.

“What’s up, Jekardahhh?!!!” Seungwon menyapa seluruh fans dengan suara indahnya, sehingga membuat seisi gelora bung karno jadi menggila.

Seungwon kemudian menyanyikan lagu pertama yang berjudul ‘Ma Boy Janda’, suara indahnya mengalun merdu, membuat setiap orang yang mendengarnga ikut berdendang sesuai beat lagunya.

Singkat cerita, konser bertajuk Seungwon Live In Concert in Jakarta 2015 itu sudah berjalan setengah jalan. Lagu-lagu andalan Seungwon seperti, ‘Hidup tanpa Seungwon, bagai jamban tanpa isinya’, ‘Mr. Jamban’, ‘Miracle in Jamban’, ‘I Got A Jamban’, ‘Jamban Supernova’, ‘Papangaji di Jamban’, ‘Overdoses isi Jamban’, serta lagu-lagu hits Seungwon lainnya sudah di dendangkan.

Para fans yang datangpun larut dengan pesona ketampanan Seungwon serta suara merdunya. Semuanya ikut berdendang dan menggoyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan. Ahh, tak heran Seungwon mendapatkan julukan si tampan yang mempunyai suara dari surga. Subhanallah, perpekto sekali cowok itu.

“Oppa… Seungwon oppa…..” jerit Yoona saat melihat Seungwon menghampiri tribunnya.

Seunwon melambaikan tangannya ke arah penonton, sehingga membuat Yoona dan fans lainnya semakin histeris.

“Oppa, saranghaeyo…”

“Nikahin aku, oppa, nikahin aku!”

“Seungwon kyaaaa…..”

Seungwon kemudian berlari-lari di atas panggung kaya anak-anak SM Town. Ia kemudian berhenti di tengah-tengah panggung.

“Ahh, aku cinta kalian, Seungwonation!” Kata Seungwon dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata. Sontak seisi stadion kembali gaduh. Sebenernya sih, Seungwon mau ngomong apa juga pasti fans cuman kyaa kyaa kyaa doang.

Seungwon kemudian mengambil botol Mijon yang berada di pinggir panggung. Sambil mengusap keringat, ia meminum Mijon itu.

Yoona dan fans lainnya kembali histeris ketika melihat sosok Seungwon yang tengah menenggak minuman terpampang di big screen.

Seakan tak peduli dengan jeritan fans yang terhipnotis dengan aksinya, Seungwon terus meneguk minumannya hingga menetes-netes ke bajunya.

Dan tanpa berbasa-basi lagi, Seungwon langsung membuka kaosnya di depan ratusan Seungwonation. Akibatnya udah bisa di tebak dong, jeritan-jeritan histeris kembali terdengar, bahkan lebih keras dari sebelumnya.

“Ehh, kampret, ABS… kyaaaaa……” jerit Yoona bahagia.

“Unnie lihat, itu ABS, unnie, ABS!!!” Yoona mengguncang-guncang tubuh Tiffanya.

“Iya, Yoona, unnie lihat! Subhanallah, sexy sekali pemuda itu!”

Tiffany tampak terpana melihat tubuh Seungwon yang setengah telanjang itu.

“Ya, Allah, lihat otot lengannya itu, kekar sekali,” kali ini Jieun yang terkagum-kagum.

“Gimana ini, gue gak kuat liatnya, Ya Allah!” Ujar Yoona sambik menahan isak karena gak kuat ngeliat tubuh Kim Seungwon.

Bahkan bukan hanya Yoona, Seungwon membuat ribuan fansnya mewek karena saking terpesona dengan ABSnya itu.

Gak usah heran deh, meskipun pernah menyabet penghargaan sebagai The Cutes Boys 2014, tubuh Seungwon itu gak se cute dengan tampangnya. Bayangin aja deh, wanita-wanita itu di suguhi tubuh atlestis Seungwon yang banjir keringat.

Kurang sempurna gimana coba Seungwon ini, tampang yang rupawan di padukan dengan perut sixpack, dada bidang dan bahu lebar, serta otot lengan yang bisa membuat semua anak perawan rela untuk di dengkek oleh Seungwon. Choi Siwon atau Lee Min Ho mah lewat deh. Makanya gak heran kalau Seungwon ini jadi brand ambasador majalah Men Health yang suka pamer foto paha, ayam, dan dada.

“Coba, aku pengen liat ombak dong,’ ujar Seungwon. “Di mulai dari kanan ya, setelah hitungan ke tiga baru mulai,”

Seungwon mengangkat tangannya untuk memberi aba-aba, namun fans malah jejeritan.

“Ehh, anjrit, itu ketek Seungwon!” Jerit Yoona antusias.

“Ketek…. ketek… ketek…” chant para Seungwonation menggema di seluruh penjuru stadion.

Seakan mengeri dengan keinginan fansnya, Seungwon kemudian memegang keteknya dengan tangan kanan, lalu pura-pura melemparkan bau keteknya ke beberapa penjuru arah. Kita sebut saja itu Ketek Sign hehehe

Seungwon kemudian memberi tanda agar semuanya berhenti berteriak dan diam sejenak. Seungwon sadar sih kalau dia ganteng maximal, jadi sekali angkat tangan aja, semuanya langsung nurut hahaha

“Kita mulai ya ombaknya,” kata Seungwon. “Siji…. loro… telu….”

Di mulai dari tribun sebelah kanan, secara bergantian para Seungwonation mulai membuat ombak Jamban Ocean sambil ber ea-ea, hingga sampai ke ujung lainnya.

“Terima kasih, yeorobun,” Seungwon tampak terharu, matanya berkaca-kaca ketika melihat ombak Jamban Ocean yang di buat untuknya itu. “Aku sungguh-sungguh terhura….”

“Oppa, hajima, oppa, jangan sedih!” Jerit Yoona yang tak tega melihat Seungwon sedih. Percuma sih Yoona tereak-tereak, toh Seungwon juga gak denger, secara yang tereak-tereak bukan Yoona doang melainkan semua orang yang ada di GBK juga meneriakan hal yang sama.

“Ara, aku tidak akan sedih,” Seungwon menyeka matanya yang berair. “Aku cinta kalian!” Katanya Seungwon yang langsung di sambut riuh rendah penonton.

“Baiklah, sekarang saatnya segmen yang kalian suka….” ucap Seungwon. “Lucky fans!!!!” Serunya.

Jeritan-jeritan membahana, menembus cakrawala, dan menggetarkan telinga. Orang-orang yang berada dekat panggung terlihat senang karena berharap mereka dapat terpilij sebagai lucky fans, sementara fans-fans yang berada jauh nun di belakang terlihat menjerit tidak rela.

Tapi sayang , harapan fans yang berada di depan panggung harus pupus karena ternyata luck fans hari ini tidak di pikih langsung oleh Seungwon, melainkan sudah di pilih oleh pihak management.

Seorang perempuan muda yang tampak masih perawan tiba-tiba menghampiri Seungwon yang berada di tengah panggung. Perempuan muda itu mengenakan kaos bergambar wajah tampan Seungwon dengan tulisan I Love Seungwon yang terpampang lebar.

“Ya, kita sambut lucky fans kita hari ini…” ujar Seungwon memperkenalkan perempuan itu.

Namun sayang, respon penonton kurang bagus, bahkan netizen di dunia maya pun sudah kebakaran jenggot. Alih-alih tepuk tangab selamat, lucky fans itu malah mendapatkan caci maki serta cemoohan. Tak lupa sorak sorai di lontarkan padanya.

“Buuuu…. turun…. turun….” cemooh seluruh fans yang memadati gelora bubg karno itu.

“Andwae, oppa, andwae!!!” Jerit Yoona tak terima ketika perempuan muda itu berdiri berdampingan dengan sang pemuda tampan rupawan itu.

“Oppa, kenapa gak pilih gue aja sih?!” Lirih Tiffany.

Yoona dan Jieun langsung melirik Tiffany dengan sinis. “Eh, unnie, gak usah manggil-manggil Seungwon pake oppa deh, gak pantes!” Kata Jieun kasar.

“Iya nih, nyadar umur dong, Unnie tuh dah tua, sementara Seungwon itu masih brondong unyu, dasar tante-tante!” Timpal Yoona.

Tiffany menatap Yoona dengan sengit, kemudia berkata, “Eh, ngaca dong, lo juga lebih tua dari Seungwon keleus!” balasnya.

Tiffany dan Yoona saling beratatapan dengan sengit. Mungkin sebentar lagi mereka akan saling jambak dan cakar kaya Julia Peres dan Dewi Persik. Dan itu semua demi memperebutkan Seungwon si pemuda yang ketampanannya tak pernah luntur meskipun di terpa hujan dan badai.

“Ehh sudah-sudah, kenapa jadi pada berantem sih? Dasar tante-tante pada gak sadar umur!” Lerai Jieun, namun katanya-katanga malah berujungan dengan sebuah jitakan dari Yoona dan Tiffany.

“Atuhlah itu muka lucky fansnya ngeselin masa!” Seru Yoona tak terima. Sebenernya lucky fansnya cantik pake banget, tapi karena mata para fans sudah di butakan, perempuan secantik apapun tetep di bilang jelek. Mungkin ini yang di namakan irinisasi.

“Iyah, masa muka kaya kuda gitu bisa kepilih jadi luck fans sih?!” Kata Tiffany menimpali.

“Halah, paling juga dia maen belakang!” Seru Jieun dengan nada meremehkan.

Yoona dan Tiffany langsung menatap Jieun penasaran. “Maksudnya?” Tanya Tiffany.

“Tu cewe pasti nyogok sama crew biar bisa jadi lucky fans. Udah biasa yang kaya gitu mah.” Ungkap Jieun menjelaskan.

“Ahh, kampret, siapa sih tu orang? Liat aja gue cegat ntar pulangnya!” Seru Yoona berapi-api.

“Kalau nggak kita santet aja deh, biar dia sadar lagi berhadapan dengan siapa!” Kata Tiffany menambahkan.

Yoona, Tiffany, dan Jieun mendadak diem ketika Seungwon sedang berbicara di atas panggung.

“Annyeong, siapa namanya nih?” Tanya Seungwon.

“Nama saya Mito, oppa, Choi Mito,” kata perempuan itu memperkenalkan diri dengan malu-malu.

“Ihh, so imut deh!” cibir Yoona.

“Dasar cewe gatel!” Kata Jieun menambahkan.

“Santetttt….. santettt….” jerit Tiffany manas-manasin Yoona dan Jieun, serta fans-fans lain yang berada di dekatnya.

Namun tanpa di duga-duga perempuan itu langsung memeluk Seungwon dengan erat. Ia membenamkan wajahnya di dada bidang Seungwon.

“Anjrit, dasar cabe-cabean, lepasin oppa gue woi!” Yoona berteriak dengan kasar. Bukan Yoona aja sih, semua orang bersumpah serapah, semua bahasa kebon binatangpun terucap, mulai dari babi, tomcat, curut, hingga cucunguk.

Seungwon melepas pelukan perempuan itu. “Oppa….” lirihnya.

Seungwon tak berkata apa-apa, dia hanya tersenyum manis kepadanya. Saking manisnya bisa bikin diabetes deh. Malahan, karena tak kuat dengan senyuman Seungwon yang penuh pesona, perempuan itu tiba-tiba bengek, kemudian jatuh terkapar sambil kejang-kejang.

Fans yang melihat kejadian itupun langsung mengucap sukur, tak terkecuali Yoona yang sedari tadi sudah gerah.

“Ahh, mungkin dia lelah…” kata Tiffany.

“Atau mungkin dia mulai lavar…” ujar Jieun menambahkan.

“Hahaha… sukurin deh. Sapa suruh tu cabe deket-deket oppa gue, mampus aja deh!” Seru Yoona dengan nada mencemooh.

Setelah insiden lucky fans yang tiba-tiba overdosis karena gak kuat dengan pesona Seungwon, fans di beri kejutan kalau Seungwon akan mencari fans secara langsung untuk menggantikan lucky fans sebelumnya yang sudah di bawa ke mak erot oleh promotor acara.

Fans semakin histeris ketika Seungwon lari-lari ala SM Town. Sesekali dia menggoda fans dengan berpura-pura mengajaknya ke atas panggung, tapi boong. Dasar artis PHP hahaha

Yoona dan orang-orang di sekitarnya semakin histeris ketika Seungwon menghampiri tribun mereka. Dia sangat bersyukur karena bisa melihat Seungwon si rupawan secara langsung, bahkan saat ini jarak mereka hanya beberapa meter saja.

“Ehh, kamu…”

Seungwon menunjuk ke kerumunan fans. Sontam saja semua cewe-cewe itu ngerasa kalau dirinyalah yang di pilih Seungwon. Ahh, kasian mereka terlalu berharap hahahaha

“Ya Allah, Seungwon milih gue!” Seru Jieun bersemangat, namun Tiffany langsung meralatnya, “Enak aja lo, udah jelas-jelas Seungwon itu nunjuk ke arah gue!”

“Kalian ini ngemeng apaan sih? Jelas-jelas di sini tuh gue yang paling cantik, jadi udah pasti Seungwon itu milih gue!” Seru Yoona penuh percaya diri atau lebih tepatnya narsis.

“Percuma cantik kalau melonnya dempes ,” sindir Jieun.

“Dari pada lo pesek!” Balas Yoona tak kalah sengit.

“Ciee yang satu melon rata yang satu lagi idung rata alias pesek. Gue dong bohay atas bawah!” Pamer Tiffany sambil membusungkan dadanya.

Acara ledek-ledekkanpun berakhir dengan adegan jambak-jambakan antara Yoona, Jieun, dan Tiffany. Ketiganya bersikeras kalau mereka adalah yang di pilih oleh si ganteng kalem Seungwon.

“Woi, itu trio macan gak usah berantem deh!” Seru Seungwon.

Ketiganya langsung berhenti berantem.

“Kamu naek sini!”

Yoona menunjukan dirinya sendiri untuk sekedar memastikan.

“Kamu… Iya kamu….” kata Seungwon ala Dodot Suci 4.

Yoona langsung tersenyum sumringah. Dengan bangganya ia melewati Tiffany dan Jieun yang tampak kesal. Sambil ngerapihin rambut yang acak-acakkan karena di jambak Jieun dan Tiffany, Yoona langsung melompati pagar pembatas sambil di bantu salah satu crew.

“Ehh, lo ngapain di mari?!” Tanya Yoona kaget ketika melihat crew yang membantunya. Crew itu ternyata adalah Luhan yang tadi jualan Mijon di luar.

“Iya, kenapa? Gak suka, hah?!” Ujar Luhan dengan malas.

“Iya gue gak suka. Ngapain juga coba tukang mijon di mari!”

“Eh, mbak, gak usah songong deh. Gini-gini gue kerja sambilan jadi tukang gulung kabel!”

“Tukang gulung kabel? Iyuh, gak level banget deh!” Kata Yoona dengan nada menghina.

“Bacot lo, mending gue jadi tukang kabel bisa masuk backstage, malah udah selfie bareng Seungwon. Nah, lo yang katanya fans udah ngapain aja? Baru bisa nonton aja bangga!”

Strike, jawaban Luhan barusan bener-bener jleb banget buat Yoona. Dia yang udah bayar mahal buat nonton konser aja cuman dapet handuk bekas keringet doang, lah si Luhan yang cuman tukang gulung kabel aja bisa jalan-jalan di backstage dan ruang ganti, bahkan dia udah selfie bareng Seungwon. Yoona envy banget sumpah.

Setelah beradu bacot dengan Luhan, akhirnya Yoona naik ke atas panggung dan bisa berhadapan langsung dengan Seungwon. Yoona berjalan amat sangat pelan kaya mempelai wanita yang sedang menghampiri sang mempelai pria.

Sementara di ujung sana Seungwon sudah menunggu dengan senyum yang merekah. Sumpah senyumnya itu indah sekali, siapapun yang melihatnya pasti hatinya akan bergetar seakan ada residual energi yang membentuk gumpalan aura pesona yang menembus batas dimensi.

“Hai, cantik…” sapa Seungwon.

“Hhai, oppah…” balas Yoona dengan suara pelan, nyaris seperti sedang berbisik. Duh kayanya ni cewek grogi deh mau ketemu idola idamannya itu hehehe

“Namanya siapa cantik?”

“Yoona, oppa,”

Seungwon kemudian memegang bahu Yoona. Riuh rendah kembali terdengar, Yoona gak peduli deh dengan cacian dan makian yang akan di dapatnya nanti. Toh dia juga udah siap di bully di twitter. Sepadanlah dengan apa yang di dapatkannya sekarang.

“Ahh, apa yang harus ku lakukan padamu ya?” Tanya Seungwon meminta saran
Dia sengaja memasang wajah imut nan menggemaskan sehingga membuat Yoona gemes ingin mencubit pipinya.

“Apa aja oppa. Aku sih di apain aja sama oppa mah ikhlas-ikhlas aja,” jawab Yoona yang udah pasrah.

Seungwon menyeringai nakal. “Baiklah kalau begitu bagaimana dengan ini….”

Seungwon mendekatkan wajahnha pada wajah Yoona. Jeritan-jeritan histeris yang putuh asa semakin terdengar keras. Sementara Yoona meneguk ludah karena nervous. Dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dan ketika bibir ranum Seungwon berjarak beberapa senti dengan bibir Yoona, tiba-tiba saja listrik di Gelora Bung Karno mati. Semua Lampu langsung padam. Hanya cahaya lightstick Jamban Ocean yang masih menyala. Meskipun begitu panggung utama terlihat gelap gulita.

Kali ini bukan karena efek pertunjukan, melainkan karena GBK belum bayar listrik, lagi pula kebeneran saat ini Jekardah lagi pemdaman bergilir.

Para Seungwonation semakin histeris karena tidak bisa melihat si Sexy Seungwon dI atas panggung. Terlebih lagi saat ini dia tengah bersama seorang lucky fans.

Dalam suasana gelap seperti ini, mereka takut terjadi hal-hal yang di inginkan antara Seungwon dan Yoona. Mereka tidak mau lirk lagu Melinda terjadi pada idolanya itu.

Ku hamil duluan sudah tiga bulan karena pacaran gelap-gelapan…. Wo o ooo sudah 3 bulan…

Tapi bagaimanapun saat tidak ada yang tahu apa yang terjadi dengan Seungwon dan Yoona di tengab kegelapan itu. Apakah mereka saling Icikiwew? Entablah, hanya Tuhan, Seungwon, dan Yoona yang tahu hehehehe

*** The End ***

Reader yang baik adalah reader yang habis baca langsung pencet like dan memberikan komentar dengan sopan dan santun. Karena kalau gak komen, author gak akan segan-segan kirim santet ke rumahmu *eh*

Gak tahu cara komentar? Jamban juseyo!

Cara komentar gampang kok, tinggal masukan nama dan email (asal aja emailnya), terus url bisa di isi atau nggak, abis itu isi kolom komentar terus kirim deh, gampang kan hehehe

Nah, kalau kalian mau chit-chat dengan authornya yang tampan rupawan menggelora bung karno, kalian bisa mention ke twitter @Seungwonation atau search facebook author Kim Seungwon.

Dan kalau kalian mau baca ff buatanku yang lain, kalian bisa klik link ini >>>Library Seungwonation <<<

Gomawo, salam cipok dari author yang kegantengannya mewah seperti emas dan menggoda seperti coklat ini.

 

11 responses to “[Fanfiction] Kim Seungwon Live in Concert 2015

  1. Duh aduuh nih author narsis pake banget ya emang– sumpeh daah ngakak baca nih ff, apalagi yoona itu hidupnya ngenezz banget .-.
    Jekardah lagi pemadaman listrik bergilir, aduuh ngakak. Ada ada aja sih ide ceritanya wakakaak LOL.
    Luhan oh luhaaan demi luhan disitu aku pengen nabok luhan–” dia juga sama ngeneznya, udah pemulung, tukang jual mijon, tukang gulung kabel juga astogeee…..
    Nistanya para idol di ff ini patut diacungi jempol /hah??
    Keep writing thor 🙂

Leave a comment