Begins of Revenge [CHAPTER 8]

Ini bukan ff ditjao, melainkan ff titipan dari salah seorang teman. Harap memberikan apresiasi berupa komentar setelah membaca ya, terima kasih sebelumnya.

Previous :

CHAPTER 1 – CHAPTER 2 – CHAPTER 3 – CHAPTER 4 – CHAPTER 5 – CHAPTER 6 – CHAPTER 7

Begins of Revenge 2

 

Tittle : begins of revenge [good bye]

Genre : romance and sad

Type : chapter

Main cast : xi luhan dan park ahrin

Other cast :  park chanyeol

Author : lee hae min (uniara)

Artwork : park ahrin (amira)

Note : dont copas this ff, anehkah? hahaha

Happy reading 🙂

Author pov:

Tokyo, japan

 “permisi nona, apa nona pernah melihat yeoja ini?” tanya seorang namja berperawakan jangkung, agak sedikit kekar namun memiliki wajah tampan itu pada seorang nona penjual cemilan sembari memperlihatkan selembar foto. 

Picture1y

 

Ya foto seorang yeoja. Yeoja berperawakan manis dan cantik. yeoja yang selama ini ia sangat rindukan.

“gomennasai, tapi aku tidak pernah melihat gadis yang berada didalam foto ini.”ujar nona penjual cemilan yang membuat semburat kekecewaan pada wajah namja tampan tersebut. Helaan nafas ia kembuskan untuk kesekian kalinya. Pikirannya sangat kacau. Ia tidak tahu harus berbuat apalagi. Ia sudah lama sekali mencari yeoja yang berada didalam foto tersebut. Namun hasilnya tetap saja nihil seperti tadi. Hanya doa yang bisa ia panjatkan pada tuhan agar ia mendapat petunjuk tentang keberadaan yeoja yang ia cari.

Drt…drt…

Tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Dengan cekatan namja tersebut mengangkat panggilan telepon tersebut.

“moshi-moshi..”

“dengar, jika kau ingin tahu keberadaan park ahrin, sebaiknya kau turuti semua perintahku sekarang!”ujar penelepon disebrang sana dengan nada seikit mengancam.

“aish.. kau ini siapa? Bagaimana kau tahu jika aku mencari park ahrin?”tanyanya yangsedikit kebigungan.

“kau tak perlu tahu, yang kau perlu lakukan hanya ikuti saja perintahku!”

Tuuuuuuuuuuuuuuuuuut

Dan panggilan itu terputus seketika setelah seseorang disebrang sana memberitahukan bahwa ia tahu keberadaan ahrin. Pikiranya kini semakin kacau setelah mendapat penelepon dari seseorang yang bisa dibilang akan membantunya atau mungkin malah akan membuat dirinya dan juga yeoja yang ia cari dalam bahaya.

Author pov end

***

“lu-han…….”

Disana aku mendapati seorang namja sedang berdiri. Namja yang sudah tidak asing lagi bagiku. Namja yang selama ini benar-benar aku rindukan ah ralat bukan hanya benar-benar namun sangat kurindukan. Sesosok wajah keras namun tampan itu kini sangat nyata berdiri dihadapanku.

“ahrin-ah, apa ini benar-benar kau?”tanyanya padaku dengan intonasi sedikit khawatir. Lidahku kelu seketika. Tubuhkupun rasanya seperti membeku. Yang bisa kulakukan hanya mengangguk untuk menimpalinya.

Tanpa basa-basi, namja dihadapanku ini memeluk dengan sangat erat sembari mengelus rambutku dengan lembut.

“syukurlah, kau baik-baik saja… apa kau tahu bagaimana perjuangan oppa agar bisa menemukanmu? Oppa tidak hentinya melacak keberadaanmu.”

“mi..mianhe oppa, maaf telah membuatmu susah…”ujarku.. dan tanpa kusadari airmataku mengalir. Ya dia adalah choi seunghyun, oppa ku. Oppaku yang selama ini aku rindukan, oppaku yang selama ini ingin kutemui sekarang berada dihadapanku, memelukku dan mengkhawatirkanku. Meskipun dilain hati aku merasa kecewa karena sosok yang kudapati bukan xi luhan, melainkan oppaku. tapi bagiku ini cukup untuk meluapkan semua yang kurasakan saat ini.

Sementara chanyeol yang melihat sebuah adegan dimana kakak beradik sedang berpelukan karena mereka terpisahkan ulah namja bernama xi luhan, hanya bisa kebingungan dan mungkin tertegun lebih tepatnya.

“ahrin-ah sebaiknya kau pergi dari rumah ini. kita memulai kehidupan bersama lagi.”

Kalimat itu yang ingin kudengar sedari dulu. Terbebas dari jeratan luhan dan kembali hidup bersama kakakku. Tapi…. kenapa, rasanya aku tidak gembira.. mesikpun telah mendengarnya. Dan Karena sekarang aku telah bertemu kakakku, jadi tidak ada alasan lagi bagiku untuk tinggal dan mengharap kehadiran xi luhan. Benarkah itu?

“ayo kita pergi selagi tidak ada namja brengsek itu!”paksa oppaku yang menarik lenganku dengan tiba-tiba.

“sirro..” kuhempaskan genggammannya, dan tampaknya membuat oppa kaget.

“wae? Bukankah kau disini menderita? Dia memperlakukanmu seperti sampah! Untuk apa kau bertahan dirumah ini. Cuih tidak sepantasnya kusebut ini rumah, lebih tepatnya neraka.”

“ak..aku tidak mau oppa, aku ingin menunggunya pulang.”

“menunggunya pulang? Apa kau sudah gila park ahrin? Kau memikirkannya, belum tentu namja keparat itu memikirkanmu. Ingatlah satu hal ahrin, kau hanya segelintir dari kehidupannya yang ia anggap tidak penting!”

Ne oppa, adikmu memang sudah gila. Ia terjatuh terlalu jauh kedalam kehidupan namja bodoh itu. tidak ada jalan keluar, karena aku benar-benar tersesat didalam dunianya sekarang.

“aish.. palliya!”paksanya dengan kasar, sembari sedikit menyeretku keluar rumah.

“sirreo oppa, sirreo”ucapku yang terus meronta-ronta agar oppa mau melepaskan gengamannya dan mengizinkanku untuk tetap tinggal dirumah luhan.

“yya, kenapa kau seperti ini?”

“itu.. karena aku… aku mencintainya.”

“APA KAU BILANG? MENCINTAINYA JANGAN BERCANDA.!!!!!!!”

Tiba-tiba saja oppa melayangkan sebuah tamparan yang cukup keras kearahku. Aku hanya bisa memejamkan mataku karena aku tahu pasti itu rasanya sangat sakit.

Plakkk……..

Tunggu, mengapa tamparan itu tidak mendarat kearahku. Apakah aku mati rasa? Ah tidak.. perlahan kubuka mataku dan mendapati seseorang berada tepat didepanku. Pipinya memerah,. Ia merasakan tamparan keras dari kakakku, lebih tepatnya melindungiku.

 “gwenchana ahrin?” tanyanya yang masih bisa tersenyum padahal Aku tahu dia kesakitan, tapi kenapa? Kenapa sampai saat ini ia terus saja melindungiku.

“masih bisa-bisanya kau tersenyum? Dasar namja bodoh”ujarku sembari menghapus air mata yang sedari terus saja mengalir. Hanya senyum yang ia perlihatkan setelah melihat reaksiku. Ayolah chanyeol mengapa disaat kau tersakiti kau masih bisa tersenyum……

“mianhe, telah menganggu kalian berdua. Tapi sebaiknya kau.. ya kau hyung. Tidak sepantasnya kau mempelakukan yeoja sekasar itu, apalagi yeoja itu adikmu.”tunjuknya dengan wajah penuh amarah.

“kau? Bukankah kau.. aish aku tidak peduli!! Sebaiknya kau enyah!”

“sirreo!”

“YYA, JANGAN BUAT AKU NAIK PITAM BOCAH!”

“apa kau mau memukulku? Pukul saja jika kau bisa!”tantang chanyeol pada oppaku yang emosinya benar-benar tersulut.

Bugh…..

Dan dengan satupukulan itu chanyeol jatuh tersungkur. Ia meringis kesakitan. Tapi oppa sepertinya tidak ada ampun, ia terus saja menghajar chanyeol. dengan lihai ia melayangkan tinjunya pada tubuh dan bahkan wajah chanyeol. sudah dipastika chanyeol mendapatkan luka lebam yang tak terhitung jumlahnya.

“ahhhhhhhhh, hentikan oppa! Hentikan, jangan sakiti chanyeol.”pintaku pada oppa. dengan terus memukul –mukul dan menguncang-guncang oppa.

“diam saja kau ahrin!” teriaknya yang kemudian tanpa sengaja mendorongku dengan kasar.

Aku jatuh tersungkur ke taman akibat dorongannya. Sakit. Sangat sakit sekali. Oh tuhan, mengapa semua kejadian ini terjadi. apa salahku, disaat aku menemukan setitik kebahagiaan tiba-tiba saja beribu-ribu titik penderitaan bermunculan.

“op..pa jebal… jangan sakiti chanyeol.”ucapku dengan sangat lirih. Kepalaku tiba-tiba saja sangat pening. Bagai ditusuk ribuan jarum. Mataku mulai memburam namun aku mencoba berdiri tapi rasa nyeri diperut mulai menjalar. Aku tidak tahan. Sakit sekali. Tuhan tolong aku.

“arghhhhhhhhhhhh, neomu appo”lirihku

Oppa yang melihatku kesakitan dengan cekatan, berlari kearahku. Kulihat chanyeolpun melakukan hal yang sama seperti oppa. mengapa wajahnya sangat cemas sekali.

Brukk…..

***

Luhan pov:

Bandara internasional korea selatan, incheon

Aku kembali, ya aku kembali setelah beberapa minggu aku berada dijepang untuk mencari namja brengsek itu. namja yang telah membuat adikku benar-benar pergi selamanya. Aku terus mencarinya, tapi hasinyla nihil. Semua sumberku mengatakan kalau choi seunghyun benar-benar enyah dari jepang. Dan tidak diketahu keberadaannya sekarang.

Dengan langkah gontai aku menuju taksi. Kurebahkan tubuhku kedalam empuknya kursi taksi. Kini pikiranku melayang-layang entah kemana. Tanpa sadar taksi yang kutumpangi ini telah sampai didepan rumahku. Dengan cepat kuberikan beberapa lembar uang dan keluar dari taksi yang kutumpangi. Sesegera mungkin diriku memasuki rumah. Kubuka knop pintu, dan kudapati suasana yang tampak sepi. Sangat sepi.. aneh kemana semua orang. Terutama yeoja itu. apa dia kabur?

“ahrin!! Yya ahrin!! Dimana kau?” teriakku dengan kencang.

Kucari kesetiap sudut rumah tapi tetap saja, sosoknya tidak kunjung muncul.

“AHRINNNNNN!”

Kutendang  meja dengan kasar. Rasanya emosiku benar-benar sudahmencapai ubun-ubun. Sial, yeoja itu kabur. Dan bahkan yang lebih parah dia kabur bersama chanyeol. aku harus segera mencari yeoja sial itu.

Kulangkahkan kakiku menuju garasi, namun anehnya.. mataku mendapati cairan merah yang menggumpal telah mengotori hijaunya taman. Kuamati dengan seksama. Darah. Pikirku cepat. Tunggu mengapa bisa ada darah disini? Apa terjadi sesuatu?

Drt………drt……

Ponselku tiba-tiba saja bergetar, dan saat kulihat ada panggilan masuk.chanyeol ya namja itu yang menelepon.

“yya kau dimana sekarang? Mana yeoja itu? jangan bilang kau kabur bersamanya hah!” tanpa basa-basi diriku langsung membentak chanyeol dengan penuh emosi. Namun bukannya bebalik malah, namja jangkung itu menjawabnya dengan nada penuh kekhawatiran.

“hyung kau dimana sekarang? Se..sebaiknya kau harus menuju rumah sakit seoul.”

“apa maksudmu?”

“ini..ten..tang ahrin”cicitnya.

Ahrin? Apa maksudnya ini. Apa yang terjadi pada yeoja itu. apadia terkena sabitan pisau? Sehingga ia terluka.

Khawatir mungkin ya, tapi lebih tepatnya penasaran yang sekarang membelenggu diriku.

Ku kemudikan mobilku dengan sangat kencang tanpa erduli akan menabrak pengunna jalan lainnya. Setelah sampai ditempat tujuan, aku segera menuju lobby rumah sakit untuk menanyakan kamar park arin. Sang suster memberitahukan jika ahrin saat ini sedang berada di icu.

Langkahku sengaja kupercepat. Dan pada akhirnya ku temukan ruang icu, disana kudapati dua orang namja dengan wajah cemas. Salah satu namja itu adalah sahabatku, dia park chanyeol. namun yang membuatku kaget adalah pada namja satunya lagi yang sedang berdiri didekat chanyeol. namja yang selama ini kucari ternyata berada disisi chanyeol. namja brengsek itu mengapa ia bisa ada disini. Saat itu juga emosiku kembali naik.

Bugh……..

Tinjuku melayang tepat dipipinya.

“akhirnya kutemukan juga dirimu choi senghyun! Namja brengsek! Kau dan adikmu benar-benar breng…”

Bugh……….

Top membalas pukulanku. Shit, tak kenal ampun juga.

“jaga ucapanmu bocah tengik.”ancamnya sinis sembari memegang dan meremas kerah bajuku.

“MENGAPA? APA KAU TAKUT? SEHARUSNYA AKU JUGA MEMBUNUH ADIKKMU SEHINGGA KAU MERASAKAN YANG KURASAKANN SAAT INI!”

BUGH……

“YYA, SHIT DASAR KAU NAMJA BRE….”

“KAU SUDAH MEMBUNUHNYA XI LUHAN!! KAU PUAS SEKARANG?”ujarnya dengan penuh pilu di setiap kata yang ia ucapkan.

“MEMBUNUNYA? BAGUSLAH JIKA FAKTANYA SEPERI ITU..”

“DASAR NAMJA TIDAK PUNYA HATI….” kepalan tangan top kini megarah kembali ke wajahku.

“HENTIKAN KALIAN BEDUA!  Apa kalian tidak sadar ini rumah sakit, sebaiknya kalian membicarakan ini dengan kepala dingin.” Chanyeol mengambil tempat untuk melerai kami berdua yang terlibat adu jotos.

“kau tidak ada urusannya park chayeol, ini urusan kami berdua.”ujarku dengan mantap.

“hyung kau tidak tahu dengan keadaan ahrin yang sebenarnya..”

“bukankah sudah dikatakan oleh kakaknya, yeoja itu sudah tidak ada. Apa penjelasannya tidak cukup?”

“kau benar-benar tidak punya hati xi luhan!!”

“aigoooo, apa kau juga memiliki hati memiliki rasa ampun ketika membunuh adikku? Tentu tidak sama sekalikan. Begitu juga dengan diriku.”

Kemdian ia kembali mengepalkan tangannya, kukira tinju itu akan kembali bersarang pada wajahku tapi ternyata tidak… top melepaskan tinjuannya kerah tembok rumah sakit. Kepalanya ia tundukuan dan tiba-tiba saja tubuhnya bergetar seolah-olah ia sedang terguncang hebat. Dan tanpa kusadari saat itu juga aku baru pertama kalinya melihat seorang top, mengeluarkan air matanya.

“aku tahu itu salahku xi luhan. Kau pantas menghukumku atas pebuatanku pada adikmu-sehun. Tapi.. jebal..jangan pernah kau menghukumnya atas dasar diriku. Mengapa harus ahrin luhan.. WAE????”

Aku hanya diam tak bergeming, namja dihadapanku ini begitu rapuh. Apa benar ahrin sudah tiada. Jika benar, mengapa chanyeol mengatakan seolah-olah ahrin masih hidup.

 “kau seharusnya langsung membunuhku saja. Bukan membunuh ahrin secara perlahan!!! Apa kau tahu dia hampir mati SETELAH MENGALAMI PENDARAHAN YANG CUKUP HEBAT HAH!”

“pendarahan? Apa maksudmu?” tanyaku keheranan.

“kau.. ya kau.. namja bernama xiluhan, anak dari keluarga oh.. pewaris perusahaan oh company, kau telah MENGHAMILINYA… DAN MEMBUAT IA KEGUGURAN…..dan yang lebih menggelikan lagi adikku malah menyukai namja ah tidak.. sampah sepertimu xi luhan!”

Mataku terbelalak seketika. Aku benar-benar tidak percaya apa yang dikatakan top saat ini. Jadi setelah insiden di hotel itu, ahrin.. ternyata ia hamil. Ia mengandung calon anakku. Kulihat chanyeol, kuharap ia memberitahu bahwa yang dikatakan top itu tidak benar. Namun chanyeol hanya memberikan senyum kecut dan tatapan seolah olah ingin mengatakan “inilah kenyataannya hyung”

Bagai tersambar petir disiang bolong. Aku tak pernah berpikir sebelumnya jika kejadian dihotel itu akan mengakibatkan ahrin menderita seperti sekarang ini. Betapa bodohnya dirimu xi luhan, kau menghancurkan hidup seseorang karena sebuah nafsu untuk membalaskan dendam sematamu.

Kusenderkan tubuhku ketembok dan perlahan kubiarkan tubuhku merosot kelantai rumah sakit yang dingin.

“kau.. ya kau.. namja bernama xiluhan, anak dari keluarga oh.. pewaris perusahaan oh company, kau telah MENGHAMILINYA… DAN MEMBUAT IA KEGUGURAN…..dan yang lebih menggelikan lagi adikku malah menyukai namja ah tidak.. sampah sepertimu xi luhan!”

Kalimat itu terus saja mengujami pikiranku. Tidak bisa kulupakan sungguh demi tuhan aku tidak bisa. Kau namja keparat xi luhan ya kau tidak pantas disebut manusia. beribu-ribu penyesalan dan perasaan kecewa memenuhi otakku. Semua orang menhujatku, tapi itu pantas. Bahkan dunia mengucilipun itu sangat pantas untukku. Dibalik penglihatannku yang sedikit memburam akibat cairan bening yang sedang mengalir dipelupuk mataku, kulihat sosok sehun. Ya itu benar dia. Dia sedang berdiri tepat dihadapanku. Apa ini sudah gila? Atau hanya imajinasiku saja. Sehun tampak jelas sekali.

“hyung, aku memang menginginkan top menerima ganjarannya, tapi tidak dengan cara seperti ini. kau sudah keterlaluan hyung, kau membuat yeoja itu menderita.. aku kecewa padamu……”ucapnya lirih sangat lirih. Ekspresi wajah kekecewaannya itu sangat jelas sekali terpampang.

Tuhan…….bahkan sehun-pun menyalahkanku. Apa ini balasan untukku tuhan?

Pintu ruang icu terbuka, seorang dokter keluar dari ruangan tersebut. Bergegas kami bertiga menanyakan kondisi ahrin saat ini.

“bagaimana keadaannya?”tanya top

Sang dokter hanya tersenyum untuk memberikan ketegaran pada kami bertiga.

“nyonya park ahrin, keadaannya berangsur membaik. Namun saya mengkhawatirkan jika kondisi psikis dan kejiwaannya akan terganggu akibat mengalami keguguran.”jelas sang dokter penuh perincian.

“maaf dokter, apakah saya boleh melihatnya?”tanyaku.

“ne, tapi saya harap anda tidak melakukan pembicaraan seputar kegugurannya itu.” Hanya anggukan yang kuberikan. Dengan berani dan mantap kubuka knop pintu ruang icu. Inilah saatnya xi luhan, kau akan melihat yeoja yang selama ini kau buat menderita. Jika bisa ku mengumpat mungkin aku akan mengumpat. Tapi ini adalah tanggung jawabmu, semua salahmu. Kau yang memulai dan kau juga yang harus mengakhirinya.

Disana ya di sebuah kasur pasien terbaring seorang yeoja. Yeoja yang memiliki paras cantik itu sekarang berwajah sendu. Tidak ada kebahagiaan terselip di wajahnya. Ia menatapku dengan penuh nanar.

Luhan pov end

***

Author pov:

Hanya kesedihan yang diperlihatkan yeoja bernama park ahrin. Keadaannya tidak bisa dibilang baik bahkan mungkin cap buruk menempel didirinya. Ia masih tidak percaya apa yang terjadi pada dirinya. Ketika ia kesakitan, ketika ia dibawa dirumah sakit dan ketika dokter memberitahunya bahwa ia mengalami keguguran. Itu semua merupakan pukulan terbesar yang pernah ia alami. Ia terus menangis sejadi-jadinya tanpa henti. Menghabiskan pasokan airmatanya yang mungkin tidak akan pernah habis.

Ia menganggap betapa bodohnya dirinya sampai-sampai ia tidak mengetahui kalau ia sedang mengandung janin dari seorang namja.. ya namja yang tega berbuat hal paling menjijikan pada dirinya.. yaitu xi luhan..

Knop pintu ruangannya terbuka setelah dokter yang memeriksanya tadi keluar. Oppanya atau mungkin chanyeol yang masuk, pikirnya begitu. Tapi apa yang ia lihat sekarang bukanlah keduanya. Melainkan sesok namja yang sudah lama ia tunggu kedatangannya… hatinya sakit, ketika melihat namja tersebut. Mengapa harus namja itu yang ia cintai, mengapa? Padahal ia telah membuatnya sampai seperti ini….

Perlahan namja itu mendekati ahrin dengan tatapan penuh penyesalan. Belum sampai namja itu-luhan menggapai ahrin. Ahrin menghentikannya.

“gomawo telah membuatku seperti ini… sangat membekas dihatiku”ucapnya lirih sembari tersenyum. Luhan tahu, senyuman ahrin itu hanya sebuah kepalsuan. Ia tidak mau terlihat menyedihkan dihadapan luhan.

“mianhe, ahrin-ah jeongmal mianhe…..”

“baru kali ini, aku mendengar kau mengucapkan kata maaf padaku. Apa perlu ada kejadian seperti ini, sehingga kau mengucapkan kata maaf?”

Kalimat ahrin merupakan tamparan terbesar untuk luhan. “Apa perlu ada kejadian seperti ini, sehingga kau mengucapkan kata maaf?” benar semua yang dikatakan ahrin benar. Luhan tidak pernah mengucapkan kata maaf padahal ia sering sekali mengkasari yeoja itu. Baru sekarang kata ajaib itu terlontar dibibirnya karena merasa dirinya begitu menyesal.

Luhan kembali mendekat kearah ahrin, ia tidak peduli jika ahrin akan memberontak bahkan mengkin akan mengamuk.

Tiba-tiba saja luhan memeluk ahrin. Ia mengunci ahrin kedalam kehangatan pelukannya. Erat sangat erat. Bahkan luhan menitikan air matanya.

“mianhe ahrin… kau boleh membunuhku saat ini juga…”

“LEPASKAN AKU XI LUHAN LEPASKAN!!”teriak ahrin yang terus meronta dan memukuli luhan. Mekipun merasakan sakit dari pukulan ahrin, luhan tetap memeluk yeoja itu. Semakin ahrin memberontak semakin kencang pelukan yang luhan berikan.

“jebal tolong maafkan aku ahrin…..”

“kau jahat xi luhan, kau namja terjahat dan terbejat yang pernah kutemui… kau tega melakukan itu padaku.. hiks.. hiks”

“aku tahu ahrin, aku tahu.. aku memang sampah aku memang bejat aku patut disalahkan..tapi kumohon maafkan aku…”pinta luhan dengan sangat memelas.

“kau tahu xi luhan.. aku selalu menunggumu. Tiap hari aku berharap dan berdoa agar kau cepat pulang.. sungguh bodohnya diriku, mendoakan namja seperti dirimu….. hahahahahaha”ucap ahrin yang hampir kesadaran normalnya sudah terganggu. Sorotan matanya kosong seperti tidak ada tanda kehidupan. Ahrin hanya terus tertawa, layaknya orang gila. Sedangkan luhan, ia masih merasakan pilu yang sangat dalam ketika melihat yeoja dipelukannya itu histeris.

“LEPASKAN AKU TUAN XI LUHAN! AHH TIDAAKKK AKU TAKUT JIKA TIDAK MENURUTI KEINGINANMU NANTI AKU AKAN DIPUKUL OLEHMU… AYO PUKUL TUAN XI…”ucap ahrin yang melepaskan pelukan luhan kemudian memegang tangan luhan. Ia mengisyaratkan pada luhan untuk menampar dirinya.

“ayo pukul…”

“ahrin-ah…..”

“YYA.. KUBILANG PUKUL YA PUKUL.. bukankah kau biasanya memukulku tuan xi luhan…hahahahahahahaha”

“ahrin sadarlah kumohon sadarlah.”pinta luhan dengan memegang kedua bahu ahrin, namun dengan cepat ahrin malah mendoronya. Sehingga namja itu jatuh tersungkur. Ia tidak marah jika yeoja itu mendorongya, yang iarasakan hanya adegan kepedihan. Dimana kejiwaan ahrin mulai terganggu.

“tuan xi…. Kau itu sangat tampan tapi ketampananmu itu merupakan kebusukanmu…. Betapa bodohnya diriku sampai-sampai aku bisa menyu…..arghhhhhhhhhhh appo…!” erang ahrin yang belum sempat meneruskan kalimatnya itu. Dengan sigap luhan kemudian bangkit dan menolong ahrin.

“park ahrin.. gwenchana?”

“appo, xi luhan appo…”

Samar-samar kesadaraan ahrin mulai melemah. Matanya sangat berat sekali, rasanya ingin sekali ia menutupnya. Sekilas ia melihat luhan yang sedang mengguncang-guncangkan tubuhnya. Tapi mengapa ia tidak merasakannya. Sama sekali tidak terasa…. Bahkan teriakan luhan tidak terdengar sedikitpun..

“AHRIN SADARLAH AHRIIIIIIIIINNNNNNN”teriak luhan, sehingga membuat top dan chanyeol yang sedari tadi menunggu diluar tiba-tiba saja masuk karena mendengar suara kegaduhan didalam ruang icu.

Mengapa oppa, chanyeol dan namja menyebalkan itu terlihat cemas. Apa ada sesuatu yang salah? Tuhan mengapa rasanya sama sekali tidak terasa… apa ini sudah waktunya untukku pergi?…….. Ucap ahrin dalam hati.

Dan detik kemudian kesadaran park ahrin benar-benar hilang.

***

Seperti biasa, matahari menampakan cahayanya. Seharusnya hari ini dilewatkan penuh dengan kesenyuman. Namun tidak dengan ke-empat anak manusia ini. mereka baru saja terjatuh kedalam lubang kesengsaraan. Dimana diantara salah satu dari mereka mengalami kesedihan dan kepedihan oleh seorang namja. Yang ternyata salah satu dari namja tersebut.

Setelah semalam mereka melewati masa sesi maaf dengan penuh ketegangan yang diakhiri dengan kejadian sang yeoja kehilangan kesadarannya. Mereka semua panik, terutama namja yang bernama luhan. Ia bukan hanya kaget melainkan ia ketakutan ketika melihat yeoja yang sebelumnya ia peluk itu kehilangan kesadarannya. Dokter sudah memeriksanya. Dokter berkata jika kejiwaan ahrin sedikit terganggu karena ia terlalu terpukul.

Kini terlihat seorang namja yang setia menunggu ahrin sedari malam, tertidur pulas di samping ranjang rumah sakit. Namja ini kelelahan. Dan semburat kekecewaanpun masih tetap melekat diwajahnya.

Perlahan ia mulai terbangun dari tidurnya. Kedua matanya langsung menangkap kasur rumah sakit. Ia terlonjak kaget. Apa yang dilihatnya benar ada, atau ini hanya halusinasi. Kemudian ia menampar-nampar pipinya untuk memastikan jika dirinya tidak sedang mengigau. Namun yang dilihatnyaini kenyataan.

Dikasur sudah tidak ada yang berbaring. Sosok yeoja manis nan cantik itu hilang entah kemana.

“ahrin.. park AHRIN KAU KEMANA.”teriaknya sehingga membuat kedua namja lainnya seperti top dan chanyeol terbangun. Mereka berduapun kaget bukan main setelah mendapati kasur yang sudah kosong namun rapih tersebut.

“ahrin-ssi kemana hyung?”tanya chanyeol penasaran. Namun si penjawab sepertinya tidak menggubris pertanyaannya itu, ia terus saja mencari ahrin disetiap sudut ruangan icu yang terbilang cukup mewah.

“hyung, sepertinya ahrin meninggalkan secarik surat.”ujar chanyeol yang menemukan sepucuk surat tergeletak di meja. Dengan segera luhan menghampiri chanyeol dan sesegera mungkin membaca surat yang chanyeol sebut itu dari park ahrin.

Untuk xi luhan

Mianhe, aku harus pergi… aku akan pergi jauh dari kehidupanmu.. aku tidak akan pernah mengusik kehidupanmu lagi … jangan pernah mencariku. Anggap saja aku tidak pernah ada. Aku harap jika kita bertemu lagi, kau sudah bahagia dengan yeoja yang kau cintai.

Park ahrin

“andwae park ahrin… kau jangan pergi… YYA PARK AHRIN…” seru luhan sembari berlari kearah luar rumah sakit. Ia mencari kesana kemari sembari terus berteriak nama ahrin. Namun Tak ada jawaban.

“ini kesalahanmu xi luhan, kesalahanmu…… ARGHHHHHHHHHHHHHHHHH!”

Tiba-tiba saja petir bergumuruh dengan sangat kencang dan saat itu juga turunlah hujan yang sangat besar. Namun niatan luhan untuk mencari ahrin terus saja berlangsung. Ia tidak henti-hentinya mencari ahrin, meskipun tubuhnya sudah basah kuyup. Ia tidak peduli dengan kodisinya, yang ia pedulikan saat ini hanya ahrin seorang. Ia memiliki firasat jika ahrin belum terlalu jauh dari rumah sakit.

Sementara itu disebuah halte bus tak jauh dari rumah sakit. Sosok yeoja yang luhan cari sedang terdiam. Ia gelisah dengan keputusannya. Tapi hanya dengan cara ini ia bisa memulihkan keadaanya menjadi normal kembali. Harus ada seseorang diantara mereka yang pergi. Dan jawaban itu adalah ahrin. Ya yeoja itu berniat untuk pergi jauh-jauh dari kehidupan luhan.

Bus jurusannya yang sedari tadi ia tunggu ternyata datang juga. Bus berhenti dan pintunya terbuka. Sebelum ia melengkahkan kakinya menuju bus, ia masih berpikir sejenak. Apakah keputusannya ini memang tepat atau tidak. Beberapa menit ia berpikir dan telah membuat keputusan final. Tekadnya sudah bulat.

“mianhe…”ucapnya seperti setengah berbisik. Ini langkah awal untuk memulai kehidupan baru. Masa lalu biarkanlah berlalu.

Luhan yang terus mencari ahrin, kini ia menuju halte bus. Ia berharap yeoja yang iacari berada disana. Namun saat dilihat nihil, yang ia lihat hanya sebuah bus pergi melaju karena sepertinya sang penumpang sudah menaikki bus tersebut.

“AHRIN…….KAU DIMANA????”teriaknya dengan wajah gelisah. Ia sudah lelah. Badanya menggigil akibat dingginnya air hujan. Tapi semangatnya mencari ahrin tidak patah.

“jeongmal mianhe xi luhan… semoga kita bisa bertemu lagi kelak.”ucap sang gadis sembari tersenyum meski kini setets air mata membasahi pipinya.

Luhan melangkah pergi dari halte bus dan berusaha kembali mencari ahrin. Begitupun dengan ahrin. Bus telah membawa sosoknya pergi menjauhi namja itu. Ditengah guyuran hujan yang sangat deras keduanya tidak menyadari, bahwa mereka sangat dekat..

Author pov end

Tbc part 9

72 responses to “Begins of Revenge [CHAPTER 8]

  1. Aq nangis thor…tp aq suka part ini.luhan harus menyesali perbuatannya. Keputusan ahrin sudah tepat.

  2. Pingback: Begins of Revenge [CHAPTER 12] | FFindo·

  3. Pingback: Begins of Revenge [Chapter 13] | FFindo·

Leave a comment