Whether I Hate You Or Not (Chapter 1)

Title                       : Whether I hate you or not

Author                  : Kim Sae na a.k.a Devi

Rating                   : PG13/NC17/Straight/Series/On Writing

Genre                   : Romance/Angst/Tragedy/Family/Life

Cast                       :

Main Cast            : Super junior – Lee Donghae

Kim Yoonmi

Kim Saena a.k.a Choi Saena

Kim Yoonhee

Other cast           : SHINee – Choi Minho

SS501 – Kim Hyun joong

Super junior – Cho Kyuhyun

Disclaimer           : Super junior and SHINee are belong to God,SM Entertaiment,and their parents

SS501 Kim Hyun joong is belong to God,DSP Entertaiment,and his parents

It’s just for fun. Please don’t sue me. This story is mine.

Don’t take this fanfic without permission from me. If you want to take this fanfic.

Please take with full credit.

Warning               : Lolicon,a little bit violence and NC

A/N : Aku minta maaf kalo chapter ini ceritanya banyak yang membingungkan dan ga nyambung sama prolog

itu dikarenakan konflik dalam fanfic ini ada banyak dan aku sendiri sampe bingung mau munculin konflik yang mana duluan  *author galau*

jadi nanti di chap2 berikutnya bakalan berhubungan kok,aku usahain jarak update satu chap dengan chap berikutnya tidak terlalu lama

dan satu lagi penyakitku,yaitu sering banget salah ngetik,jadi kalo ada typo2 tolong dimaklumkan *halah*

so enjoy this fic :)

gomawo *bow

Chapter 1

Author pov

“ Yaa! Noona,chamkanman..” seorang yeoja membalikkan badannya dan melihat seorang namja sedang berjalan santai ke arahnya. Yeoja itu mendengus kesal melihat kelakukan namja itu yang kelewat santai dan menyepelekan segala sesuatu.

“ Minho-ah,kalau aku mengikuti kebiasaanmu yang santai itu. Kita bisa terlambat setiap hari.” yeoja itu berjalan memasuki mobil dan menghempaskan tubuhnya di jok mobil dan memainkan ponsel di tangannya.

Namja yang dipanggil Minho,itu hanya bisa mendengus kesal dan mengikuti kakaknya masuk ke dalam mobil. Setelah mobil itu melaju meninggalkan pekarangan rumah. Seorang yeoja berparas keibuan menghampiri suaminya dan merapikan dasi milik suaminya yang berantakan.

“ Nanti ada yang harus kubicarakan..” yeoja itu berkata dengan nada yang terdengar serius. Sepertinya sesuatu yang akan dikatakannya nanti sangatlah penting.

“ Tentang apa?” suaminya bertanya dengan nada cuek. Sepertinya Minho mengikuti sifat ayahnya yang dingin.

“ Nanti kau akan tahu.. Aku ingin membicarakan soal anak itu.”

Seperti tersadar sosok namja paruh baya itu terdiam dan pikirannya menerawang. Ia tahu cepat atau lambat istrinya pasti akan menyinggung soal sesuatu yang selama ini dianggapnya telah selesai.

“ Baiklah,aku akan pulang cepat hari ini..” namja itu mencium kening istrinya sebelum masuk ke dalam Ferrari hitam yang akan dibawanya menuju kantor.

“Ne..Annyeong,hati-hati di jalan.”

***

          Tidak ada yang tahu kalau kedua orang ini tinggal satu rumah. Tidak ada yang tahu kalau kedua orang ini saling mengenal. Bahkan tidak ada yang tahu kalau mereka bersaudara. Ketika di sekolah mereka menjadi dua sosok yang berbeda.Tidak akan ada yang mengira kalau kedua sosok ini dekat. Bahkan sangat dekat karena hubungan kakak adik.

“ Tuan Jung,kita berhenti di sini saja.” Yeoja bernama Saena itu menyuruh supir pribadi keluarga Choi untuk berhenti dalam jarak yang cukup jauh dari gerbang sekolah mereka.

“ Baik,nona..”

Setelah mobil berhenti,Saena segera turun dari mobil dan meninggalkan adiknya yang masih berada di dalam mobil. Minho dengan santainya mengambil tas lalu perlahan turun dari mobil,berjalan mengikuti kakaknya dalam jarak yang cukup jauh. Agar tidak ada yang tahu kalau mereka berangkat bersama-sama.

Suara decakan kagum menggema hampir di setiap koridor yang dilewati namja tampan itu. Semua yeoja terpaku dan tersedot oleh pesonanya. Tidak ada yang bisa menolak pesona seorang Choi Minho.

Saena tahu adiknya kembali menjadi pusat perhatian. Sama seperti pagi-pagi sebelumnya dan mungkin pagi-pagi berikutnya. Karisma seorang Choi Minho,mampu membuat semua yeoja berebut menarik perhatiannya. Seulas senyum tipis tersungging dari bibir yeoja itu. Ia hanya menyaksikan dari jauh perjuangan adiknya menerobos kerumunan yeoja-yeoja yang semakin hari semakin menggilainya.

“ Wahh itu dia hoobae kita yang terkenal tampan itu..”

“ Ternyata bukan gossip belaka ya.. Dia memang tampan apalagi karismanya mebuat kita lupa bernafas.”

“ Padahal dia masih kelas 10 tapi pesonanya mengalahkan sunbae-sunbaenya..”

“ Banyak ya namja yang gigit jari karena iri padanya..”

Saena ingin tertawa mendengar semua pujian untuk adiknya itu. Terasa biasa di telinganya,karena setiap hari ia sudah melihat wajah anak itu. Hampir bosan malah..tapi semua yeoja itu seakan tidak pernah bosan mengerumuni namja satu itu. Entah pesona seperti apa yang ditangkap oleh indra dalam tubuh mereka.

***

         “ Baiklah anak-anak untuk tugas akhir dari sekolah ini. Dan tugas ini sangat menentukan kelulusan kalian. Semua murid wajib mengerjakan tugas ini jika ingin lulus.” suara Lee seongsaenim yang menyinggung tentang tugas akhir sekolah. Membuat semua murid ribut karena protes. Mereka sudah cukup stress menghadapi ujian akhir nanti masih ditambah dengan tugas yang katanya bisa membuat mereka tidak lulus kalau mereka tidak mengerjakannya.

“ Tapi tugas kami sudah banyak seongsaenim..”

“ Ditambah try out nanti dan tentunya ujian..Masa kami harus diberi tugas tambahan seongsaenim..”

Suara protes mulai menggema dari semua murid di kelas itu. Mereka semua tidak setuju dengan tugas yang mungkin malah akan memberatkan mereka. Apalagi kalau tugas yang nanti diberikan sulit.

“ Tenang semua.. Tugas kalian adalah memantau grafik pertumbuhan ekonomi bisnis dalam satu perusahaan. Kalian harus melakukan interview bisnis dengan para pengusaha tentang bisnis yang dijalaninya. Agar lebih adil,setiap murid tidak boleh mewawancarai pengusaha yang sama.”

“ Itu mustahil,seongsaenim..Ada berapa banyak murid tingkat tiga social science di sekolah ini..dan kami tidak boleh mewawancarai pengusaha yang sama..”

“ Oleh karena itu,pihak sekolah sudah menyiapkan undian dengan nama perusahaan dan pengusaha yang berbeda. Kalian bisa mengambil undiannya nanti setelah pelajaran. Jadi tidak ada murid yang akan mendapatkan pengusaha sama.”

Suara dengusan kesal dan protes mulai berganti dengan ratapan kepasrahan tentang tugas akhir ini. Tugas ini dirasa cukup mudah bagi mereka semua. Apalagi mereka hanya melakukan interview dan membuat laporan. Setelah itu selesai. Hanya saja diperlukan tingkat keberanian yang tinggi dan kelihaian dalam berbicara. Dan tidak semua murid mempunyai hal itu.

“ Aishhh nanti aku dapat pengusaha siapa ya? Semoga saja dia orang yang ramah..” Saena memgang kepalanya yang pusing. Jujur saja ia bukan tipe anak yang mudah beramah tamah dengan orang lain.

“ Aku juga khawatir. Bagaimana jika mereka tidak mau diwawancarai oleh kita?” Minra,teman sebangku Saena,juga merasa frustasi seperti beberapa murid lainnya.

Kelas menjadi semakin ribut karena para murid berkomentar tentang tugas akhir mereka. Rata-rata kepasrahan mulai berganti menjadi kecemasan yang membuat mereka uring-uringan sepanjang pelajaran berlangsung. Pelajaran kali ini menjadi lebih ribut dari biasanya dan membuat Lee seongsaenim menyerah dan akhirnya meninggalkan kelas yang masih dalam keadaan ramai.

***

“ SYN Star.. Bukankah itu perusahaan milik ayahnya Choi Minho? Wahh aku beruntung sekali.. Aku bisa sekalian pendekatan dengan namja tampan itu.” Yoonhee memandang kertas di tangannya dengan mata berbinar-binar. Sudah terbayang dibenaknya. Ia bisa melakukan wawancara dengan salah satu pengusaha paling sukses di Korea. Apalagi pemilik perusahaan itu merupakan ayah dari namja yang sudah menjadi gebetannya sejak pertamakali namja itu menginjakkan kakiknya di sekolah ini.

“ Ahh kau beruntung sekali.. Tukar dengan punyaku ya?” Hee jin melihat kertas miliknya dengan tatapan kecewa.

“ Aniyaa.. Mana mungkin aku mau menukar keberuntungan ini..”

“ Memangnya kau yakin bisa meluluhkan hati seorang Choi Minho hanya dengan mendapat keberuntungan seperti itu?”

“ Mungkin saja appanya merasa aku ini yeoja baik hati.Lalu menjodohkanku dengan putranya. Hahahhahaha.”

“ Kau ini! Mana mungkin bisa seberuntung itu. Bisa bertemu dengan ayahnya saja sudah bagus. Tuan Choi kan pengusaha sibuk,mungkin sulit untuk sekedar menemuinya.”

“ Tenang saja,aku pasti bisa mencapai obsesiku..” sebuah senyum terkembang dari bibir yeoja berparas cantik itu.

“ Shining Dream..Sepertinya nama perusahaan Ini tidak asing untukku.” Saena menatap kertas di tangannya dengan pandangan berpikir.

“ Omooo.. kau tidak tahu perusahaan Shining Dream? Kemana saja kau selama ini? Shining Dream kan perusahaan yang memproduksi Inv.G..” Minra membelalakkan matanya menyadari sahabatnya ini sangat tidak up to date.

“ Inv.G? Butik ternama dan terkenal itu? Yang harga produknya yang termurah adalah jutaan won?”

“ Tadinya aku pikir kau tidak tahu Inv.G,semua yeoja ingin memakai produk keluaran Inv.G hanya saja mungkin keterbatasan dana yang membuat mereka tidak bisa membelinya. Sama seperti aku..”

“ Memangnya Shining Dream ini memproduksi apa saja?”

“ Hmm,banyak tapi yang paling terkenal memang Inv.G dan ahhh dia juga memproduksi Sekolah Design Drxra,yang mempunyai lulusan-lulusan desainer terbaik di seluruh Korea bahkan di beberapa negara Asia dan Eropa. Shining Dream itu perusahaan yang bergerak dalam bidang fashion.”

“ Kau tahu banyak sekali tentang perusahaan ini..”

“ Jelas saja siapa yang tidak tahu Shining Dream?”

“ Aku…” Saena menjawab dengan nada tidak bersalah.

“ Kecuali kau yang memang kuper..”

“ Hihhh..”

“ Hmm.. kalau kau dapat Shining Dream berarti kau akan mewawancari Direktur utamanya,WAHHHHH…”

“ Memangnya kenapa?”

“ Dengar-dengar dia masih mudah dan sangat tampan lohh..”

“ Ahh mana mungkin.. Perusahaan sebesar itu pastilah pemimpinnya seorang ahjusshi tua.”

“ Mungkin saja benar kalau pemiliknya memang seseorang yang tampan dan muda.”

“ Kalupun begitu kau kira aku akan menggodanya?”

***

          “ Yoonmi,apa rencanamu sekarang?”

“ Mungkin aku akan mengadakan kerjasama dengan beberapa perusahaan design,omma.. Aku kan masih termasuk desainer baru dan belum berpengalaman. Mungkin susah kalau mendapatkan perusahaan yang besar.”

“ Sejak kau pulang dari Paris setahun yang lalu,kau masih belum mendapatkan perusahaan yang kau mau? Waktu di Paris kau kan termasuk desainer ternama sebelum kau memutuskan untuk kembali ke Korea.”

“ Ne.. Tapi aku tidak mau asal memilih perusahaan saja,omma,aku tahu aku ini memang pemilih,tapi apa salahnya demi mendapat yang terbaik.”

“ Lagian kau kan sudah berhasil di Paris. Kenapa kau memutuskan kembali ke Korea? Kau kan bisa kembali ke sini beberapa waktu saja. Tidak usah sampai menetap di sini.Sekarang kau memulai dari nol lagi.”

“ Aku ingin dekat dengan Yoonhee,omma,aku sudah meninggalkannya terlalu lama 14 tahun aku berada di Paris dan ia sampai sekarang tidak tahu bahwa aku adalah ibunya.” Yoonmi menatap karpet di bawah kakinya dengan pandangan menerawang.

“ Sudahlah Yoonmi,Yoonhee tidak perlu tahu apa-apa. Sudah cukup omma membiarkanmu dekat dengannya sebagai kakak. Kalau kau memberitahukan yang sebenarnya,itu akan merusak semuanya.”

“ Tapi ia sudah berumur 17 tahun,omma,aku rasa ia cukup dewasa untuk mendengar kenyataannya.”

“ Daripada kau membahas anak itu terus lebih baik kau mengurusi hidupmu saja. Kapan kau akan menikah? Yoonmi kau tidak berpikiran untuk tidak menikah kan? Soal Yoonhee dan masa lalumu,kau lupakan saja. Anggap saja Yoonhee memang benar-benar adikmu bukan anakmu. Kau di Paris selama 14 tahun untuk menata hidupmu yang rusak kan? Kau kembali untuk bahagia dan sukses bukan untuk kembali melihat ke belakang.”

“ Aku tahu,omma,tapi aku ingin siapapun suamiku nanti bisa menerima kalau aku sudah mempunyai anak.”

“ Yoonmi,omma kan sudah bilang,anggap saja Yoonhee itu adikmu. Ia juga tidak tahu apa-apa kan?”

“ Ne,omma,tapi cepat atau lambat ia akan tahu.”

“ Lalu kembali ke pernikahan. Kau sudah ada calon? Apakah di Paris kau tidak mempunyai namjachingu? Apa kau tidak laku begitu?”

Yoonmi terdiam,memang sejak ia SMA audah banyak namja yang menyukai bahkan mengejarnya. Tapi semua itu tidak ia pedulikan. Waktu ia melanjutkan S2,ia memang pernah berpacaran dengan satu namja dan namja itu sudah melamarnya. Tapi Yoonmi ingin melanjutkan karirnya dan tidak ingin menikah dulu,sehingga ia menolak lamaran namja itu.

“ Omma memangnya kenapa kalau aku tidak menikah?”

“ Kau tidak mau menikah? Yaa!Apa yang ada dalam pikiranmu? Kau mau hidup sendirian seperti itu? Kau tahu kan appa dan ommamu ini tidak akan hidup selamanya.”

“ Apa yang omma inginkan jika aku menikah? Aku sudah memberikan cucu untuk omma. Lalu apa lagi?”

“ Omma hanya ingin kau bahagia bersama namja yang baik. Omma tahu kau trauma,apalagi waktu di usia yang masih terbilang anak-anak itu,kau malah sudah mempunyai anak dan sampai sekarang kau tidak mau memberitahukan siapa namja itu.”

“ Kalau soal siapa yang akan menikah denganku nanti. Aku yakin kalau memang aku berjodoh dengan seseorang aku pasti bertemu dengannya.”

“ Kau ini… Jodoh mana bisa datang sendiri. Kalau kau tidak mulai mencarinya,kau tidak akan mendapatkannya. Kau itu sudah berumur 30 tahun,sudah waktunya kau berkeluarga dan memberikan omma seorang cucu dari pernikahan yang sah.”

“  Sampai kapan omma tidak menerima kehadiran Yoonhee?”

***

Saena pov

Aku masih memikirkan tugas akhir itu,saat tiba-tiba ada sebuah tangan yang menutup mataku. Tanpa diberitahu pun,aku sudah tahu itu adalah ulah adikku yang terkeal cool di sekolah,tetapi di rumah ia bisa berubah menjadi kebalikannya.

“Minhoo,lepaskan tanganmu dari mataku.” Aku berusaha melepaskan tangannya.Ia hanya tertawa dan kemudian melepaskan tangannya dari mataku. Dasar!

“ Noona,kenapa kau melamun? Sedang jatuh cinta?”

“ Aniya..”

“ Sebenarnya kenapa sih kalau di sekolah kita harus berpura-pura tidak saling mengenal?”

“ Minho-ah,kau sudah tahu jawabannya kan? Walaupun tidak kuberitahu sekalipun.”

“ Karena para fansku itu? Noona,masa kau takut dikeroyok oleh para penggemar adikmu yang super tampan ini?”

“Super tampan? Cihh… Itu kan menurut para penggemarmu yang kurasa mempunyai  gangguan di otaknya karena menganggapmu tampan.”

“ Tapi memang aku tampan..”

“ Cuihh..”

“ Lalu kalau kau tidak takut dikeroyok,apa alasanmu melakukan itu? Apa kau malu mengakui aku ini adikmu? Ayolah noona,kau itu sudah tingkat tiga.. sebentar lagi juga kau akan lulus.”

“ Kalau mereka tahu aku adalah noonamu. Mereka hanya akan mendekatiku karena ingin dekat dengan kau. Itulah yang membuatku tidak pernah mengumbar tentang aku adalah anak dari komisaris utama SYN Star,perusahaan milik appa. Mereka hanya akan mendekatiku karena harta,karena kedudukan,yang aku cari adalah ketulusan.”

“ Ternyata pemikiranmu bijaksana,noona.”

“ Aku juga tidak mau menyombongkan diri sepertimu. Baru masuk dua minggu di sekolah saja,semua orang sudah tahu kau putra komisaris utama SYN Star.”

“ Bukan aku yang memberitahu mereka! Omma yang memberitahu kepala sekolah waktu mendaftarkan aku di sekolah itu.Aku juga tidak tahu maksud omma yang sebenarnya.”

“ Ahh begitu?”

“ Aku heran sekali,waktu kau masuk ke sekolah itu,rasa-rasanya omma tidak sampai harus menemui kepala sekolah.”

“ Itu karena kau anak kesayangan omma.”

“ Ayolah noona,jangan iri seperti itu.Omma juga menyayangimu.” Aku tersenyum mendegar perkataannya,terkadang di saat-saat tertentu Minho bisa menjadi dewasa,bahkan lebih dewasa dibandingkan aku.

“ Kenapa kau tersenyum? Kau juga mengidolakan aku noona? Apa perlu aku tandatangan di dinding kamarmu?” Sedetik yang lalu aku masih berpikir dia dewasa,tapi sekarang lihat saja! Ia berhasil merusaknya hanya dalam waktu satu detik.

“ Enak saja.. Mintalah hal itu pada para fansmu yang menggilaimu.”

End of the pov

***

Yoonhee pov

Aku tidak bisa berhenti tersenyum sejak pulang sekolah tadi. Aku masih memikirkan tentang keberuntunganku itu. Aku senang sekali.. Semoga saja aku benar-benar bisa mewawancarai langsung ayah dari pangeranku.

Pangeranku?

Baiklah itu terlalu berlebihan. Lagipula Choi Minho itu dua tahu di bawahku. Apa jadinya kalau aku mempunyai namja chingu yang lebih muda dari aku? Belum pernah kubayangkan sebelumnya.Tapi kharismanya membuatku merasa sulit bernafas setiap berada di dekatnya. Makanya aku mengabaikan perbedaan umur.

Aku bukan tipe sunbae yang mudah menyukai hoobaeku. Tidak seperti orang lain yang setiap tahun ajaran,langsung mempunyai incaran dari hoobae,seperti tahun lalu. Aku juga tidak berminat pada mereka yang baru saja menginjakkan kaku jadi murid SMU.

Terkecuali Minho,dari awal aku melihatnya aku sudah menangkap sinyal berbeda yang dikirim dari hatiku. Bukannya aku ikut-ikutan yeoja lain yang mengidolakannya karena ia tampan dan cool. Aku rasa semua namja yang punya karakter itu ada banyak.Tapi buatku Minho adalah segalanya. Walaupun ia sudah tidak memenuhi criteria namja idamanku.

“ Yoonhee,kenapa kau hari ini terlihat bahagia?” Aku menoleh ke samping dan menadapati Yoonmi eonni sudah duduk di sebelahku.

“ Biasalah,eonni,jatuh cinta..” Aku memang baru bertemu dengan Yoonmi eonni lagi setahun yang lalu.Sebelumnya mungkin waktu aku berumur 6 tahun.Lalu waktu aku berumur 7 tahun,Yoonmi eonni pergi ke Paris lagi untuk kuliah dan melanjutkan karir. Walaupun baru setahun ini aku benar-benar mengenalnya,aku sudah sangat dekat padanya. Mungkin karena memang harusnya seperti itu hubungan kakak adik yang baik.

“ Jatuh cinta? Hahahahahaha… Omo.. Kau sudah besar rupanya.”

“ Aku kan sudah 17 tahun eonni.. Lagipula namja ini lebih mudah dariku.”

“ Lebih muda?”

“ Ne,dia adalah hoobaeku.”

“ Ternyata kau penyuka namja yang lebih muda darimu ya.”

“ Ani.. bukan begitu,eonni,hanya saja dia berbeda dari namja yang lainnya. Walaupun ia tidak memenuhi criteria pria idamanku.”

“ Hahahahahah… Kapan-kapan kau kenalkan dia pada eonnimu ini ya.”

“ Itu bisa diatur.” Aku mengedipkan sebelah mataku pada Yoonmi eonni yang dibalasnya dengan tertawa kecil.

“ Eonni kenapa kau tidak mencari namjachingu?” Aku mulai bertanya hal yang berhubungan dengan kisah cintanya. Selama ini Yoonmi eonni sangat menutupi dari kehidupan asmaranya. Tidak seperti aku yang selalu mengumbar apa saja di depannya. Apa aku ini terlalu ember ya?

“ Kenapa kau bertanya seperti itu?”

“ Bukan apa-apa,hanya penasaran saja kapan eonniku ini memberikan seorang oppa padaku..”

“Molla,eonni juga tidak tahu,mungkin belum menemukan namja yang cocok,lagipula eonni ingin berkarir dulu.”

“ Kan sudah waktu di Paris.” Aku heran kenapa eonniku ini workaholic sekali. Karena ia sekolah design,secara otomatis ia tidak bisa di tempatkan di perusahaan appa. Sayang sekali,jadi aku yang harus sekolah bisnis untuk membantu appa di perusahaan. Aku juga tidak mengerti sepertinya hubungan appa dengan aku maupun dengan Yoonmi eonni tidak terlalu baik.Appa memang pribadi yang keras dan dingin. Makanya aku sulit untuk dekat dengan appa.

“ Eonni belum puas,kalau eooni belum menjadi seorang desainer terkenal.”

“ Kau ini tidak pernah puas,eonni,Aku boleh bertanya satu hal tidak?”

“ Ne.. ada apa?”

“ Kenapa eonni tidak sekolah bisnis saja untuk membantu di perusahaan appa?”

“ Waeyo?”

“ Aku hanya bertanya.”

“ Eonni tidak terlalu dekat dengan appa dan eonni memang tidak menyukai kerja seperti itu. Membosankan.”

“ Begitukah? Lalu bagaimana dengan perusahaan appa? Tidak mungkin kan appa hanya bekerja seorang diri tanpa dibantu oleh anak-anaknya? Makanya aku memutuskan kuliah di bidang management,agar aku bisa membantu appa,mungkin..”

“ Nah.. kalau begitu kau saja,eonni lepas tangan.” Yoonmi eonni mengacak rambutku.

“ EONNI…”

End of the pov

***

Author pov

“ Aku ingin berbicara sesuatu yang penting.” Choi Yunjoo,ibu dari Choi Minho dan Choi Saena serta istri dari komisaris utama SYN Star,melipat kedua tangannya di dada dan menatap suaminya lurus-lurus.

“ Soal apa?” Sang suami hanya menanggapi perkataan istrinya dengan nada santai seolah-olah istrinya hanya akan membicarakan sesuatu yang tidak penting.

“ Soal anak itu..”

“ Anak itu?”

“ Kau jangan berpura-pura tidak mengerti perkataanku,kau tahu siapa yang kumaksud.”

“ Memangnya ada apa dengan Saena?”

“ Sampai kapan kita akan mempertahankannya?”

“ Apa salahnya? Kita kan sudah merawatnya dengan baik selama ini.”

“ Karena itulah sudah saatnya kita kembalikan dia.”

“ Apa maksudmu dengan kembalikan?”

“ Saena kan bukan anak kandung kita,yeobo,kau tahu dia cuma anak angkat.Waktu itu kan kita tidak punya anak,jadi kita mengangkatnya. Tapi sekarang setelah kita mempunyai anak sendiri,apa masih perlu kita mempertahankannya?”

“ Kita sudah merawatnya selama 17 tahun. Apa dia tidak berarti untukmu? Walaupun dia bukan anak kandung kita,tapi kita yang membesarkannya. Apa tidak ada ikatan antara dirimu dan dia?”

“ Aku tidak akan mempunyai ikatan apapun pada anak yang bukan darah dagingku sendiri,yeobo.”

“ Lalu apa yang kau inginkan? Membuangnya begitu? Di mana hatimu? Kita yang mengangkatnya sebagai anak. Kita sudah berjanji tidak akan membeda-bedakan mana yang anak kandung dan anak angkat. Kau sudah setuju akan hal itu kan?”

“ Tapi itu dulu sebelum kita mendapatkan Minho… Tapi setelah Minho lahir,Saena tidak lebih hanya sekedar anak angkat untukku. Selama ini aku sudah berusaha tidak membeda-bedakan mereka,tapi kenyataannya perasaanku tida bisa menyatu dengan Saena.”

“ Tidak bisakkah kau mencoba? Selama ini aku lihat kau tidak pernah berusaha mendekati anak itu. Setelah Minho lahir,kau seolah-olah tidak pernah mengenal Saena.”

“ Untuk apa aku peduli pada anak angkat kalau anak kandungku membutuhkanku?”

“ Kau selalu berkata seperti itu. Tidakkah itu akan menyakitkan untuk Saena? Kau bisa kan menganggapnya anak kandungmu.”

“ Anak angkat ya anak angkat mana bisa dianggap sebagai anak kandung.”

Mereka tidak tahu ada seseorang yang mendengar pembicaraan mereka. Saena,anak yang mereka ributkan sedang berada di luar pintu kamar mereka,berusaha dengan kuat menahan air matanya.Bahunya bergetar hebat,seolah tidak sanggup menahan desakan air mata.

“ Anak angkat…” suara yeoja itu terdengar lirih dan menyayat hati. Luka batin karena selama ini ommanya seolah-olah hanya menganggapnya bayangan,bertambah besar karena ia tahu ternyata ia memang hanya bayangan di rumah itu. Anak angkat yang terbuang karena kehadiran anak kandung.

Anak angkat yang hanya dirawat ketika mereka tidak mempunyai anak sendiri,lalu dibuang begitu mereka mendapatkan anak. Seperih itukah kehidupan yang harus dijalaninya saat ini?

***

To Be Continued 

 

40 responses to “Whether I Hate You Or Not (Chapter 1)

  1. Pingback: Without Words (Chapter 3) | FFindo·

  2. Pingback: Whether I Hate You or Not (Chapter 13) | FFindo·

Leave a comment